24. Maaf

1K 144 23
                                        

Tidak pernah Haje sepatah hati ini karena seorang wanita, atau memang ini pertama kalinya ia merasa patah hati? Ia tidak tahu. Dulu saat kekasihnya memutuskan hubungan dengannya ia biasa saja. Atau gadis incarannya menolak cintanya itu sama sekali tidak berpengaruh padanya.

Jangan salah! Haje juga pernah ditolak.

Di tangannya kini ada novel yang pernah ia rampas dari tangan Yeji. Ia ingin mengembalikannya. Ia benar-benar akan melupakan cinta matinya itu. Sempat ia tak percaya jika Yeji dan Jeno berpacaran hingga melihatnya langsung. Beberapa hari yang lalu ia tak sengaja melihat kemesraan mereka di mall. Bergandengan tangan dan saling melempar senyum. Yeji terlihat begitu bahagia bersama Jeno.

Andai ia ada diposisi Jeno. Pasti tak tergambarkan bagaimana bahagianya.

"Jis, gue nitip ini ya buat Yeji!" Haje menyerahkan novel tersebut. Tadinya ia ingin menyimpannya sebagai kenang-kenangan, tapi setelah dipikirkan lagi itu hanya akan membuat semakin mengenaskan, akan semakin susah ia melupakan.

"Lo gak pengen ngasih langsung?"

"Gak deh!" Bertemu dengan Yeji hanya akan membuatnya semakin patah hati. Bukan patah lagi mungkin, tapi hancur berkeping-keping. Saat tak sengaja bertemu pun ia bersikap seakan tak mengenal gadis itu.

Mungkin ia akan melupakannya. Tapi apa ia bisa melakukannya? Atau menunggu Yeji putus dengan Jeno? Bodoh, seperti tidak ada wanita lain saja. Nyatanya memang tidak ada wanita lain yang membuatnya gila seperti ini.

Dulu ia pernah berseloroh, jika suatu saat Yeji menjalin kasih dengan orang lain, tak segan ia akan membuat mereka berpisah bagaimana pun caranya. Pemikiran gila. Tapi syukurlah ia masih cukup waras untuk tidak melakukan hal itu. Ia tidak ingin membuat Yeji semakin membencinya.

Benar kata orang, sakit hati itu lebih sakit dari sakit gigi.

Apa mungkin ini yang dirasakan para wanita yang ia putuskan begitu saja?







































"Yeji!" Panggil Hanjis. Ia berpapasan dengan Yeji di koridor kampus.

"Apa?"

"Haje mau balikin novel lo."

"Novel?"

Hanjis membuka resleting tasnya lalu mengeluarkan novel tersebut dan memberikannya pada sang pemilik. Selesai melaksanakan amanah dari Haje, Hanjis berlalu pergi menuju kelasnya.

Yeji membuka sampul buku bagian depan. Ada sebuah sticky note  berwarna kuning bertuliskan kata maaf.

Selama beberapa hari ini, Haje benar-benar menepati perkataannya. Playboy itu tidak mengganggunya saat tak sengaja bertemu malah tak menghiraukannya sama sekali seperti tidak mengenal. Itu bagus, Yeji menginginkan ini sejak dulu. Tapi entah mengapa ada yang mengganjal hatinya, ia sedikit merasa bersalah karena tak memberi kesempatan untuk Haje dekat dengannya. Tapi ia begitu karena takut terjebak cinta seorang playboy.

Ada yang bilang seorang playboy akan berubah setia saat menemukan orang yang tepat. Ada juga yang mengatakan, sekalinya playboy tetaplah playboy. Dan Yeji menyetujui pendapat yang kedua. Playboy tetaplah playboy tidak mungkin berubah menjadi setia.











"Eh maaf-ma-af."

Haje - yeji.

Tak sengaja Yeji menabrak Haje. Sialnya minuman yang ia bawa tumpah mengenai pakaiannya. Tak ada reaksi apa-apa dari Haje hanya menatapnya beberapa detik lalu pergi begitu saja.

RASA || SKZ × ITZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang