Mendadak Ryujin menjadi pusat perhatian karena penampilan barunya. Sepanjang tempat yang ia lewati, sayup-sayup terdengar pujian tertuju padanya. Ryujin jadi malu, sebenarnya tidak banyak yang ia rubah. Masih setia dengan sepatu kets, celana denim, dan atasannya ia memakai kaus putih polos. Sempat ia mengenakan blouse motif bunga-bunga tapi ia ragu takut tidak cocok dipakai olehnya. Akhirnya ia menggantinya dengan kaus putih polos sesaat sebelum keluar dari kamarnya.
Rambut yang biasanya diikat sedikit berantakan kini tergerai dengan anggunnya dan sedikit polesan make up membuat wajahnya terlihat lebih fresh. Efek jatuh cinta memang luar biasa. Sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Dulu bedak dan teman-temannya seperti musuh yang harus disingkirkan, tapi sekarang seperti teman bermain, begitu akrab.
Sebelumnya Ryujin sempat mengecat rambutnya menjadi pink. Itu terpaksa ia lakukan karena tantangan dari teman-temannya. Demi harga diri mau tak mau ia harus melakukannya karena terlanjur menyanggupi tantangan tersebut.
Dengan percaya diri, Ryujin melangkah melewati mereka yang memandang, tidak menyangka akan menjadi pusat perhatian seperti ini. Padahal ia bukanlah mahasiswi populer yang setiap gerak-geriknya akan di perhatikan banyak orang. Tapi siapa sangka banyak yang sadar akan perubahannya.
Pujian tentang Ryujin pun sampai ke telinga Felix. Sekarang ia di kantin bersama teman-temannya yang sedang membicarakan istrinya. Ia tidak tahu Ryujin juga sudah kembali masuk kuliah sama sepertinya. Gadis itu tidak memberitahu karena mereka berangkat masing-masing.
Felix belum lagi bertemu Ryujin semenjak gadis itu bertandang ke rumahnya. Saat pulang pun Ryujin tidak memintanya untuk mengantarkan pulang.
Ryujin menolak saat sang mama mertua menawarinya untuk pulang diantarkan Felix, dengan alasan tidak ingin mengganggu Felix, ia lebih memilih naik taksi online. Dan berakhirlah Felix dimarahi sang mama karena curiga putranya itu telah melakukan sesuatu yang menyakiti Ryujin, hingga menantunya itu enggan di antar suaminya sendiri. Felix sangat yakin Ryujin menolak karena insiden di kamarnya itu.
Kemarin sebelum kembali ke kosan. Felix menyempatkan diri ke rumah sakit menjenguk sang ayah mertua sekaligus untuk berpamitan. Kondisinya semakin membaik rencananya hari ini dokter mengizinkannya pulang. Disana pun ia tidak bertemu Ryujin padahal jika bertemu ia ingin meminta maaf secara langsung.
"Eh kalian udah ketemu Ryujin belum?" Tanya Hanjis.
"Kenapa emang Ryujin?" Tanya balik Changbin, antusias.
"Percaya gak? Ryujin dandan pake bedak sama lipstik?" Tanya Hanjis
"Ah yang bener lo gak ngibulkan lo?"
"Serius gue, cantik banget dia. Pangling banget gue liatnya kirain bukan Ryujin."
"Jadi penasaran gue secantik apa dia? Tapi menurut gue sih ya, Ryujin gak dandan kayak cewek-cewek yang lain pun udah cantik. Cuma banyak yang siwer aja matanya."
"Yang jatuh cinta mah emang beda, bentukannya kaya gimana pun pasti keliatan cantik." Kata Haje
"Tapi kenapa ya tiba-tiba dia dandan gitu? Gak salah minum obatkan tuh anak?" Tanya Hanjis.
"Biasanya nih ya cewek atau cowok kalo lagi suka sama seseorang pasti lebih merhatiin penampilannya. Terlebih cewek, pasti dia pengen keliatan cantik di depan cowok yang dia suka." Kata Haje.
Felix hanya diam, mendengarkan percakapan teman-teman kosnya sembari menyantap makanan yang ia beli. Sependapat dengan Changbin, harus ia akui Ryujin memang cantik tanpa make up pun, hanya saja tak banyak yang menyadarinya. Mungkin karena terlampau cuek dengan penampilan kontras dengan perempuan kebanyakan seolah kecantikan tersebut tersembunyikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA || SKZ × ITZY
Fanfiction"Heh,lo bayarin ongkos gue?" "Iya sayang,anggep aja aku lagi belajar buat nafkahin kamu." Huekkk... "Iiiih,nih gue ganti!!!" Yeji meraih tangan Haje lalu diletakkanlah satu lembar uang dua ribu dan dua koin uang lima ratus diatas telapak tangan Haje...