Berkali-kali Ryujin menoleh pada jam dinding yang terpajang di ruang VVIP tempat sang ayah dirawat. Dari kabar yang ia dapat,keluarga Felix akan datang pukul delapan pagi. Ini sudah jam delapan lebih tapi mereka belum terlihat kedatangannya. Membuat Ryujin merasa gugup lebih lama lagi.
"Tumben pake dress?" Tanya Jehop, iseng. Tanpa bertanya pun ia tahu alasannya.
"Namanya juga mau ketemu calon suami harus cantik donggg!" Jawab Sarah mewakili.
Sebenarnya ini bukan keinginan Ryujin sendiri,tapi sang mama yang memaksanya memakai dress selutut bermotif bunga. Sungguh,ini bukan gayanya,belum lagi sepatu hak tinggi di kakinya.
Ceklek
Terdengar suara pintu terbuka,Ryujin sangat yakit itu pasti Felix dan keluarganya. Tiba-tiba saja tangannya terasa dingin dan jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya.
"Itu mereka!" Ucap Sarah sembari menyunggingkan senyum. Senang.
Benar dugaannya itu mereka. Sementara Sarah dan Jehop menghampiri mereka yang kedatangannya sangat dinantikan. Ryujin hanya diam terpaku di tempatnya. Mengumpulkan keberanian, saat waktunya untuk menampakkan diri.
Bagaimana respon Felix nanti? Bagaimana jika ia menolak? Saat mengetahui jika wanita yang dijodohkan dengannya adalah musuhnya dari semasa SMA.
Terdengar obrolan singkat diantara mereka. Hingga akhirnya mereka mendekat ke tempatnya berada. Detak jantungnya semakin tak karuan. Dalam-dalam ia menarik napas lalu memberanikan diri untuk membalikkan tubuhnya. Singkat ia menatap kearah Felix,tapi sedetik kemudian ia menundukan pandangannya tidak berani untuk menatap lama-lama.
"Ryujin." Ucap Felix begitu Ryujin membalikkan tubuhnya.
"Kalian udah saling kenalkan?" Tanya Sarah. Namun tak ada respon dari keduanya.
"Mereka malu sepertinya untuk menjawab." Ujar Laura.
Senyuman hangat Reza berikan pada Felix."nak Felix satu kampus ya sama Ryujin?"
"Iya om."
"Nak Felix, mau-kan nikah sama anaknya om,Ryujin?"
Benar dugaan Felix,Ryujin yang akan dijodohkan dengannya. Jika seperti ini keadaannya mana bisa ia menolak."iya om,mau."
Seharian ini Felix hanya mengurung diri di kamar,merenungi nasibnya hari esok dan seterusnya. Padahal ia sudah memiliki rencana untuk hari minggu besok. Ia hendak mengajak seorang teman wanita untuk menghabiskan hari libur bersama,anggaplah itu sebuah kencan. Karena Felix sendiri tidak secara gamblang mengatakan pada si wanita jika ingin mengajaknya untuk berkencan. Ia juga ingin menyatakan perasaannya. Sudah lama ia menyimpan perasaan pada wanita itu,teman satu jurusannya.
Butuh waktu untuk Felix berani menyatakan perasaannya. Disaat ia telah yakin dan berani menyatakannya, ia malah harus mengubur dalam-dalam rasa cintanya begitu saja. Padahal ia yakin teman wanitanya juga menyimpan rasa padanya. Sungguh, ia merasa takdir telah mempermainkan hidupnya.
Digenggamannya ada secarik kertas yang berisi tulisan yang harus ia hafalkan saat akad nikah besok.
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Ryujin anjani binti....arghh...ini beneran gue nikah sama si bar-bar???"
"Ini mimpi atau real sih? Kalo mimpi siapapun tolong balikin gue ke dunia nyata!"
Felix tidak menyangka,si cewek bar bar yang hobinya memanjat pagar sekolahan akan menjadi istrinya. Musuhnya selama ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/231615984-288-k920006.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA || SKZ × ITZY
Fanfiction"Heh,lo bayarin ongkos gue?" "Iya sayang,anggep aja aku lagi belajar buat nafkahin kamu." Huekkk... "Iiiih,nih gue ganti!!!" Yeji meraih tangan Haje lalu diletakkanlah satu lembar uang dua ribu dan dua koin uang lima ratus diatas telapak tangan Haje...