Bab 46 (ILOVEYOU, Kapten!)

4.6K 398 25
                                    

Bismillah, 

Haloo. Alhamdhulillah saget jumpa lagi.

Jan suwenneng banget akutuh. Sebab banyaknya notifikasi vote masuk dari kalian.

Suwon banget loh ya hehe,


Oke jadi begini. Publish-an malam ini belum sempat di cek ulang dan diedit.

Semisal banyak typo yang beterbangan, mohon dimaklumi nggeh, sekalian juga ikut ditandai dalam komentar juga nggak papa hehe.

Semoga nyambung dan mudeng Tsay!


***

Kismi membolak-balik buku paket Biologi nya dengan raut muka yang masih menyimpan sedikit kekesalan. Beberapa menit yang lalu Bundanya menelpon, membenarkaan pesan yang tadi sore disampaikan Kapten Gibran.

"Operasi cangkok ginjal Budhe Arum baru selesai pagi tadi Kis, mana Pakdhe Diditmu masih ada kendala Visa dari negara sana, belum bisa pulang cepat. Ndak tega Bunda meninggalkan Budhe Arum sedangkan kondisinya belum pulih seperti saat ini. Tapi kamu tenang saja, lusa Ziyad balik ke Malang diantar Mas-mas rewang 'e Budhe Arum! Tapi maaf, kalau Bunda sama ayah mungkin agak terlambat pulangnya." kata Bundanya saat telpon berlangsung tadi.

"2 Minggu lagi Kismi UAN loh Bund," rengek Kismi. Biasanya, saat ia mendekati masa-masa ujian, Anita akan ektra memberi perhatian lebih pada Kismi. Support sistem langsung yang sungguh berpengaruh.

"Bunda usahan 2 minggu lagi sudah kembali ke Malang, Kis! Tapi seandainya belum, kamu kan sudah ada Mas Suami yang bisa menggantikan Bunda memenuhi segenap kebutuhan dan support yang mungkin saja bisa melebihi Bunda." Goda Anita. Yang digoda hanya diam saja, pura-pura tak dengar.

"Yasudah, 2 minggu lagi sudah pulang loh Bund,"

"Nggeh Cah ayuku, in Sya Allah."

Bundanya memang sudah berjanji akan cepat kembali, tapi dalam hati kecilnya Kismi tetap berprasangka akan tertunda lagi. Selama ini, belum pernah terbesit ujiannya akan dilalui tanpa keberadaan orangtua. Support langsung, perhatian, cium kening dan cium tangan ketika hendak berangkat, ah Kismi tak mau melewatkan hal itu di penghujung akhir sekolahnya.

Pikirannya kalut. Materi Biologi hanya dilihatnya saja. Dalam hati dia berdo'a. Semoga Orang tuanya memang sudah dirumah ketika uijian akhir sekolah berlangsung 2 minggu mendatang.

Bola mata Kismi manatap tajam kearah langit dari meja belajarnya yang tepat berada di depan jendela. Langit tampak cerah benderang. Sudah hampir 5 hari tidak turun hujan. Sehingga langit Kota Malang terbebas dari kabut tebal yang menutupi pesona milyaran bintang.

Kismi menarik garis senyumnya. Sudah lama dia tidak sempat menghitung bintang.

"Satu, dua, tiga, empat,,,..........tiga puluh satu, tiga puluh dua, tiga puluh ti-"

"Kis, boleh saya masuk?" Suara bariton Kapten Gibran memecah konsentrasi Kismi.

Tuh kan, lupa lagi dapat berapa barusan?

Kismi menoleh sedikit kesal, "Iya Kapten, masuk aja. Ada apa?"

"Laptop kamu dipakai?"

Kismi menggeleng. "Untuk saat ini sedang nganggur."

"Boleh saya pinjam sebentar."

Kismi menganggguk. "Lama juga nggak papa kok!" Kismi mendekati lemarinya. Mengambil laptopnya yang tersimpan didalam sana.

Kisah kasih Kismi (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang