30. Rindu

867 121 17
                                        

"FELIX." Panggil Somi.

"Iya."

"Mmm...nanti malam lo ada acara gak?"

"Nanti malem?"

"Iya, gue mau ngajak lo nonton. Jadi gue udah beli dua tiket, tadinya mau pergi sama temen gue tapi gak jadi, mendadak ada acara keluarga."

"Sorry ya! Gue gak bisa. Hari ini gue mau pulang, ada acara keluarga juga."

"Ooh gitu. It's okay."

"Mmm...gue balik duluan ya!"

"Iya."

Somi merasa akhir-akhir ini Felix berubah sikap padanya, dingin dan menghindarinya. Tak lagi sama seperti sebelumnya yang penuh perhatiaan, hangat dan selalu ada waktu untuknya. Tapi sekarang, Felix selalu beralasan jika ia mengajaknya pergi.

Apa mungkin ia salah menilai Felix? Jika selama ini perhatian yang diberikan laki-laki itu hanya sekedar teman? Tapi, perhatian-perhatian tersebut terlalu spesial jika sekedar teman.

Sebenarnya, perihal tiket tersebut itu hanyalah alasannya saja. Ia memang membelinya agar bisa menghabiskan waktu bersama Felix, bukan karena temannya yang mendadak membatalkan rencana.





























Baru saja Ryujin mengeluarkan ponselnya hendak menghubungi Felix, laki-laki tampan itu muncul lebih dulu.

"Lix, gue ikut ya? Lo mau ke rumah sakitkan?"

"Gue gak terima tebengan." Jawab Felix ketus.

"Lo lupa? Ini juga mobil gue kali. Jadi gak ada tuh istilahnya nebeng mobil sendiri. Lagian lo gaya banget pake mobil segala ke kampus."

"Bisa gak sih lo ngomongnya jangan kenceng-kenceng?"

"Maaf lupa!"

Tak ingin memperpanjang perdebatan, Felix segera masuk ke dalam mobilnya, begitupun dengan Ryujin.

Felix kenapa sih? Lagi badmood kayaknya. Gak bisa ngoceh kalo kayak gini sih - Ryujin.

Terlihat jelas di mata Ryujin, jika Felix tidak dalam suasana hati yang baik.

"Lix, toko buah depan berhenti sebentar ya! Gue mau beli buah buat yang sakit." Pinta Ryujin hati-hati.

Felix tak menjawab.

Ryujin pasrah, jika Felix tidak berkenan menuruti keinginannya. Tapi ternyata Felix menghentikan mobilnya di toko buah yang Ryujin maksud. Ryujin pun segera turun.

Sudah pasti suasana hati Felix tidak baik, ia benar-benar kacau saat ini setelah bersikap dingin pada orang yang ia cintai. Beberapa hari ini ia memang berusaha untuk mengurangi komunikasi dengan Somi. Sebenarnya ia bingung harus bagaimana? Dengan cara apa agar ia bisa berhenti mencintai Somi. Hampir setiap hari mereka bertemu, jantungnya masih berdetak kencang saat menatap wanita itu. Rasa cinta tersebut seolah terus bertambah setiap harinya, menyesakan dadanya karena rasa tersebut tidak bisa tersampaikan pada sang wanita.

Ia sadar, sudah saatnya ia mulai berusaha untuk menerima Ryujin sebagai istrinya. Menyayangi dan mencintainya. Tapi, apa bisa ia menumbuhkan perasaan tersebut?

Saking asiknya melamun, Felix tidak sadar jika Ryujin sudah kembali. Istrinya itu membeli dua parcel buah. Satu untuk teman kosnya dan satu lagi untuk ayah dari temannya.

"Lix." Panggil Ryujin sembari menepuk pundak Felix, membuat laki-laki itu sedikit terkejut. "Lo ngelamun? Ada masalah?" Tanya Ryujin lembut.

"Gapapa."

RASA || SKZ × ITZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang