Lia tertunduk lemas begitu keluar dari ruangan dosen. Ia baru saja mendapatkan sebuah hukuman karena tidak bisa menyerahkan tugas kuliahnya. Minggu depan ia harus melakukan presentasi di depan kelas, memikirkannya saja sudah membuatnya gugup. Seharusnya ia tidak perlu mendapatkan hukuman karena sebenarnya ia sudah mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran untuk menyelesaikan tugas kuliah tersebut. Namun, entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja makalah tersebut menghilang beberapa menit sebelum kelas dimulai. Ia pun sudah mencarinya ke semua tempat yang sempat ia singgahi sebelumnya. Ia berprasangka buruk seseorang mungkin saja sengaja menyembunyikan atau mencuri tugas kuliahnya, karena ia memang sempat meninggalkan barang-barangnya di dalam kelas untuk pergi ke toilet. Jika benar begitu yang terjadi, untuk apa orang itu melakukannya?
"Awas nabrak!"
Lia mendongakan kepalanya, sepertinya peringatan tersebut ditujukan padanya. "Lino."
"Keliatannya lagi gak semangat gitu, kenapa?"
Lia mendesah. "Lagi kesel banget."
"Dapet nilai buruk dari dosen?"
"Tugas kuliah aku ilang." Lia mengerucutkan bibirnya kesal, usahanya sia-sia begitu saja. Dosennya pun tidak mau memberinya waktu lagi untuknya mencari, siapa tahu mungkin memang tertinggal meski ia sangat yakin membawanya hingga masuk ke ruang kuliahnya. Bahkan sang dosen tak mempercayai ucapannya, menganggap apa yang ia ucapkan hanyalah sebuah alasan karena belum bisa menyelesaikan tugas kuliah tersebut.
"Nih! Udah ketemu." Lino menyerahkan sebuah makalah dengan slide binder berwarna biru serta cover plastik bening yang sebelumnya ia sembunyikan terlebih dahalu di bagian belakang tubuhnya. Sontak membuat Lia membulatkan matanya, dengan segera ia mengambil makalah tersebut dari tangan Lino lalu membukanya untuk memastikan ini miliknya atau bukan.
"Kok ada di kamu?" Ini memang makalah miliknya.
"Tadi aku liat Shintya buang makalah ini di tempat sampah. Karena penasaran aku ambil dan ternyata ini punya kamu. Untung aja gak kotor."
Lia tidak habis pikir, bagaimana bisa Shintya melakukan hal tersebut.
"Kamu ada masalah sama Shintya?"
Lia menggelengkan kepalanya, tak ada. Bukan ia yang memiliki masalah dengan Shintya tapi Shintya-lah yang bermasalah dengannya. Haruskah Lia menceritakannya pada Lino? Mungkin nanti tidak sekarang, ia harus menyerahkan tugas kuliah ini pada dosen terlebih dahulu. Semoga saja sang dosen menarik kembali hukuman yang telah diberikan.
Sementara Lia menyelesaikam urusannya, Lino menunggu di depan ruangan dosen tersebut. Ia akan menagih janji yang telah Lia ucapkan kepadanya sebagai rasa terima kasih karena ia sudah bersedia direpotkan, mengantar Lia kebeberapa tempat guna mencari referensi berkaitan dengan tugas kuliah yang sedang Lia kerjakan. Sebenarnya ia tidak meminta imbalan apa-apa tapi Lia sendiri yang memaksa. Ia melakukannya dengan sukarela meskipun ia sendiri cukup sibuk dengan urusan kuliahnya. Ia tidak tega melihat Lia yang terlihat begitu frustasi karena tugas kuliah yang tak kunjung selesai.
Tak lama berselang, Lia keluar dari ruangan dosen tersebut dengan sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman, ia sangat senang karena tak perlu menjalani hukuman. Lino pun turut senang melihat Lia yang kembali berseri.
"Ayo ke kantin! Aku traktir kamu sepuasnya."
"Beneran?"
"Beneran donggg...tenang aja uang aku banyak kok." Sekali lagi Lia sangat berterima kasih pada Lino, andai saja Lino tidak mengambil makalah yang Shintya buang, mungkin hari-harinya akan dipenuhi dengan kesuraman. Bahkan tadi ia hampir saja menangis dihadapan Lino.
![](https://img.wattpad.com/cover/231615984-288-k920006.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA || SKZ × ITZY
Fanfiction"Heh,lo bayarin ongkos gue?" "Iya sayang,anggep aja aku lagi belajar buat nafkahin kamu." Huekkk... "Iiiih,nih gue ganti!!!" Yeji meraih tangan Haje lalu diletakkanlah satu lembar uang dua ribu dan dua koin uang lima ratus diatas telapak tangan Haje...