Bab 59 (Taman Seribu Janji)

3.1K 394 70
                                    

Assalamu'alaikum,

Publish-an pertama di bulan Desember hihi.

Jadi alasan ngaretnya lamaaaaaaa banget awalnya memang karena nungguin tembus-tembusan bab sebelumnya yang mau nyampek target jan lama pol huhu wkwkw.

Eh ternyata tabrakan sama waktu UAS, Ya udah di sekalian-sekalian aja deh hehe.

Langsung aja, kalau lupa alurnya, monggo di scrool lagi atuh,

Yang pada nungguin dan kecewa maaf banget ya, 

semoga kalian tidak berpaling,

Kali ini aku nggak main tembus-tembusan lagi, kalian suka monggo vote monggo koment, yang nggak suka ya wes gausah diapak-apakno gapopo, saestu wkwkwk



***

Taman seribu janji, salah satu tempat di sudut kampus yang banyak di gemari mahasiswa. Rerumputannya yang hijau, pendopo-pendopo kayu yang berjejeran, pohon-pohon Flamboyan yang berdiri kokoh dan dedaunannya saling menyambung untuk meneduhkan, serta suara gemericik sungai yang mengalir menjadi ritme penenang telinga dibawah hiruk-pikuk kenderaan mesin yang memekikkan.

Angin sepoi yang berasal dari dedaunan pohon flamboyan tersebut sedikit menyibak ujung jilbab pashmina yang dikenakan Kismi. Dengan sigap, ia segera membetulkannya, khawatir sehelai rambutnya terlihat kaum adam.

Dengan pandangan teduh, seorang pemuda memperhatikan secara seksama Kismi yang tengah sibuk menjelaskan konsep presentasi bagiannya. Cara bicara Kismi, penjelasannya, senyum yang tersungging dibibirnya membuat jantungya entah mengapa mengalami degupan sedikit lebih kencang dari biasanya. Love at Fist sight ? Ah, dia sendiri juga tidak yakin!

"Menurut Ghazzal gimana?" pertanyaan Kismi membuyarkan euforia pikiran Ghazzal yang melalang buana. Membuat dia terkesiap.

"Eh, iya Kis?"

"Menurut kamu gimana? Ada tambahan atau gimana?"

"Menurutku itu sudah lumayan bagus. Tapi sedikit di tambahi lagi tentang implementasinya gimana?" Kismi dan Ratna Sari sama-sama mengangguk.

"Oke setuju,"

"Aku deadline sampai besok malam kecepatan nggak?"

"Nggak juga kok Zal!" sahut Ratna Sari.

"Menurut kamu Kis?"

"Iya gapapa besok malam aja. Lebih cepat lebih baik. Biar ada banyak waktu juga untuk ngedit power point-nya.

"Oke, besok malam kalian ngumpulin materinya ke aku ya. Paling lambat senin pagi deh!"

"Harus besok malam aja deh menurutku, senin pagi sibuk begete gais!" sahut Ratna tegas. Sepertinya dia memang tipikal manusia yang sat-set wat-wet alias super gercep.

"Ya udah, kita fiks ngumpulinnya besok malam ya?"

"Fiks gaes, besok malam aja!"

"Oke!" semuanya mengangguk sepakat.

"Sekarang gimana? Udah sampai sini?" tanya Ghazzal. Kismi dan Ratna mengangguk.

"Hehe aku ada janji sama temen mau ke Gajahmada."

"Kalau aku ingin cepet-cepet balik kamar. Nugas disana aja. Eh besok jurusan kita ada acara di Jl. Ijen loh! Kalian ikut nggak?"

"Ya wajib banget ikut itu Kis! Sayang kalau nggak ikut. Biar pertemanan antar sesama jurusan segera terjalin, barangkali juga kita bisa nemu kenalan baru dari kelas-kelas lain, iya nggak Zal?"

Kisah kasih Kismi (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang