Part 28

10.7K 826 107
                                    

FOLLOW noventyratnasari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW noventyratnasari

INSTAGRAM :
@noventyrns/ @pena__ven
@algerianddd
@pinaka_gainslee
@algeriandivanior.fansite

VOTE DAN SPAM KOMENTAR 🧡

•••FANATIK•••

"BAGI KETUA OSIS SMA DAN SMK PUSAKA NEGARA, MOHON UNTUK DATANG KE KANTOR PUSAT SEKARANG JUGA!"

Geisan mendengus kesal. Suara pemberitahuan yang terdengar dari speaker di setiap sudut kelas itu benar-benar jelas dan tegas. Menghimbau kepada ketua OSIS agar segera menuju ke kantor pusat Pusaka Nagara yang ada di gedung lantai ke dua di mana gedung ini menghubungkan SMA dan SMK. Letaknya yang ada di perbatasan SMA dengan SMK, memotong pagar perbatasan dengan gedungnya yang menjulang tinggi. Bisa di katakan kantor pusat Pusaka Negara, di mana kepala Pusaka Negara bertugas mengawasi dua sekolah yang selalu menimbulkan masalah.

Algeriand melirik Geisan. Pasti ada kaitannya dengan Pinaka, jika saja Algeriand adalah ketua OSIS, maka Algeriand lah yang ikut andil dalam masalah ini. Geisan selalu beruntung.

Geisan berjalan dengan terburu-buru, melewati ruang kelas mantan kekasihnya yang menatap siluet Geisan melintas di depan kelasnya. Nagissa menyadarinya. Ia mendengar simpang siur berita yang beredar terkait kasus Pinaka merundung Clarissa. Nagissa mengacungi jempol keberanian Pinaka dalam membuat mental Clarissa terjatuh.

Tanpa Nagissa berbuat apa-apa, Pinaka menunjukkan jati dirinya. Semoga setelah ini, Geisan maupun Algeriand menjauhi Pinaka si perempuan gatal.

Langkah kaki berbalut sepatu hitam milik Geisan terus berjalan menyusuri koridor kelas untuk bisa sampai di kantor pusat Pusaka Negara. Geisan terlalu malas untuk berjalan melewati lapangan outdoor dari lapangan upacara, futsal, voli dan basket. Pasti sangat panas dan menyengat, membuat kepala pening. Daripada melewati sinar mentari yang tengah berada tepat di atas sana, lebih baik membuang waktu untuk mengelilingi koridor.

"Geisan!"

Langkah kaki Geisan perlahan berhenti. Gadis berbibir merah menyala menghadang perjalanannya dengan wajah yang memelas. Geisan menaikkan sebelah alisnya, malas menjawab.

"Aku harap kamu bijak dalam mengambil keputusan. Aku tahu Pinaka pasti berarti buat kamu, tapi kamu juga harus profesional dalam menjalankan tugas, mau Pinaka adalah pacar kamu, sahabat kamu atau siapapun itu kalo dia udah bikin fisik dan psikis orang lain tertekan, artinya Pinaka harus mendapatkan ganjarannya. Mungkin fisik bisa pulih, tapi trauma nggak bisa di obati."

Geisan berdecak kesal, tanpa Cindy berkata seperti itu. Geisan akan bersikap tegas. Geisan tahu bahwa Cindy tidak mengetahui statusnya dengan Pinaka, lebih baik begitu, Geisan malu memiliki adik seorang perundung.

FANATIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang