8. New Facts

685 321 548
                                    

Hai
Happy reading:))

Karel memberikan foto Disha yang ia temukan di tempat sampah depan kelas kepada Ghifa. Dilihatnya ada bercak darah difotonya serta tulisan 'she died because u' di baliknya.

Ghifa terdiam. Tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.

Banyak pertanyaan dibenaknya sekarang.

Menduga-duga kepada siapa foto ini ditujukan?

Siapa yang mengirimnya?

Siapa yang memotret Dhisa?

Mengapa foto ini dibuang? Apa ini sebuah ancaman? Yang jelas ini menjadi teka-teki baginya sekarang.

Apa ini petunjuk awal untuk menemukan 'pelaku' yang sebenarnya?

Hanya satu pertanyaan yang bisa ia tanyakan sekarang. "Rel, lo nemu foto ini di mana?"

"Gue temuin di tempat sampah depan kelas tadi. Gue tau lo pasti kaget liat ini. Tapi, mungkin ini jadi petunjuk awal buat kita nyari pelaku yang sebenernya." Karel memegang bahu Ghifa sambil tersenyum.

Ghifa yang ditatap hanya diam. Pikirannya kali ini benar-benar rumit.

"HEH, NGAPAIN LO PADA?" teriak Gevan yang tiba-tiba muncul.

Kaget. Bahu Ghifa dan Karel refleks terangkat.

"Gue gebug dada lo ampe bunyi 'deg' mau lo bang?" kesal Karel.

"Jangan dong, nanti dada aku sakit," ucap Gevan sambil menutupi dadanya.

Ghifa yang melihat kelakuan kakaknya hanya bisa pasrah, hingga batinnya bertanya, dosa apa gue punya abang modelan begini?

"Jiji jingan bangke. Geleuh ih." Karel benar-benar kesal. Pasalnya tadi ia merasakan sesuatu yang berbeda saat menatap Ghifa. Namun, Gevan menghancurkan suasana. Membuat Karel bertanya-tanya perasaan apakah ini?

"Lo kayaknya marah banget sama gue. Yaudah atuh maapkeun." Gevan sedikit tersenyum simpul dan ikut duduk bersama.

Sayangnya, Karel dan Ghifa langsung berdiri. "Gue pulang ya Fa," ucap Karel yang langsung pulang ke rumahnya.

"Oke." Disusul Ghifa yang langsung masuk ke rumah meninggalkan Gevan sendiri di teras.

"Sialan, bremsek, lucknut, bangke lo pada." Gevan mengumpat.

*****

Sekolah yang seharusnya menjadi tempat teraman kedua setelah rumah, sepertinya sekarang tak lagi begitu setelah apa yang terjadi pada Disha.

Bukan hanya para siswa-siswi, para orang tua juga pasti merasa cemas pada anak-anaknya. Takut apa yang menimpa pada Disha terjadi pada anak mereka.

Ergan yang sekarang menyamar menjadi guru sementara telah mengantongi beberapa petunjuk tentang siapa yang patut dicurigai.

Sekarang Ergan akan mengajar di kelas XI mipa 1, tepatnya di kelas Zian seharusnya belajar sekarang.

"Oke semuanya, di hari pertama saya mengajar, kita akan melaksanakan ulangan harian bab 1. Sekarang kalian kumpulkan hp kalian ke meja saya."

"Hah? Pak kita baru aja seminggu masuk di semester 2 lho, masa udah langsung ulangan sih." Protes Piyan.

"Harusnya minggu lalu kalian udah pelajarin materi bab 1 dong, tanpa disuruh harusnya udah ngerti, kalian udah kelas XI masa masih harus dikasih tau," jelas Ergan.

"Udah sih, kalian tinggal ngerjain doang ribet banget," sahut Malika.

Angga melirik Malika sambil tersenyum remeh.

School of Lies ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang