Saat sudah tiba diatas punggung gajah raksasa itu, aku menginjakkan kakiku di tanah dan menyimpan kembali sayapku. Begitu sampai disana, hal pertama yang kulihat adalah sebuah gerbang yang pintunya sudah rusak, seperti habis mendapat serangan.
Saat akan melewati gerbang, seekor monyet berdiri di depanku dan membawa sebuah tongkat kayu.
"Aku tidak akan membiarkan orang asing sepertimu masuk ke tempat kami!" Ucap monyet itu lalu ia melompat untuk menyerangku.
Aku pun menghindari serangannya dengan mudah hingga tanpa sadar, aku terus mundur mendekati jurang.
Monyet itu menyerangku kembali yang kuhindari dengan bergerak ke samping. Monyet itu pun berakhir jatuh dari jurang begitu saja.
"Aku hanya bisa berharap kau baik-baik saja, monyet." Ucapku lalu kembali mendekati gerbang besar tadi.
Aku pun berjalan melewati gerbang itu lalu terus berjalan melewati hutan hingga akhirnya sampai di sebuah kota. Bukan sebuah kota yang indah, melainkan sebuah kota dengan beberapa bangunan yang sudah hancur dan terdapat banyak tiang yang digunakan untuk penyiksaan. Terbukti dari banyaknya darah yang mengering di tiang itu dan disekitarnya.
'Jack dan krunya sudah keterlaluan.' Pikirku lalu menyentuh salah satu tiang. 'Penyiksaan yang mereka lakukan, benar-benar tidak manusiawi.'
Aku pun kembali berjalan semakin memasuki kota itu.
'Hei, dewi.' Pikirku.
'Ada apa? Jangan bilang kau akan menghidupkan seseorang lagi? Kau akan mati, loh!' Ucap dewi.
'Tidak, bukan itu.' Pikirku lalu berhenti dan memejamkan mataku disertai helaan nafas berat. 'Menurutmu, akan jadi seperti apa dunia ini?'
'Entahlah. Itu semua sekarang tergantung pada kalian yang hidup di dunia ini.' Ucap dewi.
'Jawaban yang sama sekali tidak membantu.' Ucap Murasame.
'Maaf kalau begitu, tapi aku tidak punya hak untuk mengatur dunia ini. Aku hanya bisa memindahkan satu jiwa dengan beberapa persyaratan ke dunia ini. Selebihnya, bergantung pada mereka yang sekarang hidup di dunia ini.' Ucap dewi.
Aku kembali berjalan menuju Hutan Paus, tempat yang menarik perhatianku karena adanya sebuah pohon besar yang bentuknya menyerupai ikan paus disana.
Saat sudah sampai di depan Hutan Paus, aku kembali menghentikan langkahku karena merasakan pergerakan dari dalam hutan meski sangat samar. Mengabaikan itu, aku mulai berjalan memasuki hutan. Baru berjalan beberapa langkah, seseorang muncul di belakangku dan mencoba untuk menebasku. Aku dengan segera menahan serangannya dengan Murasame.
"Apa yang kau lakukan disini?! Ini bukanlah tempat yang boleh kau datangi!" Ucap Pedro, pelaku yang mencoba menebasku.
Aku pun melompat mundur untuk memberi jarak.
"Memangnya kenapa? Apa kalian menyembunyikan sesuatu di hutan ini?" Ucapku sambil tersenyum menyeringai.
"Siapa kau?! Apa kau juga anak buah Jack?!" Ucap Pedro.
Aku mengerutkan keningku mendengar itu.
'Apa dia tidak melihat poster buronanku? Memang sih, poster itu pasti diganti belum lama ini. Mungkin saja dia belum tau.' Pikirku lalu memasukkan Murasame kembali ke sarungnya.
"Aku tidak tau siapa Jack, tapi namaku Fukuda Eri, salah satu kru Bajak Laut Topi Jerami." Ucapku sambil tersenyum.
Pedro tampak terdiam sebentar sebelum akhirnya ia memasukkan kembali pedangnya ke sarungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Piece World 2
FanfictionFukuda Eri adalah seorang gadis yang sudah hidup mandiri sejak kecil dikarenakan orang tuanya sudah meninggal sejak ia masih berusia 10 tahun. Untuk menghilangkan rasa kesepian itu, ia menghabiskan waktu luangnya untuk menonton anime. Ia tidak perna...