26

236 24 0
                                    

nayeon memandang putra semata wayangnya sendu "bunda mungkin akan selalu bisa memaafkan seluruh kekhilafan hyunjin, tapi sayang. hyunjin, bunda hanya menanggung malu. bunda tidak seperti ryujin yang menanggung malu dan rasa sakit. hyunjin harus merasa bersalah kepada ryujin" jelasnya

lidah pria tersebut benar benar kelu, luka tembaknya tak sesakit luka didadanya. benarkah hyunjin suami yang hina? suami yang tidak mau tahu akan segalanya?

"hyunjin, tidak ingin berpisah dengannya bunda. hyunjin tidak berbohong! hyunjin mencintai ryujin" tegas hyunjin

"hyunjin, bunda maupun ayah tidak bisa apapun. semua keputusan ingin berpisah atau tidak, itu ada pada nak ryujin sendiri atau tuan shin" nayeon mengelus surai hitam milik hyunjin pelan, menghela napasnya sekejap

"jika hyunjin ingin mempertahankan rumah tangganya, maka berjuang sayang" hyunjin menajamkan pendengarannya, menghiraukan ucapan bundanya yang sempat masuk dalam lubang telingannya

"ryujin tunggu!" teriak hyunjin

sontak nayeon memandang pintu masuk,  namun tidak ada siapapun disana. hyunjin bersikeras turun dari ranjang pasiennya, luka yang tertera manis diperutnya sedikit menyusahkan pergerakannya turun dari ranjang.

nayeon hendak membantu hyunjin, tapi karena pria tersebut yang terlalu tergesa gesa dan menepis tangan nayeon. akibat keserakahan dalam semangatnya, pria tersebut jatuh dan meringis kesakitan.

BRUKK

suara tersebut memberhentikan langkah seseorang dibalik tembok putih. nayeon berteriak dan menghampiri putranya. "hyunjin, apa kau baik baik saja?" tanya nayeon khawatir 

hyunjin berusaha tersenyum sebagai isyarat dirinya baik saja. menghiraukan rasa sakit yang menyiksanya dan mencoba untuk bangkit. naas, tuhan tak merestui usahanya. hyunjin kembali terjatuh mebuat nayeon melengkingkan suaranya kembali. "hyunjin... berhenti nakk" ucap nayeon 

"ryujin ku-kumohon berhenti" teriak hyunjin lemah

seorang yang tidak tega mendengar suara suara tersebut memutar balik langkahnya, berlari sekuat yang ia bisa. dan munculah sosoknya setelah pintu menuju ruangan rawat hyunjin terbuka, ryujin.

"hyunjin! hyunjin!!" pekik ryujin kaget sesampainya kaki tersebut menginjak lantai  kamar rawat hyunjin

"ryujin..." lirih hyunjin

dengan kondisi perut besar ryujin, tentu dirinya tak bisa berjongkok atau sekedar membungkukkan badanya untuk menolong hyunjin. beruntung hyunjin mampu berdiri dengan bantuan nayeon. perlahan, hyunjin didudukkan kembali diranjangnya.

"bunda keluar, silahkan kalian menyelesaikan masalah kalian sendiri. maka bunda akan menyelesaikan masalah bunda dan ayah sendiri"  ryujin mengangguk, nayeon kemudian meninggalkan pasangan suami istri tersebut.

"hyunjin apa yang kau lakukan?" tanya ryujin khawatir "ini akan menyakitimu" ryujin memandang khawatir hyunjin

"kau selalu memandangku seperti ini, kau selalu tersenyum hangat kepadaku. tapi shin ryujin, mengapa kau tak pernah marah kepadaku?"  tanya hyunjin sembari mengelus  hangat tangan istrinya tersebut

ryujin menuai senyumnya "menurutmu?" hh, mengapa menjadi saling melempar pertanyaan?

"karena aku suami yang tampan" timpal hyunjin, ryujin terkekeh kecil

"baiklah baiklah, kau suami yang tampan" sungguh, tawa kecil tersebut membuat dada hyunjin berdenyut nyeri

"mengapa kau selalu seperti ini, aku membencimu yang tidak pernah mengeluh akan keegoisanku" pria berusia 26 tahun tersebut mencibirkan bibirnya. karena identitasnya yang tampan, direktur tersebut nampak seperti balita yang tengah merajuk pada ibunya.

ryujin menarik sudut bibirnya "bukankah joanne kecil sudah memberi tahumu?" hyunjin memandangnya heran

"joanne kecil pernah mengungkapkan perasaan cinta kepada sam hwang kecil, ucapannya tidak pernah berbohong. aku hanya memberikan apa yang aku punya, karena aku selalu berpikir aku bisa kehilangan cinta pertama dan terakhirku kapan pun. jadi, kuharap kau tidak memikirkan pemberianku yang sudah lalu. tidak mengungkapnya dan hidup bahagia dengan tenang adalah cara terimakasih terbaik. hyunjin, aku tidak tahu kau ingin aku bertahan atau pergi. tapi kuharap kau masih menginginkanku, dengan itu aku tidak akan pergi darimu atau menceraikanmu" 

hyunjin tersenyum tipis "mana bisa aku kehilangan istriku? bukankah aku adalah calon ayah yang buruk? aku akan menebus semua dosa dosaku dengan menjadi ayah yang baik dan suami yang tampan untuk keluargaku" sungguh, gurauan yang indah. bohong, itu membosankan

"berhenti menggerutu itu membuatku mual" tukas ryujin yang disusul dengan tawa menyebalkan suaminya

"maafkan aku"

"sudahlah, itu sudah berlalu. aku tidak suka kau membahas atau mengulanginya lagi" tepis ryujin

bayi besar tersebut kemudian mengangkat tangannya "baik! hyunjin tampan berjanji!" ucap hyunjin lantang, ryujin memandang suaminya gemas dengan sedikit tawa manisnya

-

sementara disisi lain, seorang wanita dengan rambut hitam tengah terisak dibalik jeruji besi yang berdiri kokoh dengan  rapih berjejer. seakan besi berbentuk tabung yang panjang tersebut tengah menertawakan wanita yang tengah menyenderkan kepalanya ditembok, sembari merasakan air mata yang terus mengucur.

"mengapa aku kalah?" ucapnya dengan nada sesal

"menyesal?" balas seseorang disebrangnya

wanita yang tak lain adalah yeji kemudian memandang orang yang membaalas perkataanya. memandangnya disebrang jangkauannya, dengan rentetetan besi dingin yang membatasi mereka.

dengan tersenggal senggal, yeji menghampiri pria tersebut. memegang tangannya erat, menyeka beberapa air matanya "jaemin, jaemin tolong aku" mohonnya

"untuk apa aku harus menolongmu?" balasnya angkuh

"aku, aku tahu kau menyukai ryujin. bantu aku bebaskan dari sini! ya? aku akan membantumu untuk mendapatkan ryujin, kita harus bekerja sama!! kita pisahkan mereka, lalu kau dapatkan ryujin. maka aku akan mendapat hyunjin, jaemin ini kesempatan bagus!!" mohon yeji dengan wajah berseri seri

"wanita gila, jangan berharap" tepis jaemin

"jaeminnn, bukankah kau ingin memilikinya? aku menawarkan hal yang bagus!!" tawar yeji walaupun dengan sedikit kecewa

"dengar wanita gila, aku tidak akan bekerja sama denganmu. kau yang membuat sepupuku menderita belasan tahun. aku tidak akan merebut kebahagiaannya, camkan itu! jika memang ryujin berbahagia dengan hyunjin, dan hyunjin berbahagia dengannya. aku tidak akan menganggu hubungan mereka atau merebut ryujin dari hyunjin. aku memang menyukai ryujin, tapi jika bahagia dengan orang lain... mengapa aku tidak bahagia juga?" kemudian jaemin melangkahkan kakinya meninggalkan yeji dengan rasa kecewa dan amarahnya

"NA JAEMINNNN!!! KITA HARUS BEKERJA SAMA!!" teriak yeji frustasi



𝚊𝚋𝚘𝚞𝚝 𝚊𝚕𝚕 || 𝚑𝚑𝚓 𝚏𝚝 𝚜𝚛𝚓 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang