7

194 22 2
                                    

hari itu ryujin menggunakan pakaian formalnya, hari ketiga setelah pernikahannya dengan hyunjin. wanita itu akhirnya kembali pada aktifitasnya seperti kembali kekantornya, dirinya juga tak lupa janjinya menemui lee know.

jemarinya tengah beralih kesisi kanan dan kiri mengetikkan kata demi kata penting yang harus dilampirkan disana, sesekali mata manis itu melirik sayu sebuah benda bundar dimejanya. pikirannya mulai berlayar dan menemukan bongkahan peristiwa lalu.

ryujin mengenggam erat cincin milik suaminya itu, meringis kecil dalam duduknya. memandang iba  benda yang seharusnya melingkar dijemari hyunjin. "apa masa lalunya terlalu pahit?" ryujin bermonolog didepan monitor yang masih menyala terang

"tuhan, bantu aku. aku tak ingin mati karena patah hati" lanjut ryujin. ryujin bangkit dari duduknya, mengambil tasnya dan bergegas menuju tempat lee know berada. ditengah jalan santainya, manik matanya bertemu dengan sosok jaemin.

"ryujin?" panggil jaemin

"ingin pergi kemana?" lanjutnya

ryujin menghentikan langkahnya dan menebar senyuman pada sepupu tirinya itu "aku akan pergi ke tempat lee know sebentar, dia bilang aku perlu banyak bercerita dengannya" balas ryujin

"dokter lee know? aku akan mengantarkanmu" tawar sepupu ryujin

"tidak perlu, aku bisa sendiri" ryujin menggoyangkan tangannya kekanan dan kiri tanda menolak

"tak apa, ini hampir jam makan siang. kau bisa makan siang bersamaku nanti" jaemin menunjukkan giginya rapih. sementara ryujin hanya mengangguk lembut

-

"tuan jaemin, lama tak bertemu" sapa lee know, jaemin  segera menjabat tangan rekan lamanya itu 

"dokter lee know, bagaimana kabarmu?" tanyanya selepas lee know mencabut tautan tanganya

"aku baik, bagaimana pula denganmu?" balas lee know antusias

"aku juga, ngomong ngomong apa ada yang parah tentang ryujin? aku merasa kasihan padanya, itu terjadi sejak belasan tahun lalu" jaemin mengalihkan pembicaraan

"begini tuan jaemin, ryujin menceritakan beberapa tentangnya hari lalu sebelum aku mendengar kabar kecelakaan itu. sepertinya point utama dari ryujin dia ada pada ambang menyerah" jelas lee know, jaemin hanya menganggukkan kepalanya pelan

"tapi baiknya ryujin masih dalam ambang, belum pada ujung rasa semangatnya. yang jadi bahaya disini, menyerahnya ryujin justru meleset pada kematian" lee know memegang kepalanya seakan akan memikirkan sesuatu

"apakah ada jalan lain selain kematian dalam menyerahnya?" tanya jaemin lirih

"ada namun lama, tuan jaemin aku menjadwalkan konsultasi dengan ryujin untuk mengalihkan keputus asaannya. aku harap seluruh kerabat atau keluarga ryujin tidak merusak skenario yang sudah saya jalani ini" diangkatnya kepala lee know yang semula menunduk itu

percakapan singkat antar kerabat lama itu berhenti setelah kehadiran ryujin dan lia diantara mereka. tak lupa dengan perut buncit lia yang menyembul kedepan, lengan dan bahu liapun terdapat tangan ryujin disana.

"kenapa berbicara diluar? silahkan masuk" ajak lia ramah. jaemin menuaikan senyumnya seraya menunduk

-

sontak ryujin menghentikan langkahnya, perutnya yang semula lapar dan ingin dipuaskan dengan beberapa suap makanan bergilir menjadi dadanya yang kembali nyeri.

matanya panas, padahal dirinya dan jaemin tidak sedang berhadapan dengan bawang. melainkan sebuah pemandangan yeji yang tengah bersandar dibahu hyunjin. oh ayolah, ryujin saja bahkan tak pernah memegang tangan hyunjin itu balki

jaemin naik tikam dibuatnya, kepalanya terasa panas jemarinya kemudian berubah mengepal menjadi satu ditelapak tangannya.

bugh

"wah wah tuan hwang, lihatlah semua direktur hwang corp ini berselingkuh. padahal  tuan hwang ini sudah memiliki istri yang jauh lebih cantik dari selingkuhannya itu. tuan tuan yang ada disini keterlaluan bukan tuan hwang? bahkan mereka baru menikah seminggu lalu" jaemin melantangkan suaranya setelah melemparkan kepalannya pada hyunjin

bebera piring yang ada dimeja makan hyunjin dan yeji pun pecah. yeji masih dengan keterjutannya, sementara hyunjin menyeka darah yang mengalir pelan disisi bibirnya.

sialnya bagi hyunjin, jam makan siang ditempat makannya ini tempat berkumpulnya para anggota pers, sontak dari mereka langsung menegluarkan kamera. entah dari benda persegi panjang bernama ponsel, atau yang lainya

ryujin berlari dan mengenggam erat tangan jaemin, "jaemin tenanglah" bisiknya pada jaemin yang masih digebu amarah ini. 

salah satu dari pemegang kamera pun dengan berani menyampaikan pertanyaan kecil untuk jaemin "lalu maaf, apakah anda juga selingkuhan direktur j boutique?" tanyanya sembari menyodorkan ponsel sebagai perekam suara

hyunjin menyeringai

"tentu tidak, sepupu saya adalah orang yang setia. dia tidak akan mengkhianati suaminya" jawab jaemin santai, hyunjin mengkerutkan alisnya kaget

"jaemin ku mohon, hentikan" ryujin menenangkan jaemin, kemudian pemuda itu menganggukkan kepalanya. 

"hyunjin, ini cincinmu berjagalah jika bunda atau ayah menemuimu. aku pergi dulu" ryujin menaruh cincin hyunjin ditangan lelaki itu, kemudian pergi dan disusul oleh jaemin yang berada didalamnya.

-

ryujin menintikkan air matanya, menghela napasnya pelan. jaemin kikuk dan merasa bersalah, pria itu terlalu mengikuti keamarahannya "ryujin maafkan aku, aku terlalu emosi waktu itu" lirih jaemin

"bukan salahmu, tidak seharusnya aku pergi ketempat itu" ryujin menampakkan senyumnya

"mengapa kau memberikan cincinya?" tanya jaemin "sudah kewajibanku menjaga aib suamiku, tak apa jaemin aku baik baik saja" lebar namun topeng, itulah senyuman shin ryujin saat itu

jaemin menyodorkan sebotol air mineral, seakan akan pemuda itu tau apa yang dibutuhkan sepupunya. "aku tahu kau tidak bisa minum obat tanpa air" ucap jaemin

"terimakasih"

































to be continued, dont forget to vote!!

𝚊𝚋𝚘𝚞𝚝 𝚊𝚕𝚕 || 𝚑𝚑𝚓 𝚏𝚝 𝚜𝚛𝚓 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang