Bab 19 (Bukan Salah Jodoh)

6.2K 448 8
                                    

Bismillah, semoga banyak yang suka hehe,,,


***

Pagi yang cerah, secerah senyum yang terlukis indah di wajah manis Kismi Alisya Humairoh. Hari ini, setelah libur panjang dan kegiatan pesantren kilat kemarin, Kismi kembali berangkat sekolah seperti biasanya. Welcome to penghujung semester! Tak terasa kini dia sudah berada di ujung tanduk masa putih abu-abunya.

Waktu berjalan memang begitu cepat. Kismi merasa sepertinya baru kemarin dia mengenakan seragam merah putih, berdasi kupu-kupu, dengan tasnya yang bergambar winnie the pooh, lalu diantar Bundanya sampai depan pintu kelasnya.

Ah, menurut Kismi masa paling indah adalah masa-masa Sekolah Dasar, yang mana kisah kasihnya bersama bunda, bukan pada kaum adam yang tengah dirasakan kini.

"Assalamu'alaikum Nadia, selamat pagi!" Langkah ringan Kismi menyamai Nadia yang telah masuk gerbang lebih dahulu.

"Wa'alaikumsalam Kis, ciye wajahnya sumringah banget sih? Ada apa?" tannya Nadia seraya mengamati Kismi yang berada di sampingnya.

"Ya nggak ada apa-apalah, masak iya wajah sumringah harus ada alasannya?"

"Ya harus ada dong, seperti orang yang menangis tentu ada alasannya, bisa jadi menangis karena terharu atau terluka!"

Kismi tersenyum mendengar penuturan bijak Nadia.

"Jalan hidup di pagi hari menggambarkan kehidupan siang, sore, dan malamnya Nad. Kalau kamu dari pagi udah bahagia dan bersyukur, insya Allah sampai nanti seterusnya akan begitu. Pun sebaliknya juga!" Senyum di wajah Kismi tak memudar meski hanya seinci. Membuat siapapun akan terkagum padanya.

"Iya Kis aku tau, tapi bau-bau sesuatu yang nggak beres nih!" Hidung Nadia kembang kempis menajamkan indra penciumannya.

"Ish! Apaan sih Nad! Jangan ngadi-ngadi deh"

Tanpa terasa, mereka berdua sudah sampai didepan kelas.

"Kok tumben Fahri belum datang ya Kis?" bisik Nadia tatkala melihat bangku Fahri yang berada di barisan paling depan itu masih kosong.

"Tuh dia di bangku Jona!" tunjuk Kismi dengan dagunya.

"Assalamu'alaikum Neng Kismi, MasyaAllah manis sekali sih, nggak seperti manusia disebelahnya hehe!" ujar Rangga yang mendapat plototan mata tajam Nadia.

"Kalau mau puji-puji Kismi nggak perlu pakek ngledek aku bisa nggak sih?"

"Huu garangnya, takut ih!"

"Wa'alaikumsalam Rangga, udah dong kalian nggak usah berantem, kalau nanti jodoh baru tau rasa loh!"

"Amit-amit jabang bayi, Naudzubillah ya Allah!"

"Yek, amit-amit juga kalik! Naudzubillah min dzalik!" balas Rangga nggak klah snewen. Sejak kelas 10, antara Rangga dan Nadia memang tak pernah damai. Selalu saja ada percekcokan diantara mereka.

"Hai Fahri, apa kabar? Akhirnya kita jadi saudara ipar juga ya, hehe!" kata Kismi se sumringah wajahnya. Sedangkan fahri hanya memberi respon senyum tipis, enggan berkomentar apa-apa.

"Oh iya Ri, kamu tau nggak Kapten Gibran dan Kak Elsa lagi berlibur kemana?" tanya Kismi penasaran, dia numpang duduk di bangku Azizah yang posisinya tidak jauh dari keberadaan Fahri.

Fahri mengangkat wajahnya, kaget dengan pertanyaan yang dilontarkan Kismi.

"Memangnya kamu nggak tau?" Fahri balik bertanya.

Kismi menggeleng pelan. "Semalam aku belum sempat bicara sama Kak Elsa, mereka lagi sibuk katanya!"

"Oh gitu, aku juga nggak tau sih, belum sempat bicara sama Mas Gibran juga!" jawab Fahri kemudian beranjak dari duduknya kembali ketempatnya sendiri.

"Woy! Kamu kenapa sih Ri? Aneh banget pagi ini!" tanya Jona yang diikuti anggukan Rangga. Kedua sahabatnya itu memang selalu menyadari perubahan yang tiap kali terjadi pada diri Fahri.

"Fahri sekarang nggak seru tau, bawaannya serius mulu. Tadi malam aja aku ajak ngegame ditolaknya mentah-mentah!" adu Rangga. Kismi dan Nadia hanya menatap perbincangan mereka dengan perasaan sama-sama heran juga.

"Jangan-jangan Fahri juga pengen jadi penganten baru kayak Kapten Gibran hehe!" bisik Nadia

"Hush! Nadia ngomong apa sih, jangan ngawur deh!"

"Ye, siapa tau juga, kan Kis!"

"Tapi Fahri memang agak berubah sih, semalem aja waktu aku ngechat buat minta no whattsap Kapten Gibran dia balesnya cuek banget nggak kayak biasanya!"

"Tuh kan, apa aku bilang! Jangan-jangan, alasan lainnya karena sekarang kalian sudah jadi saudara ipar!"

"Nadia! Jangan ngadi-ngadi deh!"

"Ya udah kamu nikah sama Gus Fawwas aja deh Kis!" goda Nadia tiada henti, dari dulu dia paling suka membuat Kismi jengkel apalagi sampai memerah wajahnya.

"NADIAA!"

"Kalau kamu jadi menanti Kyai, nanti aku bakal sowan dlosor deh sama kamu Kis, ah kayaknya seru banget tau!"

"Ya udah kamu aja sana!"

"Ye, yang ditaksir Bunyai Shobibah dan Gus Fawwas kan kamu Kis, bukan aku. Kalau misalnya aku yang diposisi kamu gass lah, nggak usah nunggu pakek lama wkwkkwk!"

"NADIAAAAA!"

"Assalamu'alaikum wr.wb!" perdebatan Kismi dan Nadia terpaksa berhenti ketika guru Agama memasuki kelas mereka.

***

"Kulihat senyum manismu, ada cinta yang kurasa menyapa hati ini

Tak ingin ku menunggu, Jadikanlah aku oh cinta kekasih pilihan dihatimu

Ku percaya, dirimu satu cintaku

Tuhan tolong aku, katakan padanya aku cinta dia, bukan salah jodoh

Dia untuk aku, bukan yang lainnya, satu yang kurasa pasti bukan salah jodoh"

Lagu 'Bukan Salah Jodoh'nya Adriansyah Martin berdengung keras di gendang telinga Fahri. Membuatnya diam termenung dan enggan mengikuti gurauan teman-temannya di kanten. Semangkok bakso sedari tadi hanya menjadi penonton wajah galau tuannya.

"Astaghfirullah Fahri!" ucapan Istighfar Fahri yang cukup keras mengagetkan Jona dan Rangga yang sedari tadi memang membiarkannya terdiam.

"Ehm, kenapa sih Ri?" tanya Jona hati-hati.

"Iya tuh, kayak orang lagi patah hati aja kamu ini, padahal pacar aja nggak punya hehe!"

"Kalau ada sesuatu cerita gitu kek, gini-gini meskipun aku terlihat slengek dan gesrek, insyaAllah bisa kok ngasih saran dan petuah yang baik!"

Fahri diam saja, enggan menggubris ocehan kedua sahabatnya.

Kemudian Fahri membuka aplikasi Play music di ponselnya, lalu menghapus lagu yang tadi diputarnya itu. Harapannya, semoga kenangan dan rasa yang ia simpan rapat-rapat selama ini hilang dan kosong seperti lagu kesukaannya yang kini tiada lagi tersimpan di pemutaran musiknya.

Bismillahirrahmanirrahim, Arrahmaan...

Kini, lantunan merdu surat Ar-Rahman salah seorang seorang qari' terkenal Muzammil Hasbalah mengalun indah ditelinganya. Merasuk hingga kedalam hati dan bathinnya yang terdalam. Menyirami kalbunya yang sempat tandus akhir-akhir ini.

Fabi'ayyi Aalaai Rabbikumaa Tukaddziban,


***

Kisah kasih Kismi (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang