Part 8

2.1K 228 31
                                    

Kapal Kerajaan yang kami naiki bergerak menuju pelabuhan kota guna mencari pendonor darah untuk Sanji.

"Tolonglah! Berikan dia darah! Temanku sedang sekarat!" Ucap Luffy.

"Adakah seseorang yang memiliki darah tipe S RH negatif?!" Ucap Chopper.

"Kami tak memiliki banyak waktu lagi! Tolong donorkan darah kalian!" Ucap Usopp.

"Kami mohon sekali!!" Ucap trio bodoh.

Sayangnya, tidak ada yang terlihat ingin mendonorkan darahnya.

'Sial! Kalau seperti ini, Sanji akan mati!' Pikir yang merasa gelisah.

"Gomen ne, Sanji-chin. Sangat sulit sekali untuk mendapatkan pendonor darah untuk manusia di pulau ini." Ucap Caimie.

"Kau harus bertahan, Sanji-kun. Kalau kau mati, aku akan benar-benar marah. Mungkin saja, aku akan menghancurkan pulau ini." Ucapku.

Mendengar itu, Caimie begitu terkejut.

"Eri-chin...tidak akan melakukan itu...kan?" Ucap Caimie dengan takut-takut.

Menyadari apa yang sudah kukatakan, seketika aku merasa bersalah pada Caimie.

"Gomen, aku hanya terlalu gelisah." Ucapku lalu menyentuh kalung di leherku.

Sebuah kalung ruby yang diberikan oleh Shanks sebagai hadiah untuk ulang tahun ke-18 ku.

Flashback on

Sudah 1 tahun berlalu sejak aku dilatih oleh Shanks di sebuah pulau di Dunia Baru. Aku sedang berlatih pedang dengan terus menyerang Shanks sedangkan Shanks hanya menahan seranganku. Aku terus menyerang Shanks sampai kemudian, Shanks berteriak agar pertarungan dihentikan.

"Sudah cukup!" Ucap Shanks yang berteriak.

Aku pun berhenti menyerang Shanks, nafasku juga sedikit terengah-engah setelah melakukan latihan. Shanks melemparkan sebotol air minum dan sebuah handuk kecil yang langsung kutangkap dengan kedua tanganku.

"Kau sudah banyak berkembang. Kemampuan Haki dan berpedangmu sudah meningkat drastis. Begitu juga dengan kemampuan menembakmu." Ucap Shanks.

"Ini karena kau dan Yasopp. Kalau bukan karena kalian, aku tidak akan menjadi sekuat ini." Ucapku lalu meminum air yang diberikan Shanks tadi.

Seketika, dahagaku menghilang setelah meminum air itu. Aku juga mengelap keringatku dengan handuk kecil tadi.

"Aku juga tidak menyangka kau akan tumbuh dengan cepat. Meski kau masih pendek." Ucap Shanks sambil menepuk-nepuk kepalaku.

Aku menatap jengkel Shanks yang bicara seperti itu. Siapa juga yang senang disebut pendek? Meski memang kenyataannya begitu.

"Menyebalkan." Ucapku.

Shanks tertawa puas mendengar itu karena sudah berhasil mengejekku. Shanks lalu menghentikan tawanya dan menatapku intens.

"Sekarang kau sudah 18 tahun kan?" Ucap Shanks.

"Ya, belum lama ini." Ucapku.

"Pejamkan matamu." Ucap Shanks.

"Hm? Kau tidak akan berbuat macam-macam kan?" Ucapku sambil menatap curiga Shanks karena kami hanya berdua di pulau ini sedangkan yang lain berada di kapal.

Biasanya jika Shanks akan macam-macam padaku, Benn akan menjadi tamengku untuk melindungiku dari Shanks. Tapi karena tidak ada Benn disini, aku jadi sedikit was-was.

"Aku janji tidak akan macam-macam." Ucap Shanks.

'Hanya satu macam saja.' Pikir Shanks melanjutkan kata-katanya di dalam pikiran.

One Piece World 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang