Part 152

623 90 8
                                    

Aku, Kid dan Law menyerang Big Mom bersama-sama. Hal itu tidaklah mudah mengingat lawan kami adalah Yonkou.

"Matilah, Nenek Peyot!" Ucap Kid.

"Kau keras kepala sekali, Bocah!" Ucap Big Mom.

Saat Kid dan Big Mom sama-sama terdorong karena benturan kekuatan mereka, aku hanya melihat itu dalam diam. Mataku terus bergerak mencari celah untuk menyerang Big Mom.

"Apa hanya segini saja? Jangan remehkan Yonkou!" Ucap Big Mom.

Aku bergerak dengan cepat lalu memberikan luka pada kedua kaki Big Mom, membuat dirinya jadi jatuh berlutut di hadapanku.

"Harusnya aku yang bilang begitu." Ucapku sambil tersenyum menyeringai.

Kid kembali mengumpulkan besi-besi di tangannya dan berlari menyerang Big Mom. Namun saat tengah berlari, tiba-tiba saja dirinya terjatuh. Saat Kid melihat tubuhnya, ia mendapatkan luka tebasan di dadanya.

"Apa-apaan ini? Tiba-tiba saja aku tertebas!" Ucap Kid.

"Hei, apa yang terjadi padamu?" Ucap Law.

Saat Big Mom akan menyerang mereka berdua, aku pun segera menahan serangan Big Mom.

"Oi, ada apa denganmu?" Ucapku sambil melirik Kid.

"Akan kuhabisi kalian bertiga! Silahkan kalian berteman akrab di alam sana!" Ucap Big Mom.

"Hanya dalam mimpimu!" Ucapku lalu menendang Big Mom hingga terhempas cukup jauh.

Aku lalu menoleh ke belakang dan melihat luka Kid yang cukup dalam. Saat Big Mom kembali menyerang kami, kami bertiga menghindarinya sehingga serangan Big Mom mengenai sebuah lentera. Lentera itu pun terpotong menjadi dua dan api mulai menyebar dari lentera itu.

"Kalian boleh juga." Ucap Big Mom lalu menggunakan Haoshoku Haki miliknya.

Aku juga menggunakan Haoshoku Haki milikku, menyebabkan kedua kekuatan jadi berbenturan. Kid dan Law jadi terhempas saat merasakan kekuatan kedua Haoshoku Haki.

"Sepertinya hanya kau yang bisa. Mereka berdua tidak cukup kuat." Ucap Big Mom.

Aku menggigit ibu jariku hingga berdarah kemudian mengoleskan darahku pada Murasame. Bilah pedang Murasame pun berubah menjadi warna merah lalu kulapisi dengan Busoshoku Haki.

Namun sebelum bisa menyerang kembali, tiba-tiba saja dari lantai bawah terjadi keributan yang membuatku mengerutkan kening melihat itu.

"Trafalgar!" Ucap Kid.

"Jangan tanya aku. Mungkin ada monster yang mengamuk di lantai bawah!" Ucap Law.

"Bagaimana kalau kalian mengkhawatirkan diri kalian sendiri saja?" Ucap Big Mom.

Tiba-tiba saja lantai rusak karena kemunculan seekor naga merah muda.

"Naga?! Itu Kaido?!" Ucap Big Mom yang terkejut melihat itu.

"Luffy?!" Ucapku yang terkejut melihat Luffy yang bergelantungan di tubuh naga itu.

"Apa-apaan ini?!" Ucap Kid.

"Apa yang terjadi?!" Ucap Big Mom.

'Itu pasti Momonosuke. Tapi aneh sekali, kenapa dia bisa jadi besar?' Pikirku yang kebingungan melihat itu sampai suara Luffy kembali terdengar melalui kelelawar tadi yang masih bergelantungan di tempatnya.

"Si Kaido ini, aku pasti akan mengalahkannya!"

Mendengar suara Luffy, aku bisa merasakan bahwa semangat juang setiap orang telah kembali sepenuhnya. Seruan-seruan para samurai dari lantai-lantai lain bisa kudengar.

One Piece World 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang