Part 26

11.2K 804 76
                                    

FOLLOW noventyratnasari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW noventyratnasari

INSTAGRAM:
@noventyrns/ @pena__ven
@algerianddd
@pinaka_gainslee
@algeriandivanior.fansite

VOTE DAN SPAM KOMENTAR 🧡

•••FANATIK•••

Malam yang cukup indah. Gadis yang menyusuri tepi jalan itu mengeratkan sweater rajut yang dipakainya. Ia menengadah ke atas langit, bintang gemerlap seperti cahaya lampu yang menggantung di atas langit hitam. Bulan sabit, menemani keindahannya. Pukul 7 tadi, Pinaka beranjak dari kasur setelah mengumpulkan niat untuk membeli stok pembalut yang hampir habis.

Udara cukup dingin menusuk tulang. Beruntung ia memakai celana training, bukan celana pendek.

Sekali-kali ia menoleh ke pengendara roda dua maupun empat yang lewat di jalan raya. Entah apa yang akan mereka lakukan, Pinaka tidak ingin tahu. Ia cukup berjalan lalu berhenti di salah satu Indomaret terdekat, bukan Pinaka pilih-pilih, letak Indomaret memang lebih dekat dari yang lain.

Ia mendorong pintu kaca itu lalu berjalan menuju di mana letak pembalut berjajar rapi bersama barisan popok bayi.

Pinaka mengambil empat bungkus sekaligus pembalut bergambar daun sirih berukuran sedang. Lantas, ia menuju meja kasir untuk membayar pesanannya.

"Ada promo minuman teh sehat yang bisa melancarkan pencernaan, beli satu gratis satu, apa mba minat?" tawar kasir perempuan berumur tidak jauh dari Pinaka.

"Nggak deh, Mba."

Pinaka kembali menyusuri rak-rak berisi jajanan menggugah selera. Ia terus berjalan mencari sesuatu yang bisa menambah mood nya. Dalam keadaan datang bulan seperti ini, makanan pedas memang menjadi buronan Pinaka. Pinaka mengambil dua bungkus samyang lalu berjalan kembali menuju meja kasir.

Ia menghentikan langkahnya, hampir saja makanan serupa mie itu terjatuh jika jari-jarinya tidak menggenggam erat.

Matanya menangkap siluet seseorang cowok tengah mengambil dua bungkus es krim di lemari pendingin. Saat cowok itu berbalik badan, tatapan Pinaka bertemu dengan seseorang itu. Keduanya membeku beberapa saat, tatapannya belum terputus sejak 5 detik.

"Kak Gavin?"

"Pinokio ngapain malem-malem kelayapan? Mau di gondol wewe?" tanya Gavin, sekilas ia melirik kedua tangan Pinaka penuh dengan makanan berbungkus merah cabai.

"Kak Gavin sendiri ngapain?" Pinaka alih bertanya.

"Beli es krim sama susu buat adik," jawabnya santai.

Pinaka mengangkat kedua alisnya, "Susu buat adik?" tanya Pinaka memastikan.

Gavin mengangguk, "Gue punya adik 4 tahun." jawabnya.

FANATIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang