8

202 20 0
                                    

plak

lengan yang hampir terhiasi keriputan dikulitnya menampar keras pipi putranya. hari ini hari kesialan hyunjin, setelah pukulan lalu tamparan. ah tidak, memang semestinya pria itu mendapatkannya. tidak ada yang menyuruhnya untuk menduakan istrinya

"bagaimana seorang direktur hwang corp terang terangan berselingkuh didepan umum?!!" jinyoung hwang meninggikan suaranya

"maaf"

plak

tamparan kedua melayang dan mendarat disisi yang berbeda. meninggalkan bekas yang sama merahnya, panas diwajahnya seakan merembet kian melebar. hyunjin menundukkan kepalanya

"bagaimana kau bisa minta maaf kepada ayahmu tanpa meminta maaf pada istrimu!!" sontak nayeon yang semula berada disamping menantunya menghampiri suaminya yang sedang berada pada titik tinggi kemarahannya

"tenanglah yah" bisik nayeon sembari mengelus pelan dada jinyoung suaminya itu

hyunjin bangkit dari kakinya yang semula tertekuk tunduk pada sang ayah, perlahan kakinya melangkahkan kakinya yang masih dibalut pantofel kusut. kusutnya kibat banyak debu yang menempel disana.

didepan hyunjin terdapat ryujin yang didampingi dengan orang tuanya yang tak lain adalah mertua hyunjin sendiri. 

"mama, papa, ryujin.. maafkan saya" ucap hyunjin dingin

"anak kurang ajar!!" hampir saja sebuah vas akan dipecahkan dikepala putranya itu, ryujin langsung menahan perlakuan mertuanya itu pada suaminya

"ayah!!" jinyoung yang terhenti akibat teriakan hyunjin mengkerutkan dahinya

"tolong maafkan hyunjin, ryujin sudah memaafkan hyunjin. tolong.." ryujin memohon sayu kepada orang tuanya itu

perlahan api kemarahan tersebut mulai mereda, ryujin duduk tepat disebelah suaminya yang tak berekspresi sama sekali. kedua orang tua ryujin hanya bisa terheran dengan apa yang dilakukan oleh mertuanya.

"saya mewakili hyunjin sekeluarga meminta maaf atas perlakuan hyunjin" nayeon memecah keheningan diantara mereka

"tidak apa, saya berharap nak hyunjin tidak mengulanginya kembali"  hyunjin tegang dibuatnya, ucapan ibu mertuanya sangat tidak mungkin baginya. pria itu terlalu mencintai kekasih lamanya yang kini menjadi kekasih gelapnya

-

suasana mobil hyunjin benar benar antara sepi dan canggung. sebenarnya benteng peruntuhan ryujin akan segera hancur, sekuat tenaga wanita itu mencoba menahan keruntuhannya. wanita itu tak berani menangis bila tak ada sahabatnya. ryujin tersenyum miris merasakan kerinduan di tengah kepedihan

"kenapa kau melindungiku?" tanya hyunjin lirih

"tuan hwang, aku tidak melindungimu. itu kewajibanku sebagai istrimu" balas ryujin

"aku tak pernah menganggapmu" hyunjin bermonolog, tentu saja ryujin mendengarnya

"kau bahkan tau aku mencintai yeji sahabatmu, kau merebutku darinya" lanjut pria itu

"hwang hyunjin turunkan aku disini"

"tidak, dibelakang ada antek ayah" balas hyunjin

"HWANG HYUNJIN!"

"jangan berteriak, aku tengah fokus menyetir" lelaki itu benar benar bajingan

"bajingan hiks.." ryujin menintikan air matanya, lagi lagi bendungan air mata yang baru selesai diperbaikinya runtuh kembali. tak sanggup menopang beban yang berat.

hyunjin menghentikan mobilnya dibawah langit yang penuh dengan tebaran bintang, entah kenapa hati pria itu tergerak menenangkan wanita yang berada disampingnya. "jangan menangis, aku membenci wanita yang menangis" lirih hyunjin

"lalu mengapa kau membuatku menangis hwang?"

greb

tubuh ryujin dan hyunjin saling bertautan, saling memberi kenyamanan. bagai sandaran untuk istrinya yang terpuruk akibat perbuatannya sendiri. "kau brengsek hwang" kepalan kepalan kecil ryujin memukul dada bidang milik hyunjin

"maaf, tapi kau tahu semuanya" 

oh ayolah pria itu ingin menenangkan istrinya atau ingin memperburuk keadaan hati istrinya?

jauh dalam lubuk hati hyunjin, pria itu merasakan janggal dalam dirinya. kebimbangan antara jalan yang dipilihnya saat ini, dengan sebuah jalan yang tiba tiba muncul dihadapannya

momennya kali ini, hyunjin seakan akan merasakan deja vu. seperti sebuah kenangan lama yang terkuak kembali, kenangan yang lama hanyut dibawa air tiba tiba menyusup kembali diantara pasir putih dan air jernih berasa asin itu.

-

hyunjin melihat ryujin terpejam, posisi tidur itu menghadap pada posisi tidurnya. setetes memori mengingat bahwa pria itu selalu tidur memunggungi istrinya. hyunjin tersenyum miris melihat ketulusan yang baginya tak mungkin akan terbalas.

"yeji yeji yeji.."

"hyunjin?"

"ah yeji, kau menyelamatkan ku lagi"



















congratulation!! proud of itzy <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

congratulation!! proud of itzy <3

tbc! don't forget to vote^^

𝚊𝚋𝚘𝚞𝚝 𝚊𝚕𝚕 || 𝚑𝚑𝚓 𝚏𝚝 𝚜𝚛𝚓 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang