12

204 22 0
                                    

hyunjin menyetir dengan perasaan tak seperti biasanya, pria itu menolak menegak bahkan setetes alkohol malam itu. lidahnya kelu padahal sangat teringin mengatakan sesuatu pada sang ryujin. 

"mengapa kau melindungiku lagi?" akhirnya pun suara dengan nada bertanya itu keluar

"sama sama, dan alasannya masih sama seperti minggu lalu" ryujin tersenyum tipis

"terimakasih" ucap hyunjin dingin

"sama sama" balas ryujin dengan nada yang bertolak belakang

ryujin tidak ramah pada semua orang, tapi wanita itu benar benar baik. hanya saja tuhan memberi sebuah mainan pada ryujin yang menyakitkan dan membingungkan.

"ah aku akan tidur diapartemen yeji" jantung ryujin berdegub kencang. menahan nyeri dada yang mungkin akan datang menyerangnya lagi

"b - baiklah" ucap ryujin kecut

"jangan khawatir, aku akan tetap menghormatimu sebagai istriku dengan tidak tidur seranjang dengannya. dia sakit dan aku hanya perlu menemaninya" jelas hyunjin

ryujin hanya menganggukkan kepalanya ringan. tak terisi dengan minuman keras, tapi kepala ryujin berdenyut nyeri. entah berapa beban yang dirasakannya, hingga merambat pada puncak kepalanya.

-

hyunjin menurunkan ryujin didepan gedung menuju apartemennya. pria itu harus segera bergegas, kekasih 'lainya' tengah membutuhkannya. keterlaluan, ryujin tak mau banyak pusing. wanita itu tak sanggup harus menahan lara. diam seolah menjadi benteng terkuatnya

entah drama atau bukan, namun kenyataan sosok hwang yeji tengah berpose bak jalang dengan lingerie hitam polos miliknya. tatapan menggoda disorotkan dari mata sipit dan lancip miliknya. hyunjin terdiam melihat perilaku kekasihnya tersebut.

"apa badanmu masih sakit?" tanya hyunjin kikuk

"tidak, hanya merindukanmu saja" balas yeji santai setengah menggoda

"kalau begitu aku pulang saja" 

penjelasanya, hyunjin adalah pria biasa yang tentu memiliki hawa nafsu. seringaian yeji muncul setelah melihat jelas ekspresi hyunjin itu. 

"aku merindukanmu" yeji bangkit dari tidurnya

hyunjin memundurkan langkahnya, menjauh dari jangkauan yeji. selama berhubungan mereka tak pernah bersentuhan selain berpelukan. 

"mengapa kau menjauh?" bak seorang penggoda yang handal, hyunjin takut akibat perbuatan nekat yeji

"jangan seperti ini" hyunjin menampakkan ekspresi meminta belas kasihan

linggak lenggok tubuh molek yeji berjalan mendekati hyunjin yang semakin dalam was wasnya. pria itu sekuat tenaga menjaga nafsunya yang sebenarnya tertarik pada tubuh itu. hyunjin tak sepenuhnya gila, ketika sedikit rasa jijik tersirat dalam perasaanya.

lagi pula pria itu berpedoman dalam kata katanya yang berucap bahwa dia akan tetap menghormati ryujin sebagai istrinya. rasa takutnya dalam sekejap menjadi bertambah ketika tangan lentik wanita sexy didepannya itu membelai genit dagunya

jantung hyunjin semakin berdegub kencang. berharap agar benteng pertahanannya tak akan runtuh haya pada sebuah sentuhan lentik pada dagunya. tuhan sejujurnya lebih menyayangi ryujin, oleh karena itu keberanian hyunjin perlahan keluar dari sarangnya.

"hentikan yeji" tegas hyunjin dingin

"kapan kau akan menyentuhku? kapan kau akan mencium selain tanganku hyunjin?" yeji memukul mukul kecil dada bidang hyunjin

"kau berubah! kau tidak seperti dulu lagi!!" yeji terduduk dengan tangisan yang baru saja dimulai

"aku tidak berubah yeji, aku tidak ingin merusakmu. aku hanya ingin menghormatinya dan menjaga perasaanya. dia melindungi kita dari bunda dan ayah" jelas hyunjin tanpa memegang tubuh yeji. pria itu hanya ingin membatasi dirinya dari luar kendali

"lalu dengan kita berhubungan kau pikir tidak menyelingkuhinya? rusak aku hyunjin! itu satu satunya cara agar kita bersama!" yeji mendongakkan kepalanya menghadap hyunjin

hyunjin terdiam, mencermati dengan baik kata kata yeji yang ada benarnya. kata kata pria itu tentang mengargai ryujin hanya sebatas tidur seranjang dengannya saja bukan? berbalik dengan ryujin padanya yang melindunginya dengan ucapan meyakinkannya. secara tidak langsung, ryujin melindungi hyunjin, karir hyunjin, repurtasi hyunjin, posisi hyunjin, bahkan yeji.

"hyunjin, aku tidak ingin berpisah denganmu... aku menyayangimu"rengek yeji sembari memeluk kaki hyunjin

"hwang yeji mari jangan bertemu dulu" ucap hyunjin lirih

dahi yeji mengernyit, apa trik nekatnya ini terbongkar?

"changbin bilang kau tidak membeli tas, namun menyewa apartemen baru" lanjut hyunjin

bingung?

dari semula hyunjin yang digoda yeji, kemudian ketakutan, dan memiliki rasa bersalah. mengapa menjadi berdalih apartemen dan trik? 

"memancing belas kasihan untuk persetujuanku adalah keahlianmu yeji" yeji masih tak bersuara

"jangan menjual dirimu untuk merengek sesuatu. aku tidak ingin kau seakan akan adalah pelacurku. jika kau bersikap begini, aku menjadi ragu akan cinta darimu" hyunjin melanjutkan pernyataan panjangnya dengan nada yang jauh lebih dingin

"h - hyunjin aku mencintaimu, maafkan aku, aku tidak ingin kehilanganmu. kau dulu bilang akan menikahiku, dan sekarang kau malah menikah dengan orang lain. kau bahkan tidur seranjang dengan orang yang tak kau cintai hyunjin. buat aku mengandung anakmu, kita pasti bisa bersama!!" yeji bangkit dari duduknya

PLAK

"KAU BERUBAH HYUNJIN!! KAU MENDUAKAN CINTA KITA!!" teriak yeji setelah puas membuat pipi hyunjin merah panas

"hwang yeji!" bentak hyunjin

"kau! kau adalah selingkuhanku, kau yang mengatakan itu padaku. dan asal kau tahu saja, aku hanya mencintaimu! aku tidak pernah mencintai ryujin!" hyunjin meninggalkan yeji keluar dari apartemen itu. perasaannya kacau akan kebingungan dan amarah.

pria itu tidak ingin pulang, pria itu hanya ingin menjernihkan pikirannya. hyunjin itu akan lebih memilih menegak puluhan gelas wine atau mungkin soju. menenangkan pikiran, merasakan segarnya cairan tersebut meluncur melewati kerongkongannya

-

"h - hyunjin?"




























to be continued~~

selamat hari raya waisak bagi yang menjalankan!!

oh, sorry when if confusing. the plan, I will make a revision.

𝚊𝚋𝚘𝚞𝚝 𝚊𝚕𝚕 || 𝚑𝚑𝚓 𝚏𝚝 𝚜𝚛𝚓 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang