Prolog🌱

1.1K 74 2
                                    

Aira baru saja menemukan sosok teman yang tak pandang bulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aira baru saja menemukan sosok teman yang tak pandang bulu. Saat orang lain menjauhinya lantaran dia lahir di keluarga berada, dijauhi karena alasan takut kalau dia akan mengadu kepada orang tuanya, dijauhi karena minder dan dijauhi karena dia memiliki wajah galak. Sejak kecil Aira kesusahan dalam hal pertemanan, sampai akhirnya dia menemukan sosok yang bisa menerima dia apa adanya.

“Lo seriusan mau temenan sama gue? Gue miskin loh, gak jijik emang?” tanya Anggita yang langsung dibalas anggukan oleh Aira.

“Mau. Gue anggap semua orang itu sama. Miskin kaya, pinter dan gak pinter, gue gak peduli. Di mata gue, semua orang itu sama,” jawab Aira, tanpa ada keraguan sedikit pun di dalam hatinya.

Anggita tersenyum, memeluk Aira erat. Namun, siapa sangka niat licik sedang bergelung di dalam kepalanya. Dia menepuk-nepuk punggung Aira kemudian berbisik, “makasih Aira. Cuma lo satu-satunya orang yang mau temenan sama gue.”

“Seharusnya gue yang bilang itu. Terima kasih, Gi. Terima kasih udah mau jadi temen gue.”

🌱🌱🌱

Hello!! Kembali lagi bersama aku, Uci. Ini anaknya Vana dan Edgarka, sudahkah kalian memasukan cerita ini ke perpus kalian? Kalau belum, dipersilakan untuk menyimpan cerita ini ke perpustakaan dan menantikan update-an selanjutnya.

Jangan ngarep anaknya Vana nasibnya bakal sama kayak Vana ya. No kekerasan, mungkin kalau khilaf ehe. Oke, yuk baca part 1





Hello, Friend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang