Bab 28 (Sebuah Panggilan)

5.8K 521 29
                                    

Bismillah, semoga banyak yang suka hehe

SELAMAT BERMALAM MINGGUAN KAUM JOMBLO, DARI PADA NGENES DAN NELONGSO DI POJOKAN KAMAR. Mending baca cerita ini aja hehe

Sebelumnya, nyanyi bareng yuk!

Satu, dua, tiga!

Action!

Kasih andai anganku bersuara dia kan bernyanyi

Rapsodi indah yang kan bermuara di fajar hati

Kelingking kita berjanji, jari manis jadi saksi

Bahagia, hingga sang bumi enggan berputar lagi.

Gatau lagi deh, lagu rapsodi bisa seenak itu keluar-masuk telingaku, menjadi candu.

Oke, mari kita lanjutkan kisah ini!

***

Tepat pukul 9 Malam, Ummi Aminah mengajak Kismi kembali pulang.

"Hilda, Kak Kismi pulang dulu ya! Besok kan hari Ahad, kita bisa main bareng!" Hilda cemberut. Sedang asyik-ayiknya bercerita tiba-tiba Mun barunya itu di ajak pulang Umminya.

"Ummi, Hilda ikut nginep di rumah Ummi ya. Hilda pengen tidur sama Kak Kismi, boleh ya?" wajahnya memelas. Jurus super merayunya ia keluarkan. Ummi Aminah mengelus ubun-ubun cucu sulungnya itu penuh sayang.

"Boleh, tapi izin sama Bunda dulu sana!"

"Baik Mi, Bunda pasti mengizinkan kok!"

Setelah merayu-rayu Khairani, Hilda diperbolehkan menginap ke rumah Umminya untuk tidur bareng Kismi malam ini. Dengan syarat jangan nakal dan jangan ngompol. Mumpung Gibran nggak ada juga. Jadi Khairani membiarkannya.

"Kak Kismi tau nggak? Di sekolah Hilda punya temen, setiap hari dia pasti mengganggu Hilda, Hilda kan jadi sebbel!" celotehnya di sepanjang jalan.

"Temennya Hilda itu laki-laki atau perempuan?"

"Laki-laki Kak!" Kismi tersenyum. Waktu TK dulu, dia juga mengalami hal yang sama. Diganggu dan digoda sampai ia enggan masuk sekolah.

"Hilda, ingat pesan Ummi, kalau sekolah yang giat! Jangan suka berantem, apalagi sama anak laki-laki, nggak baik itu!"

"Loh, Hilda nggak pernah berantem Ummi. Hilda hanya membela diri saja kok! Mereka duluan yang mengganggu Hilda Mi!" Ummi Aminah tersenyum, sedang Kismi hanya menyimak obrolan antara cucu dan nenek itu.

"Ummi sampek heran Kis, dulu Khairani ngidam apa semasa mengandung Hilda. Sampai-sampai dia tumbuh menjadi anak yang jan waniyan" (Pemberani)

Kismi tertawa sumbang. "Ngidam apa ternyata Mi?"

"Ummi nggak tau, setiap ditanya pasti cengengesan. Pasti ngidamnya aneh-aneh itu. Makanya sekarang Ummi berpesan sama kamu Kis, lek wayae mengandung jangan ngidam yang aneh-aneh. Minta saja apa gampang dilakukan dan dicari supaya tidak merepotkan suami!" Segenap tulang otot Kismi menegang. Apa? Siapa yang akan mengandung? Dan siapa suaminya? Oh No! Dia benar-benar belum terbiasa dengan status yang disandangnya itu.

"Ah Ummi, Kismi kan masih kecil. Jangan membahas yang itu Mi, Kismi jadi geli nih!"

"Loh, ya gapapa kok, buat bekal! Semua wanita pasti akan melalui masa mengandung kemudian melahirkan." Hilda hanya menatap secara bergantian 2 orang yang tengah menggenggam tangan kanan dan kirinya itu.

"Dulu, usia Ummi waktu mengandung Khairani masih belum genap 20 tahun. Ummi dinikahkan dengan Abah seusia dengan kamu loh!" Kismi terdiam, menyimak cerita Ummi Aminah.

Kisah kasih Kismi (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang