Happy Reading. Selamat ketemu Mas Davean, calon suamik❤️
.
.Sehari sebelum masa hukuman Aira selesai, Dave mengajak Aira ke suatu tempat. Maksud hukuman di sini adalah hukuman skors sekolah. Jangan menganggap hukuman di rumah selesai bersamaan dengan hukuman di sekolah, karena hukuman terberat Aira adalah di rumah. Menjadi bagian keluarga ini ada sisi positif dan juga negatifnya, sisi negatifnya jika seseorang melakukan kesalahan di sekolah maka hukuman yang akan didapat double, di rumah dan juga di sekolah.
Selama Aira di rumah pamannya, dia merasa lebih tenang. Rumah yang disangka akan seperti neraka untuknya, ternyata rumah ini menjadi bahu tempatnya bersandar. Tempat yang sangat menenangkan. Segala sisi rumah ini dia sangat menyukainya. Meski begitu, rumah ini mengemban peraturan yang sangat banyak dan sangat rumit. Luas dan besar, terlihat kuno seperti istana-istana zaman dahulu. Percayalah, rumah ini sudah ada sejak zaman nenek-kakek buyutnya. Menurutnya rumah ini terlalu besar untuk empat orang, tidak dihitung maid tentunya.
Hari ini Dave pulang cepat, sengaja menyelesaikan pekerjaannya lebih awal karena Dave sudah membuat janji untuk mengajaknya ke suatu tempat. Hari ini tugas Aira hanya mengangguk, dan berkata ‘iya’. Tidak diperbolehkan menolak apalagi meminta pulang.
Di sinilah mereka berdua berada. Di sebuah restoran mewah dan elegan. Aira menoleh ke kanan dan ke kiri, menatap setiap bagian yang ada di restoran ini. Merasa tidak nyaman berada di tempat semewah ini, hanya sekadar makan saja. Tanpa memesan apapun, beberapa waiters datang membawakan makanan.
“Kak, ini berlebihan,” bisik Aira. Sama sekali tak digubris oleh Dave.
Dave berdehem, memotong-motong steak di hadapannya. Setelah terpotong, pria itu menukar piring Aira dengan piringnya. Perlakuan Dave seperti pria romantis kepada kekasihnya.
“Menurut Kakak ini tidak berlebihan. Cepat makan, habis ini kita ke toko buku. Beli buku-buku yang kamu suka.”
Deg!
Seketika Aira terdiam, tampaknya Dave ingin kembali mengusut soal novel yang Anggita ambil di asrama putra.
“Kamu tahu, Ai, kamu bisa dapetin apapun yang kamu mau termasuk buku yang kamu ambil dari asrama putra. Sekalipun buku itu limited edition, Kakak bakal cari demi kamu. Kamu enggak perlu susah payah menyelinap masuk ke asrama putra,” lanjut Dave, tersenyum kecut. Memotong steak lalu memasukkannya ke dalam mulut, mengunyahnya dengan tak berselera.
“Maaf Kak ...,” cicit Aira, “maaf karena aku udah malu-maluin nama keluarga kita. Aku ...,” Aira menggantungkan kalimatnya.
“Berhenti meminta maaf, itu membuatku muak,” henti Dave setelah menelan kunyahan di dalam mulut, “Aira, Kakak suka kamu jujur dan Kakak benci saat kamu bohong. Dari kejadian ini, Kakak sadar kamu sedang menyembunyikan sesuatu. Sebelum Kakak cari tahu sendiri, apa kamu mau memberitahuku?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Friend?
Teen Fiction"Lo seriusan mau temenan sama gue? Gue miskin loh, gak jijik emang?" tanya Anggita yang langsung dibalas gelengan oleh Aira. "Mau. Gue anggap semua orang itu sama. Miskin kaya, pinter dan gak pinter, gue gak peduli. Di mata gue, semua orang itu sam...