Lumayan panjang nih awkwkk. Jangan lupa vote dan komentarnya.
Happy reading^^
****
“Terima kasih ya, Rel. Gue enggak tahu kalau enggak ada lo gimana kondisi adek gue sekarang.”
Farel yang semula datang dengan kemarahan yang menggebu-gebu tiba-tiba amarah itu surut dan menjadi kehampaan. Wajah Melody—adik Anggita—begitu lemah dan pucat sampai Farel tak tega memarahi Anggita. Mengapa Anggita harus menjadi orang jahat? Andai Anggita tidak menjadi orang jahat mungkin dia mau berteman dengan Anggita. Namun, kelakuan Anggita sudah tidak bisa dimaafkan lagi.
“Gue nolong karena rasa kemanusiaan, karena gue manusia jadi gue tolong. Dan lo Git, lo bukan manusia. Lo iblis Git, gue takut sama lo. Gue takut sama kelakuan lo,” balas Farel penuh penekanan. Mereka berdua duduk di kursi koridor rumah sakit. Menoleh sinis menatap Anggita. “Kalau Lo sebegitu bencinya sama Aira, lo bisa jauhin dia. Lo enggak usah pake topeng dan buat Aira percaya kalau lo itu sahabat terbaik dia. Stop jadi manusia yang enggak punya moral.”
Entah bagaimana kondisi Aira sekarang. Farel berharap di mana pun Aira berada, semoga Aira dalam keadaan baik-baik saja.
“Pake otak lo sekali aja. Coba pikir baik-baik, apa aja pengorbanan Aira selama ini buat lo. Aira itu orangnya emang bego soal pertemanan tapi hatinya murni, Git. Dia kuat hadapin apapun, tapi dia enggak kuat soal keluarga dan persahabatan,” tutur Farel bangkit dari duduknya, “mulai detik ini, jangan sok kenal lagi sama gue. Lo juga harus jauhin Aira. Gue udah muak banget sama lo, saking muaknya gue pengen lempar lo ke neraka.” Setelah mengatakan itu Farel pergi, meninggalkan Anggita sendirian.
Anggita berdecak. “Masa bodo, yang gue pikirin sekarang itu diri gue sendiri dan juga adik gue. Masalah gue dan Aira udah selesai. Mau mati sekalipun gue enggak ada urusan sama Aira “
***
Murid kelas 12 sudah disibukkan dengan pemilihan kampus-kampus terbaik. Mulai dari mengikuti SNMPTN, SBMPTN, mandiri, beasiswa ke luar negeri dan lainnya. Gabriel sudah dinyatakan lolos ujian, sebulan lagi adalah waktu keberangkatannya. Dengan seragam sekolah khas Bhatia High School dengan rompi dan jas almamater sesuai kelas, Gabriel datang ke sekolah. Tujuannya satu, mempertanyakan soal Anggita yang tega-teganya menjebak Aira. Semalaman Gabriel tidak bisa tertidur memikirkan kondisi adiknya.
Pagi-pagi sekali Gabriel datang ke kelas Aira dan duduk di kursi yang biasa Aira duduki. Menunggu kedatangan si bedebah tak tahu diri. Definisi dikasih hati minta semuanya. Selama ini Gabriel salah paham pada Aira. Kasus-kasus yang selama ini dapatkan sebetulnya berasal dari Anggita. Aira yang menanggung semua kesalahan Anggita. Padahal Anggita sengaja ingin masuk ke dalam lumpur tapi tak mau kotor. Itu berupa instingnya saja. Dia ingin mendengarnya langsung dari mulut Anggita.
Orang yang Gabriel tunggu akhirnya tiba juga. Mendongkak, menatap Anggita tajam. Gadis itu berdiri di depan kelas. Di kelas ini ada beberapa orang yang sudah datang ke kelas. Kehadiran Gabriel di sini mendapatkan perhatian. Dia bangkit dari duduknya, menyeret Anggita keluar dari kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Friend?
Fiksi Remaja"Lo seriusan mau temenan sama gue? Gue miskin loh, gak jijik emang?" tanya Anggita yang langsung dibalas gelengan oleh Aira. "Mau. Gue anggap semua orang itu sama. Miskin kaya, pinter dan gak pinter, gue gak peduli. Di mata gue, semua orang itu sam...