Bismillahirrahmanirrahim,
Spadaaaaa,
Alhamdhulillah banget Hari Ahadku berfaedah,
Yuk yuk, siapkan mental ya gaes,
Yang jomblo harap bersabar hihi.
Sambil nyanyi bareng yuk,
Lagu yang relate bgt nih sama Kismi dan Kapten Gibran hehe
SATU! DUA! TIGA!
Hatiku selalu bahagia, punya kekasih sepertimu
Walau jauh kau tak disisiku, kau selalu setia
Meskipun kau jauh disana, kuharap baik-baik saja
Aku rindu dalam pelukanmu, rindu bersamamu
Ku disini slalu menunggumu, menunggu cintamu
Oh Tuhan katakan padanya, ku merindukannya
Oh cinta katakan padanya, dia slalu dihatiku
***
"Cinta memanggilmu dari segala penjuru. Kita terikat pada langit. Akankah kau datang?"
Sebaris puisi rindu Jalaluddin Rumi berhasil terkirim untuk Kapten Gibran melalui pesan chat dari Wattshap Kismi. Gadis itu tersenyum. Dibacanya lagi pesan yang ia kirimkan semenit yang lalu. Menunggu tanda dua centang biru.
Angin bulan Juni menjadi teman setia Kismi mengadu rindu. Sudah 2 bulan lebih suaminya berkelana menjelajahi luasnya samudra lalu transit dari satu benua ke benua yang lain. Katanya, menguras peluh demi kehidupannya yang layak bersama Kismi. Milyaran bintang tampak dengan jelas kerlap-kerlipnya dari rooftop lantai 3 rumahnya yang setiap siang berfungsi sebagai jemuran.
Plung!
Pesan balasan dari Kapten Gibran akhirnya masuk di ponsel. Membuat Kismi kegirangan.
Balasan yang berupa sepotong puisi yang juga hasil buah pikir Maulana Jalaluddin Rumi.
"Karena tanpamu, sungguh, kota bagaikan penjara bagiku."
Kismi tersenyum. Sekarang Kapten Gibran menjadi ahli sekali mendatangkan degup kencang di jantungnya. Entah ia belajar dari mana.
"Biar tidak seperti orang yang terpenjara, makanya cepet pulang hehe!" sahut Kismi saat Telpon suara masuk di ponselnya.
"Assalamu'alakum dulu, Kis!"
"Eh iya lupa. Assalamu'alaikum KAPTEN GIBRAN!"
Kapten Gibran menghela nafas panjang. Hembus napasnya yang serasa samapi secara langsung di telinga Kismi. "Wa'alaikumsalam, Kis!"
"Kapten Gibran Kapan pulang?"
"Maunya kapan?"
"2 Minggu lagi!" sahut Kismi antusias sekali.
"Hahahaha ini belum juga 3 bulan Kis, yang sabar ya?" Kismi terdiam, ada rasa kecewa yang menyelimuti hatinya. Panggilan beralih ke videocall. Membuat wajah cemberut Kismi terlihat oleh Sang Kapten.
"Terus kapan jadinya?"
"Paling cepat ya 1 bulan lagi Kis."
"Huaa itu lama namaya, Kapten!"
"1 bulan itu cepat, kalau 1 tahun baru lama namanya." Kismi terdiam. Kapten Gibran nggak paham sih, bagi orang yang menunggu, waktu berjalan begitu lamban.
"Kapten Gibran mau bersaing sama Bang Thoyib ya?" Kapten Gibran tertawa di seberang sana.
"Iya maaf, Kis! Maaf ya, bulan puasa dan lebaran tahun depan In Sya Allah saya usahakan kita bisa sama-sama. Janji deh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah kasih Kismi (Sudah Terbit)
ChickLit"Ehem, Bismillah. Jadi begini Nak, sebenarnya yang dinikahi Gibran putra saya bukan Elsa, tapi kamu!" *** Kismi yang baru saja pulang dari kegiatan Pesantren Kilat di Yogyakarta harus dikagetkan dengan kenyataan bahwa hidupnya kini tak lagi sama se...