diatas dada bidang milik hyunjin, ryujin menintikkan air matanya. perlahan menetes hingga menjadi mengalir deras. bagai sebuah mata air.
sang pemilik dada yang merasa dadanya basah segera membuka matanya, keterkejutan adalah hal pertama yang dirasakannya. ryujin ada diatas tubuhnya dengan mata yang sembab disertai dengan tetesan air mata.
"apa yang terjadi, mengapa kau menangis?" tanya hyunjin dengan suara serak khas bangun tidur
"aku ingin kembali ke apartemenku" ryujin yang baru saja akan bangkit dan bangun dari tubuh hyunjin, segera ditahan kembali oleh suaminya
"apa yang terjadi?" hyunjin menautkan dua alisnya
"aku ingin pulang, aku tidak ingin tidur bersamamu" isaknya
"shin ryujin tunggu, apa yang terjadi aku benar benar tidak tahu" pria itu masih menahan semua pergerakannya
"lepaskan aku! aku tidak ingin bersamamu!" ryujin memberontak dengan sisa sisa tenaganga
"ryujin! aku mohon jelaskan dulu padaku apa yang terjadi!!"
ryujin menatap setengah kesal pada pria dibawah tubuhnya itu, memang kesucian tubuhnya tidak direngut olehnya. perilaku yang diberikan hyunjin padanya jauh menyekit hatinya
"aku ryujin hwang! stop menyamakan diriku dengan yeji! kau terlalu brengs.."
dug
"awh" ringis hyunjin, ketika kepala ryujin jatuh
wanita itu kehilangan kesadarannya, tentu hyunjin panik dibuatnya. posisi ryujin yang semula berada diatasnya, dirubah menjadi pada pangkuannya. matanya benar benar sembab, hyunjin mencoba menepuk pelan pipi ryujin. nihil, wanita itu tak membuka matanya sama sekali.
hyunjin berdecak kesal, tak peduli atas rambutnya yang tak berbentuk. pria itu menggendong istrinya ala bridal style. mengambil kunci mobilnya, dan membawa istrinya kerumah sakit. jujur saja, jantung lelaki itu berdetak cepat.
bahkan ryujin masih dengan gaun malamnya, jangankan saja ryujin. hyunjin berlari bak dikejar singa menuju UGD masih dengan piyama dan sendal kamarnya. tak jarang dari orang yang ada disana mengabadikan momen dramatis hyunjin ini.
"apa pria itu bermain kasar pada istrinya?"
"tunggu bukan kah dia direktur hwang corp?"
"astaga romantis sekali!"
"romantis sekali"
"romantis, pemain yang kasar"
hyunjin benar benar menghiraukannya, yang dipikirannya saat ini benar benar hanya ryujin seorang. bahkan tindakan memalukan seperti berteriak dan berharap kemunculan dokter dihadapannya segera pun dilakukannya. tidak memalukan, keadaan ryujin memang harus dikhawatirkan.
"DOKTERR!" lantang dan dingin, suara hyunjin benar benar membuat orang yang mendengarnya berdegub kencang jantungnya
dengan sigap sekolompok orang beridentitas paramedis itu membawa ryujin dan memasukkannya dalam sebuah ruangan. hyunjin hendak mengikutkan dirinya kedalam ruangan dihentikan seorang perawat.
"maaf tuan, anda bisa menunggu diluar"
"tapi saya adalah suaminya!" sela hyunjin tak terima
"kami mengerti tuan, mohon mengikuti prosedur yang ada" balas perawat itu kemudian menutup pintu yang tepat berada dihadapan hyunjin.
peristiwa tengah malam itu menjadi tontonan antara banyak pasien maupun orang, hyunjin menelepon sekertarisnya untuk entah kepentingan apa. pria itu dalam kebingungan dan kekhawatiran.
ditepuknya jidat putih itu kuat, mengingat beberapa menit video mimpinya tentang dirinya yang diselamatkan oleh sosok hwang yeji kekasih gelapnya. hyunjin berasumsi bahwa dia menggigau yeji dengan memeluk erat ryujin.
hyunjin mengerti kenapa hati ryujin begitu sakit akibat perbuatannya. secirat rasa bersalah kemudian muncul dalam benaknya, kemudian bertanya tanya pada perasaannya sendiri. apa yang dirasakannya ini?
-
penangan dokter berlangsung lebih dari 2 jam. begitu dengan hyunjin bahkan tak menutup matanya, meskipun diselimuti oleh rasa kantuk yang dalam. tetap saja, mata pria itu terjaga atas dasar kekhawatiran yang dalam untuk istrinya
kegigihan hyunjin malam itu perlu diberi apresiasi, pasalnya pria itu meresakan pukulan, tamparan, dan kekhawatiran hampir dalam sehari penuh. tentu saja badannya pegal, namun ilustrasi hyunjin lebih menuju pada apa yang dirasakan ryujin.
dari pikiran apa yang dirasakan ryujin, kemudian merembet terhadap hal hal yang dilakukannya pada ryujin. perkataan diawal pernikahan mereka, perbuatan bahkan perselingkuhan. seakan akan ryujin menyadarkan atas kebrengsekan hyunjin.
rambut kumal berwanrna hitam legam itu dirapikan sekejap, menautkan tangannya mencoba bersuara dari dalam hatinya. mengutarakan perasaanya pada tuhan. berharap tuhan menjawab kebimbangan pria tersebut. hingga pada akhirnya, aktifitasnya terhenti akibat dokter yang tiba tiba menepuk pundaknya.
mata yang sebelumnya terpejam dan menampakkan bayangan hitam, berdalih menjadi sedikit kabur dengan remang remang cahaya lampu dan lantai putih rumah sakit tempatnya berada. diliriknya pria berjas putih disampingnya.
"tuan hwang" panggil dokter itu
"apa yang terjadi pada istri saya?" hyunjin sontak berdiri memadai dokter tersebut, masih dengan kepanikannya
"nyonya hwang mengalami gangguan panik yang berlebihan, sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter psikologi atau psikolog langsung. pingsan nyonya hwang diakibatkan kurangnya aliran darahnya ke otak, sejauh ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan" jelas dokter itu
"gangguan panik? psikolog? apa maksudnya?" hyunjin menghentikan dokter yang hampir membalikkan badannya
"mungkin nyonya hwang memiliki tekanan yang terlalu kuat, atau mungkin nyonya hwang dalam masalah yang berat. sebaiknya memang dibawa ke psikolog untuk lebih lanjut. baiklah, saya permisi dulu" dokter kemudian meninggalkan hyunjin
pria itu diam, berpikir sejenak dalam diamnya "masalah berat? tekanan? apa itu karena aku?" gumam hyunjin lirih
to be continued~~
don't forget to vote and hope you like^^
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚊𝚋𝚘𝚞𝚝 𝚊𝚕𝚕 || 𝚑𝚑𝚓 𝚏𝚝 𝚜𝚛𝚓 [END]
Romance"kau harus mencintaiku hwang! aku akan menjadi istrimu" lanjut ryujin "mohon maaf, tapi cintaku hanya untuk hwang yeji seorang. lebih baik satu dari kita pergi, maka pernikahan konyol ini tak akan terjadi" senyum memang ada dibibir hyunjin. tapi mat...