"Kamu abis nangis?" Tanya Changbin pada Yuna. Ia melihat wajah adiknya yang tampak muram dan kedua bola matanya yang memerah dan sembab. Jelas sekali gadis itu baru saja menangis. Ada apa gerangan?
Yuna tidak menjawab ia langsung saja menyambar helmnya dari tangan Changbin lalu naik ke atas jok belakang. Kebetulan siang ini Changbin bisa menjemput Yuna pulang sekolah. Sebenarnya Yuna yang meminta sekaligus ingin makan siang bersama, ia ingin menghibur Changbin yang sedang patah hati. Tapi sepertinya ia yang butuh dihibur.
"Kenapa hm?"
"CEPET JALAN!"
Changbin menurut ia melajukan sepeda motornya menuju sebuah cafe yang tak jauh dari sekolah Yuna.
Mereka berdua duduk di spot favorit para pengunjung cafe, di dekat jendela kebetulan sedang kosong.
"Selamat siang mas, mbak, mau pesan apa?" Tanya seorang pelayan perempuan dengan ramah.
"Saya mau pesan jus jeruk sama nasi goreng. Kamu apa dek?"
"Gak laper." Jawab Yuna lemas tak bersemangat.
"Yaudah mbak, banana splitnya satu." Changbin memesankan untuk Yuna. Ia tahu betul bagaimana cara mengatasi sang adik yang sedang sedih atau badmood. Ia sangat yakin kalau sudah ada didepan mata Yuna tidak akan mengabaikan makanan favoritnya yang satu ini, es krim.
"Baik mas, ditunggu pesanannya sebentar!" Pelayan tersebut pun pergi.
"Nangis kenapa coba? Berantem sama temen?"
"Nggak!"
"Nggak kok nangis. Bayi aja nangis pasti ada alasannya."
Haruskah ia menceritakannya pada sang kakak? Ia malu, bagi orang lain mungkin ini hal sepele tapi baginya ini hal yang serius.
"Biasanya cerita kalo ada masalah?" Changbin tidak bisa membiarkan Yuna menyimpan masalahnya sendiri. Kalau sampai nangis seperti itu pasti ada masalah serius.
Baiklah, Yuna akan menceritakannya. Percuma ia bungkam, Changbin pasti akan terus mendesaknya untuk bercerita. Ia pun mengeluarkan sesuatu dari dalam tas sekolahnya, sebuah bando yang patah.
"Kamu nangis gara-gara ini?"
Yuna diam tanda ya.
"Masa nangis cuma gara-gara bando? Kayak anak SD aja." Changbin tidak habis pikir dengan adiknya ini. Bukankah ini hal sepele? Bando yang dimiliki Yuna tidak hanya satu tapi banyak.
"Ya tapikan itu hadiah ulang tahun dari kak Ian." Mata Yuna kembali berkaca-kaca.
"Ooh." Pantas saja, setiap hal mengenai Ian sangat berharga buat adiknya ini.
Tepat dugaan Changbin, Yuna melahap es krimnya begitu dihidangkan dihadapannya.
"Kak."
"Hm."
"Kakak jangan sedih lagi ya!"
"Kakak gak sedih."
"Gak mungkin sedih ditinggal gebetan nikah. Aku juga kayak percaya gak percaya gitu mbak Ryujin sama kak Felix nikah. Perasaan dulu mereka sinis-sinisan kalo ketemu. Kakak mau gak aku kenalin sama temen aku? Dia bilang dia suka sama kakak. Cantik looohh...."
"Nggak usah. Inget! Jangan kasih nomor kakak ke temen-temen kamu!"
"Hehe...iya kak maaf! Waktu itukan aku lagi kesel sama kakak, abisnya kakak nyebelin."

KAMU SEDANG MEMBACA
RASA || SKZ × ITZY
Fanfiction"Heh,lo bayarin ongkos gue?" "Iya sayang,anggep aja aku lagi belajar buat nafkahin kamu." Huekkk... "Iiiih,nih gue ganti!!!" Yeji meraih tangan Haje lalu diletakkanlah satu lembar uang dua ribu dan dua koin uang lima ratus diatas telapak tangan Haje...