Hi!
Happy reading:)Kalimat 'I got you' yang belum jelas maksudnya, ditambah perubahan drastis raut wajahnya jelas membuat dua teman di sebelahnya bertanya-tanya, bahkan saling bergidik tak tahu kala pandangan keduanya bertemu.
"I got you? Siapa?" tanya Ghifa penasaran yang langsung dilayangkan tatapan tak biasa dari Dhito. Karena jujur, ini kali pertamanya si penebar lawakan memasang tatapan tajam penuh amarah.
"Pembunuh!" Satu kata penuh penekanan keluar dari mulut Dhito. Lalu, dengan gegabahnya melangkahkan agak cepat ke arah sesuatu yang ia tuju, namun dengan maksud yang belum jelas.
Hal tersebut sontak membuat Karel cepat bertindak untuk menghalau Dhito yang tak terbendung lagi. "Bangsat! Jelasin dulu biar gue ngerti! Jangan gegabah gini!"
Dengan posisi tubuh yang dihalau Karel, Dhito berusaha untuk tak memberontak karena hendak memberi penjelasan. "Elin!"
"Yang jelas!"
"Mobil pelakunya!" Jarinya menunjuk ke arah mobil sedan putih yang terparkir dekat gerbang sekolah.
Sontak ketiganya saling menatap bergantian. "It's not fair for her kalo pelakunya bisa keluyuran dengan bebas!" Emosi yang terlalu mendominasi berhasil membuat Dhito tak segan-segan mendorong Karel yang sedikit lengah hingga terjatuh.
Sedangkan Ghifa yang tadinya hanya terpaku tak jauh dari dua lainnya pun berniat menghalau Dhito sebisa mungkin. Karena jujur, ia khawatir akan timbulnya masalah baru. Namun sayang, ia kalah cepat karena seseorang lebih dulu menarik tangan Dhito ke pinggir lapangan yang tak lain adalah Regan.
"Mau apa? Mau memperkeruh suasana dengan jadi saksi tanpa adanya bukti? Itu namanya bunuh diri!" Regan yang menyaksikan semuanya dari lantai atas merasa murka. Kali ini emosinya tak terbendung lagi akibat rasa penasarannya yang berlebih ditambah dengan aksi nekat Dhito yang mungkin akan membuat semuanya menjadi lebih rumit.
"Pak! Saya saksinya!"
"Nggak ada bukti? Percuma!" sentak Regan.
*****
Seorang pengacara, guru, dan enam orang pelajar tengah berkumpul bersama di ruang tengah kediaman Teo, sekaligus markas untuk misi kali ini. Namun, dengan raut wajah mereka yang tak seiras, tak terkecuali si pemilik rumah yang tengah sibuk mengutak-atik komputer kesayangannya.
Dengan posisi pengacara arrogant yang terbilang hebat jadi satu-satunya orang yang berdiri untuk menjelaskan semua info yang ia dapat, tulis, tempel, dan sambung serapi mungkin dengan benang yang terhubung satu sama lain pada detective board.
KAMU SEDANG MEMBACA
School of Lies ✓ [TERBIT]
Bí ẩn / Giật gân[COMPLETED] ________________________ - the mission behind the lie, and guess who's telling the truth! Mari memasuki dunia Victory High School, dimana mereka yang diistimewakan menutup banyak kebohongan. Dari yang masih dibatas wajar sampai yang kura...