Aku perlahan membuka mataku. Hal pertama yang kulihat adalah Doflamingo yang sedang tersenyum lebar sambil menggerakkan jari-jarinya, sepertinya dia menggunakan kekuatan buah iblisnya untuk mengendalikan orang-orang sehingga mereka saling membunuh.
Aku lalu melihat ke sekitarku dimana saat ini ternyata aku berada di istana kerajaan yang atapnya sudah terpotong. Tangan dan kakiku juga terikat oleh borgol. Tidak hanya itu, borgol itu juga dilapisi oleh benang Doflamingo. Jas dan kemeja putihku kotor karena debu dan sobek dibagian punggung sehingga punggungku terlihat jelas. Rambutku sendiri sudah tergerai dan sedikit berantakan.
Aku mencoba untuk duduk. Aku meringis saat merasakan nyeri di tubuhku, terutama di bagian punggung. Meski luka yang kualami sudah sembuh, nyeri dari luka itu masih bisa kurasakan. Aku membutuhkan sedikit waktu lagi untuk pulih sepenuhnya.
Tapi yang paling penting adalah bagaimana cara melepaskan diri. Murasame juga tidak ada di pinggangku. Pistol angin yang kumasukkan ke saku jas sepertinya juga tidak ada. Aku kembali memperhatikan sekeliling dan menemukan kedua senjataku itu berada di atas nakas yang cukup jauh dari posisiku saat ini.
'Seandainya aku bisa mendapatkan Murasame, aku tinggal melumurinya dengan darah dan melapisinya dengan Haki. Dengan begitu, aku bisa melepaskan diri.' Pikirku lalu melihat kembali ke sekeliling mencari keberadaan Law, tapi hasilnya nihil. 'Untunglah Torao tidak ada disini, itu artinya dia bersama Luffy.'
Sementara aku terus memikirkan bagaimana cara melarikan diri, Doflamingo ternyata menyadari kalau aku sudah sadar.
Doflamingo berjalan mendekatiku. Ia lalu berjongkok di depanku untuk menyamakan tingginya denganku.
"Apa kau bisa mendengarnya? Permainan baru saja dimulai." Ucap Doflamingo.
Aku sedikit terkejut mendengar itu. Aku langsung memejamkan mata dan menggunakan Kenbunshoku Hakiku untuk melihat keadaan di seluruh pulau. Para penduduk yang saling menyerang karena dikendalikan Doflamingo, ada juga yang berusaha menangkap Luffy dan yang lain. Dan yang paling buruk adalah, pulau yang diisolasi oleh Doflamingo menggunakan kekuatan buah iblisnya sehingga siapapun tidak bisa pergi atau meminta bantuan dari luar. Doflamingo menamai teknik gila ini dengan nama Sangkar Burung. Aku kembali membuka mataku dan menatap tajam Doflamingo.
"Kau yang terburuk." Ucapku.
Doflamingo tertawa mendengar itu.
"Tawaranku masih berlaku. Jika kau patuh padaku, mungkin aku akan membiarkan teman-temanmu hidup. Dengan kekuatan yang kau miliki, aku akan memberikanmu posisi sebagai eksekutif tertinggi seperti Trebol, Diamante dan Pica. Aku akan memberikanmu code name Corazon." Ucap Doflamingo yang membuatku terdiam mendengar itu. "Bagaimana? Tawaran yang menarik, bukan?"
"Jawabanku tetap sama." Ucapku.
"Begitu, jadi kau tidak masalah jika teman-temanmu harus mati?" Ucap Doflamingo.
Aku menatap tajam Doflamingo dengan aura merah yang menguar dari tubuhku.
"Aku tidak akan membiarkan kau menyentuh teman-temanku!" Ucapku.
"Kau masih bisa bicara seperti itu. Kau seharusnya melihat keadaanmu sekarang. Kau pikir kau bisa menghentikanku?" Ucap Doflamingo.
Aku tetap menatap tajam Doflamingo dengan aura merah yang menguar dari tubuhku. Tidak lama kemudian, para eksekutif berkumpul di istana. Bukan hanya pada eksekutif, anak buahnya yang tidak memiliki jabatan juga berkumpul.
"Target Law dan yang lainnya adalah SMILE, bukan?" Ucap Diamante.
"Nee, Doffy! Bukankah kita harus melindungi pabriknya?" Ucap Trebol.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Piece World 2
FanfictionFukuda Eri adalah seorang gadis yang sudah hidup mandiri sejak kecil dikarenakan orang tuanya sudah meninggal sejak ia masih berusia 10 tahun. Untuk menghilangkan rasa kesepian itu, ia menghabiskan waktu luangnya untuk menonton anime. Ia tidak perna...