Bismillah,
Halo selamat berjumpa kembali.
Terima kasih buuwaanyak untuk support kalian yang luwar byasa!
Terima kasih untuk Vote-nya, terima kasih juga untuk koment-nya.
Semoga Gusti Allah yang membalas. Aamiin
Dimanapun kalian berada,
semoga selalu bahagia.
Selamat membaca, semoga mudeng!
***
"Kis!" suara lembut Kapten Gibran memecah kesunyian malam. Dengan berbekalan cahaya temaram rembulam yang menelisik melalui celah-celah jendela, Kismi menoleh kearah wajah Kapten Gibran yang entah mengapa malam ini terlihat begitu menawan. Apalagi jarak yang terbentang diantara keduanya tak lebih dari 50 centimeter saja. Sehingga, kerupawanannya bisa terlihat dengan jelas di kedua mata Kismi meski lampu padam dan ruangan menggelap.
"Sejak kapan Kapten Gibran jadi ganteng ya?"bathin Kismi. Dirinya seakan melihat potret Selebritis tanah air berada didekatnya. Kismi sungguh tersihir. Tersihir damage Kapten Gibran yang selama ini tak ia sadari.
"Ya Allah, sungguh indah ciptaan-Mu. Daebak sekali. Kok aku baru nyadar ya?" bathin Kismi lagi.
Dia masih tercengang menatap Kapten Gibran sampai tak berkedip barang sekali.
"Malam ini, kenapa Kapten Gibran sangat meresahkan?" monolognya lagi.
Tingkah Kismi membuat Kapten Gibran keheranan.
"Kis?" panggilnya lagi. Kali ini disertai dengan sentuhan tangan Kapten Gibran di Pipi Kismi.
"Iya?" Kismi tersentak Kaget. Itu sentuhan pertama dari Kaum Adam selain Ayah dan Ziyad yang menyentuh kulitnya secara langsung. Tentu saja membuat Kismi menegang seperti tersengat listrik berkekuatan tinggi.
Kismi dibuat semakin kaget ketika tangan Kapten Gibran tanpa permisi melepas tali hijab instans-nya.
"Saya lepas ya jilbabnya, biar nggak kusut. Boleh?"
Kismi terdiam tak berkutik. Tidak menolak juga tidak mengiyakan. Namun, hal itu diartikan sebagai bentuk persetujuan. Tanpa aba-aba lagi, Kapten Gibran melepas hijab Kismi perlahan.
"Lucu." Komentar Kapten Gibran saat melihat Kismi tak berhijab untuk pertama kali.
"Kok lucu?"
"Yaudah, saya ganti. Cantik!" Merasa dipuji, membuat Kismi melambung tinggi. Kedua pipi padat berisinya memanas, apalagi ketika kedua telapak tangan Kapten Gibran mendarat disana. Kemudian menangkup kedua pipinya.
"Dari bayi juga udah cantik kali hehe."
"Iya, iya tahu kok."
Kedua terdiam. Tenggelam dalam pandangan mata yang saling menghujam satu sama lain. Pandangan mata yang tak bisa diartikan.
"Kis!"
"Iya?" Pandangan Mata Kapten Gibran terlihat semakin sendu. Membuat Kismi nyaris saja mabuk kepalang. Belum pernah sekalipun Kismi merasakan perasaan semrawut campur aduk panas dingin seperti saat ini. Antara gugup dan bahagia saling beradu satu sama lain.
"Sunnahan yuk!"
Kismi diam tak bersuara. Tidak menolak juga tidak mengiyakan. Sunnahan apa yang dimaksud?
Cup.
Satu kecupan lembut sempurna mendarat di keningnya. Kata orang dewasa, itu kecupan kasih sayang. Kalau kata google, Kecupan dikening bermakna menghormati, menghargai, dan meninggikan derajat wanita. Dilansir dari Cosmopolitan, Laurel Steinberg mengungkapkan bahwa kecupan atau ciuman dikening menggambarkan hubungan emosional yang kuat dan mendalam. (*)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah kasih Kismi (Sudah Terbit)
ChickLit"Ehem, Bismillah. Jadi begini Nak, sebenarnya yang dinikahi Gibran putra saya bukan Elsa, tapi kamu!" *** Kismi yang baru saja pulang dari kegiatan Pesantren Kilat di Yogyakarta harus dikagetkan dengan kenyataan bahwa hidupnya kini tak lagi sama se...