Bismillahirrahmanirrahiim,
Assalamualaikum Ya Ahl Jannah minal Muslimin wal Muslimat, Mukminin wal Mukminat (AAmiin)
Selamat malam hihi
Semoga tetap dalam Lindungan-Nya
Maap begete updatenya tuwellat polllllllllll
pliisss plissss dimaapin ya,
wkwkwkkw
Yang lupa alur terakhirnya gimana, silahkan di scroll ulang hehe,
Maap lagi rek, maap kalau ternyata lanjutan part ini tidak sesuai ekspektasi,
No edit-edit club, entah gaje kek, receh kek, atau nggak nyambung plisss maapin ya hehe
Tadi tuh ngerjain sekalian nobar Timnas vs Thailand, ya meskipun kalah tetep dukung mereka ya
Maap lagi, basa-basinya kebanyakan,
monggo Iqro'!
***
Kismi terserantak kaget. Jantungnya berdegup kencang. Sebuah tangan tak seukuran dengannya menutup kedua bola matanya. Sedangkan tangannya yang lain menggenggam erat pergelangan tangannya. Keterkejutannya membuat ia bungkam. Tak kuasa berteriak barang satu katapun. Kismi hanya bisa berpasrah. Berharap tidak terjadi hal-hal buruk saja, itu sudah cukup.
Sekitar 20 langkah. Kedua tangan besar itu melepas belengguanya dari kedua mata dan pergelangan tangan Kismi. Membuat ia sigap membalikkan badannya.
"Siapa?" tanya Kismi takut yang bercampur kesal juga. Dilihatnya dengan seksama laki-laki yang berdiri tepat dihadapannya itu. Laki-laki yang juga telah menjadi kang bidiknya tadi.
Laki-laki berkumis itu bungkam. Membiarkan Kismi lebih mendekat kearahnya dan menarik paksa topi yang ia kenakan.
"Kapten Gibran?" jerit Kismi kaget.
"Ini benar Kapten Gibran 'kan? Sejak kapan juga jadi berkumis?" Kismi memberanikan diri menarik kumis laki-laki dihadapannya itu.
"Ya Allah, kumis palsu!"
Kapten Gibran tertawa puas. Menikmati keterkejutan sekaligus kekesalan di wajah istrinya.
"Assalamu'alaikum Kismi, sayangku, istriku!" Kapten Gibran mengelus-elus ujung kepala Kismi yang tertutup hijab bella square premium.
"Wa'alaikumsalam. Becandanya nggak lucu ih!" sahut Kismi kesal. Kondisi mukanya sengaja ia pasang secemberut mungkin.
"Iya maaf. Sengaja hehe!"
"Perminta maafannya nggak di terima!" sungut Kismi kesal. Sisa degupan jantungnya masih terasa. Pertanda bahwa tadi ia benar-benar panik.
"Jangan bilang kalau ternyata udah sampek Malang sejak lama!"
"Memang nggak lama kok! Kira-kira satu minggu yang lalu."
"Itu namanya lama, Kapten!"
"Masak?"
"Tau ah!" Kismi membalikkan badannya kesal. Pura-pura marah. Padahal ia hanya ingin menutupi rasa bahagia yang tergambar jelas di wajahnya.
"Ya maaf deh maaf, saya nggak bilang ke kamu sejak kemaren-kemaren!" Kapten Gibran menarik tubuh Kismi. Memutarnya agar kembali berhadapan.
"Tau dari mana kalau aku disini? Dari Fahri ya?"
Kapten Gibran menggeleng.
"Dari Nadia." Jawabnya santai
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah kasih Kismi (Sudah Terbit)
Romanzi rosa / ChickLit"Ehem, Bismillah. Jadi begini Nak, sebenarnya yang dinikahi Gibran putra saya bukan Elsa, tapi kamu!" *** Kismi yang baru saja pulang dari kegiatan Pesantren Kilat di Yogyakarta harus dikagetkan dengan kenyataan bahwa hidupnya kini tak lagi sama se...