20

237 25 3
                                    

2 bulan berlalu dan sikap hyunjin pada istrinya berubah kembali, ryujin memakluminya dikarenakan disuatu malam hyunjin bangun dari tidurnya dan mengejutkan ryujin pastinya. keringat dingin nampak mengucur deras dipelipisnya, sudah dipastikan hyunjin bangun dari sebuah mimpi buruk.

meski dimasa kehamilan ryujin impiaanya adalah bahagia bersama hyunjin, ryujin merasa harus menundanya terlebih dahulu. kesiapan hyunjin lebih baik dari segala yang diinginkannya. saat ini ryujin sedang duduk di balkon apartemennya, matanya melihat sebuah pemandangan hiruk pikuk korea selatan.

sepoi sepoi angin malam menerpa kulit bersih ryujin. sedikit menggoyangkan beberapa rambut yang tak tertaut pada gelungan yang menyembul keatas. angin malam musim panas memang menyenangkan bagi ryujin dikala itu, dengan sebuah gaun malam tipis yang membalut tubuhnya.

berselang beberapa waktu, kemudian sebuah jas kantor berwarna hitam bertengger dibahunya. sontak ryujin menghadap pada sang pemberi jas "hyunjin? sudah pulang?" sambutnya

sang lelaki segera mengecup dahi istrinya "apa yang kau lakukan? kau akan kedinginan" balas hyunjin dingin namun tersirat kekhawatiran yang kuat pada istri dan calon anaknya

"aku menunggumu" ujar ryujin

"kau bisa menungguku didalam rumah, sudah lupakan aku ingin memakan masakanmu" balas hyunjin mengalihkan pembicaraan

ryujin tersenyum pasi "baiklah, aku akan membuatkan kimchi tanpa wortel untukmu"  kemudian wanita tersebut bangkit dari duduknya. sementara hyunjin hanya mengangguk dan mengikutinya perlahan dari belakang

-

hyunjin memakan hidangan yang disiapkan sang istri dengan hening. begitu pula dengan ryujin yang hanya menikmatinya, sesekali mata dan bibirnya bekerja sama memandang hyunjin dengan sebuah senyuman tulus.

"hyunjin besok aku pergi kedokter apa-"

"aku sibuk" selanya

"baiklah" ujar ryujin diakhiri dengan senyuman pasi

-

ryujin sedang duduk diujung ranjang terbalut sprei putih. merapikan sedikit rambutnya, melihat suaminya yang selesai dari walk in closet dengan piyama yang selalu dikenakannya. manik matanya bertemu dengan manik mata ryujin yang memandanginya dengan senyum hangat

hatinya menjadi perih

"mengapa kau belum tidur?" tanya hyunjin sembari membenahkan posisinya untuk bersiap tidur

"aku menunggumu" balas ryujin

hyunjin menidurkan tubuhnya, tangannya kemudian direntangkan dan mengisyaratkan ryujin untuk berbaring disampingnya. "kemarilah.." ucapnya disusul dengan ryujin tidur diatas lengannya. tangan kecil wanita tersebut memeluk badan hyunjin yang dihiasi dada bidang "hari ini kau banyak menungguku,  ada apa denganmu?" tanya hyunjin parau

"dia merindukanmu" balas ryujin sedikit dengan nada isyarat sedih

hati hyunjin semakin perih dibuatnya

hyunjin mengecup kepala istrinya, telapak tangannya mengusap hangat rambutnya "aku tahu, tidurlah sudah malam" hyunjin semakin merendahkan suaranya. lambat laun ryujin mulai terjun kedalam dunia bawah alam sadarnya

-

semilir angin tengah menerpa, angin tengah malam seoul sedang dinikmatinya. tinggal menunggu jam langit korea menunjukkan mataharinya. hyunjin lagi lagi bangun dari mimpi buruknya 

"mengapa aku harus memperdulikan mimpi itu huh?"

"hyunjin jangan gila, dia istrimu dan dia mengandung anakmu"

PLAK

hyunjin melayangkan keras tangannya pada pipinya, merasakan deru frustasi melandanya bahkan menyiksanya. gambaran mimpi mimpi yang terus menghantuinya. hatinya akan sakit apabila secirat memori pasal memori yang muncul dalam pikirannya.

flashback

ryujin dikejutkan dengan teriakan hyunjin bangun dari tidurnya, hyunjin menunjukkan raut wajah paniknya. keringat mengucur deras pada pelipisnya, ryujin tak kalah panik setelah melihat keadaan suaminya itu.

"hyunjin, apa yang terjadi padamu?" tanya ryujin dengan raut khawatirnya

hyunjin masih tak bergeming, masih dengan menetralkan napasnya

"hyunjin, ada masalah?" ryujin kembali mencoba menenangkan suaminya yang duduk dengan napas memburu

"hyunjin.."

entah mengapa namun malah tepisan dari tangan hyunjin "awh" rintihan kecil dikeluarkan dari mulut ryujin. hyunjin adalah lelaki dan tentunya memiliki tenaga yang kuat, sementara ryujin adalah wanita yang sedang mengandung.

hyunjin setengah sadar akan perbuatannya, hatinya menjadi merasa bersalah melihat istrinya kesakitan akibat emosinya. tangannya hampir bergerak, namun kepalanya sakit kembali setelah sebuah pikiran menyerangnya lagi

"hyunjin apa yang salah?" ryujin berkata disaat yang salah

"BISAKAH KAU DIAM DAN TIDAK BANYAK BERTANYA?!" bentak hyunjin, tentu saja ryujin terkaget. dia bahkan tak pernah melihat suaminya itu berbicara dengan nada yang tinggi, kini berbeda

"b - baik m - maaf" benar hati ryujin sangat sakit mendengar bentakaan hyunjin

hyunjin menghela napasnya pelan, mengacak rambutnya frustasi. "maaf aku tak bermaksut membentakmu" ucap hyunjin lirih, sementara ryujin hanya mengangguk

"aku bermimpi buruk, aku mendengar suara wanita. dia berkata jika bayi itu dilahirkan maka kau akan meninggalkanku, kau akan mati ryujin. aku tidak ingin kau meninggalkanku, namun aku juga tak ingin kehilangan anak kita" jelas hyunjin

"hyunjin, jangan biarkan mimpi membebani pikiranmu" ucap ryujin khawatir

"tidak, tidak bisakah kita menunda kehadirannya?" entah apa yang diucapkan tuan hwang itu benar benar membuat ryujin terkejut

"tidak! aku tidak akan membunuh anakku hyunjin" perlahan air mata menetes dari pelupuk mata ryujin 

"ryujin, sayang dengarkan aku.."

"hyunjin! kalau memang aku harus kehilangan nyawaku, itu memang sudah kewajibanku menjaga anakku agar tetap hidup. hyunjin, jangan gila aku mengandung anakmu" perkataan ryujin terjeda sekejap "bagaimanapun perkataanmu, aku akan mempertahankan anakku" lanjut ryujin disertai dengan isakan kecil

"baiklah maafkan aku, aku tidak akan membahas ini lagi. aku tidak ingin kehilangan kalian sama sekali" ucap hyunjin dan berakhir pemberian pelukan pada ryujin





















to be continued

please vote guys, tq u<3

𝚊𝚋𝚘𝚞𝚝 𝚊𝚕𝚕 || 𝚑𝚑𝚓 𝚏𝚝 𝚜𝚛𝚓 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang