37. Perubahan

815 114 17
                                    

"Lo berubah sekarang." Kata Indra.

"Iya lo gak mau kumpul-kumpul lagi bareng kita." Kata Bimo.

Teman-teman Ryujin melayangkan protes karena akhir-akhir ini ia jarang sekali ikut berkumpul bersama mereka. Ia memang sengaja melakukannya dan otaknya pun dipaksa untuk mencari alasan karena ia takut menyinggung perasaan mereka jika mengatakan alasan yang sebenarnya. Seperti muda mudi lainnya yang sering mengisi waktu malam dengan berkumpul, berbagi cerita seru maupun haru, bercanda sembari menyantap makanan setelah lelah dengan urusan perkuliahan. Sebenarnya ada perasaan tidak enak saat menolak ajakan mereka tapi mau bagaimana lagi ia harus melakukannya. Kalau mengikuti kata hati ia ingin sekali pergi bersama mereka. Ia tipikal orang yang tidak betah berdiam diri di dalam rumah, ia lebih suka beraktivitas di luar rumah.

Teman-temannya yang mayoritas laki-laki menimbulkan rasa khawatir dibenak kedua orangtuanya. Rasa khawatir yang mungkin dirasakan oleh setiap orangtua saat anak gadisnya pergi keluar rumah bersama teman laki-lakinya. Tak jarang pulang hingga larut malam. Apalagi sekarang ia tinggal di kosan, kedua orangtuanya semakin cerewet menasehatinya. Hampir setiap hari mereka menghubunginya dan menanyakan keberadaannya. Nasehat orangtua pun berakhir seperti angin lalu, ia tak mengindahkannya.

Perubahannya berawal dari janjinya pada sang ayah sekitar dua bulan yang lalu. Ia tidak ingin menjadi beban pikiran untuk sang ayah yang sedang terbaring sakit. Tapi sekarang ia melakukannya demi kebaikannya sendiri. Dulu ia memang terlalu naif selalu yakin jika teman-temannya adalah orang-orang yang baik jadi tidak mungkin mereka melakukan hal yang tidak-tidak atau mengajaknya pada keburukan. Di era sekarang ini harus pandai-pandai menjaga diri sendiri terutama bagi seorang wanita yang sangat rentan menjadi korban kejahatan. Bukannya ia berfikir negatif pada Indra, Bimo atau yang lainnya, ia hanya ingin berhati-hati saja. Karena yang terlihat baik belum tentu aslinya baik.

"Sorry ya gue jarang ngumpul bareng kalian lagi."

"Kita ada salah sama lo?" Tanya Bimo.

Terlalu banyak alasan memang membuat orang tidak akan percaya. "Kalian gak ada salah sama gue. Mmm...jadi sebenarnya gue...udah punya pacar." Kata Ryujin malu-malu.

"Pacar? Sejak kapan? Kok lo gak cerita-cerita?" Cecar Bimo. Setahunya Ryujin tidak sedang pendekatan dengan siapapun atau sekedar bercerita sedang menaksir seseorang.

"Belum lama kok jadiannya."

"Emang lo pacaran sama siapa? Gio ya?" Tebak Indra

"Bukan. Emang gue keliatan suka sama dia apa?"

"Terus?"

"Nanti gue kasih tahu tapi gak sekarang. Jadi pacar gue tuh cemburuan banget kalo gue pergi sama temen cowok. Yaudah deh terpaksa gue gak bisa sering-sering hangout bareng kalian lagi." Jawab Ryujin berbohong. Ia khawatir kedua temannya ini mendapat serangan jantung jika ia mengatakan sudah menikah. Atau mungkin dikira ia sedang bercanda. Sejauh ini baru teman-teman satu kos saja yang diberitahu.

"Lo kalo nyari cowok jangan yang bikin ribet kenapa! Kitakan cuma nongkrong biasa doang bukannya lagi selingkuh. Gak seru tahu kalo gak ada lo."

"Tapi gue bisa ngertiin cowok lo sih. Soalnya gue juga kadang cemburu kalo pacar gue bareng sama temen cowok." Kata Indra. Perkataannya mendapat tatapan tak suka dari Bimo karena tak sependapat dengannya.

Drrrtt...drrrtt...

Ponsel Ryujin bergetar, ia pun segera mengeluarkan ponsel dari tasnya.

"Halo Ric."

"Kelas lo udah selesai?"

"Udah baru aja, bentar lagi otw."

"Gue ada di depan gerbang kampus lo."

RASA || SKZ × ITZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang