Bab 51 (Malam ter-Random)

4.1K 374 32
                                    

Bismillah,

Allahumma Sholli alaa Sayyidina Muhammad,,, (jawab loh ya, jangan pelit hihi)

Alhamdhulillah, Bi Idznillah,, akhirnya sempat juga publish cerita lanjutan di tengah-tengan beban hidup yang tak ada habisnya, hm! Jika alurnya mulai melenceng kemana-mana, atau mulai nggak nyambung kek, tulung di tegor ya Rek,

Semoga cerita ini bisa menjadi salah satu penghibur akhir pekan kalian, Aamin!

Selamat membaca.

Boleh vote, boleh koment, boleh berbagi, (ngersaaken banget se wkwkwk)

***

"Alhamdhulillah, akhirnya rasa kangen Ummi sama mantu kesayangan terobati juga." Ummi Aminah berujar seraya memeluk penuh kasih tubuh Kismi. Padahal mereka tidak bertatap muka masih 5 hari, tapi kerinduan Ummi Aminah seperti 1000 hari. Harap maklum ya, biasalah menantu baru kesayangan.

"Kismi juga kangen Ummi, kok!"

Ummi Aminah mengurai pelukan diantara keduanya.

"Mantunya saja nih Mi, yang dikangenin? Anak sendiri boten ya?" celutuk Kapten Gibran mengiri.

"Boten Bran. Posisimu wes tergantikan sekarang." jawab Ummi Aminah.

Fahri hanya terdiam. Menyaksikan perbincangan diantara mereka. Tiba-tiba Ziyad menepuk pundaknya. Mengagetkan.

"Mas Fahri, kasih Ziyad tips dong!"

Fahri mengernyitkan dahinya heran, "Tips untuk apa?"

"Tips supaya bisa seganteng dan sepopuler Mas Fahri. Di sekolah, pasti banyak cewek-cewek yang ngefens ya?"

Fahri tertawa tipis mendengar penuturan Ziyad. "Tidak ada tips seperti itu Yad, fokus belajar aja terus. Lagipula, kamu udah ganteng kok, masih kurang? Itu namanya tidak bersyukur!" jawab Fahri, tangannya bergerak untuk mengelus lembut kepalanya. Sedang Ziyad hanya cengar-cengir juga. Sedikit melambung ketika dikata udah ganteng.

"Kis, Ummi tadi hanya beli Zuppa soupnya dua buah. Nggak tau kalau adik kamu udah pulang. Yaudah, satunya kamu kasih dia ya, sedangkan kamu sama Gibran biar makan berdua, bagaimana?" lirih Ummi Aminah yang terdengar di telinga Kapten Gibran juga.

Kismi diam menegang.

"Nggeh pun, Mik!"

"Oh iya Kis, pie pengumuman kuliahmu? Diterima dimana?"

"Alhamdhulillah diterima di kampus Islam Negeri di kota ini Mi, jadi nggak kemana-mana deh."

"Loh ya Alhamdhulillah, satu perguruan tinggi sama Fahri. Dia Jurusan Arsitek, kalau kamu apa Nduk?"

"Sebenarnya yang kismi prioritaskan adalah di Jurusan Biologi Mi, tapi keterimanya di Pendidikan Guru PIAUD hehe."

"Gapapa, enak itu. Kelak akan dikelilingi anak-anak kecil terus. Biar enak kalau kamu punya anak sendiri nanti."

Kismi, Kapten Gibran, dan Fahri sama-sama terperanjat kaget mendengar penuturan Ummi Aminah perihal anak. Bersentuhan saja tidak pernah hmm.

"Kalau Nadia lolos dimana?" tanya Fahri. Memecah keadaan yang sempat menghening.

"Sama kayak kita. Bedanya dia di Jurusan Hukum Keluarga Islam." Fahri manggut-manggut maklum. Sudah bukan rahasia lagi tentang obsesi dan ketertarikan luar biasa Nadia tentang dunia pernikahan.

"Kalau Jona sama Rangga gimana?"

"Jona di kampus Swasta. Sedang Rangga di Jawa Tengah."

"Lah, Rangga kok bisa jauh sekali pisahnya?" timpal Ummi Aminah.

Kisah kasih Kismi (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang