6

192 23 2
                                    


ryujin membuka matanya perlahan, suaminya tak lagi memunggunginya entah dimana keberadaanya. wanita itu pun kemudian meregangkan badanya, sayu sayu mendengar suara air dari balik kamar mandi. sudah pasti suaminya tengah bersiap untuk bekerja.

tidak ada yang special dimalam tadi, hyunjin tidur mendahului ryujin lalu disusul ryujin yang ikut tidur disamping hyunjin memunggunginya. serpihan rambut ryujin dibawa ketas, kemudian digelungnya. ryujin masih menggunakan gaun malamnya berkutik diatas kompor. dilihatnya kulkas milik suaminya itu benar benar tidak ada sesuatu selain telur beberapa saus dan kalengan bir.

tak mau pikir panjang ryujin akhirnya membuat omelet telur dan kimchi dengan bahan seadanya itu. ditengah acara memasaknya itu, hyunjin keluar dari kamarnya lengkap dengan perlengkapan kantornya.

"kau akan langsung bekerja?" tanya ryujin mengawali pagi suaminya

"aku tidak mengambil cuti, kau juga bekerjalah" balas hyunjin

ryujin tersenyum tipis "makan lah, aku sudah memasak" ajak ryujin hangat. hyunjin tidak membalas, hanya menganggukkan kepalanya dan menyantap masakan ryujin yang sekarang sebagai istrinya itu. 

"kau bekerjalah, agar tidak bosan dirumah. bukankah butikmu membutuhkanmu?" ucap hyunjin setelah menegak segelas air

"tidak aku ingin fokus dirumah saja" elak ryujin

"bekerjalah, siapa yang memenuhi kebutuhanmu" lanjut hyunjin. sontak ryujin menjatuhkan sendok yang semula dipegangnya

"bukan kah kau yang akan memenuhinya?" tanya ryujin kaget

"konsumsi dan keperluan rumah, aku tidak akan ikut  campur kebutuhanmu" balas hyunjin santai

"ingat, kita hanya DIJODOHKAN" hyunjin melanjutkan pernyataanya dan meninggalkan ryujin yang masih terpaku dimeja makan.

-

ryujin dengan sedikit lari kecilnya bergegas menuju pintu apartemennya. mata ryujin langsung berbinar melihat kehadiran choi julia dengan suaminya. kedua wanita itu langsung berpelukan hangat.

"apa kabar ryujin?" sapa lee know

"aku baik, dan bagaimana dengan kalian?" balas ryujin

"kami baik baik saja, oh ya selamat atas pernikahanmu. maaf kemarin aku tidak bisa datang, kau taukan kenapa" julia kemudian terkekeh kecil

"tidak apa eonni, ayo masuk" ajak ryujin. julia dan lee know lalu duduk disofa ruang tamu apartemen hyunjin. sementara ryujin berkutik didapurnya membuatkan teh hangat untuk tamunya

"ah jadi merepotkan" ucap lia sungkan

"tidak eonni, emm dan ngomong ngomong kapan dia akan terlahir?" tanya ryujin sembari mengelus perut buncit lia 

"bulan depan" jawab lia "tunggu, kami saja bersabar kenapa kau tidak sabar ryujin?" tanya lee know 

"aku hanya tidak bisa membayangkan betapa tampannya dia nanti" ryujin mengeluarkan tawa kecilnya "tentu saja dia tampan, aku ayahnya" timpal lee know "dimana hyunjin? aku tidak melihatnya" tanya lee know selanjutnya 

"bekerja" balas ryujin singkat

"astaga si bodoh itu, bagaimana dia bisa bekerja dihari pertama kalian bersuami istri?" timpal lia "biarkan dia eonni, dia pasti sibuk" ucap ryujin memaklumi hyunjin. lee know memandang ryujin sekejap

"ryujin, jangan lupakan kita perlu berbicara tentangmu" lee know memandang serius teman istrinya "apa penyakit ryujin?" tanya lia penasaran "aku masih mencari tahu sayang" balas lee know 

"ryujin ada masalah yang membebanimu?" tanya lia khawatir "tidak ada eonni, aku baik baik saja" ryujin tersenyum meyakinkan.

-

langit seoul berubah menjadi gelap, saat ini ryujin tengah asyik dengan masakannya. sepulangnya lia dan lee know dari apartemen hyunjin, ryujin langsung membeli bahan bahan yang akan dimasaknya untuk sang suami.

tak lama setelah makanan itu siap, hyunjin melangkahkan kakinya masuk. sontak ryujin langsung menghampirinya "kau sudah pulang?" sambut ryujin 

"ya"

"makanlah, aku sudah memasak" ajak ryujin hangat. ditariknya pelan lengan hyunjin oleh ryujin. kemudian sang istri menyiapkan beberapa lauk dihadapan hyunjin "makan lah, aku akan menyiapkan air untukmu mandi" baru saja selangkah ryujin berbalik, hyunjin memanggil namanya

"ryujin" 

ryujin pun kembali duduk dikursi tepat samping hyunjin. manik mata wanita itu menatap hyunjin hangat "kau bukan pembantuku, aku bisa menyiapkannya sendiri" ucap hyunjin

"aku memang bukan pembantumu hyunjin" gumam ryujin lirih

"kenapa kau hanya makan sedikit?" tanya ryujin sedikit kecewa

hyunjin menghentikan sumpit yang hendak memasukkan sebuah daging ayam kedalam mulutnya. aktifitasnya beberapa detik terhenti sampai akhirnya ryujin memanggil pria itu sekali lagi "hyunjin?"

"aku sudah makan diluar bersama yeji"

ryujin yang semula tersenyum lebar berdalih menjadi sedikit menekuk wajahnya "kau masih berhubungan dengannya?" ryujin mengecilkan suaranya. tak disangka, hyunjin melepas cincin yang ada dijemarinya. tentu saja perbuatanya membuat kening ryujin mengkerut

"aku tidak ingin menyakitinya, simpan ini. berikan padaku ketika kita bertemu dengan orang tua kita" keterlaluan memang pria itu "tapi kau menyakitiku?" ryujin menatap cincin itu sayu.

"shin ryujin, aku tidak punya tenaga untuk berdebat denganmu. aku akan istirahat" kemudian hyunjin meninggalkan meja makan tersebut dan membersihkan dirinya sendiri. 

ryujin tersenyum pahit, satu butir air mata kembali menetes. dadanya nyaris nyeri, ryujin langsung berlari mencari keberadaan obatnya dan segera menegaknya. dihelanya napas kasar itu, napasnya kembali tersenggal. penyakitnya datang disaat yang seperti ini, ryujin hampir kehilangan semangatnya

"awhh" ringis ryujin kecil






























to be continued

𝚊𝚋𝚘𝚞𝚝 𝚊𝚕𝚕 || 𝚑𝚑𝚓 𝚏𝚝 𝚜𝚛𝚓 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang