Part 44

10.7K 789 142
                                    

FOLLOW noventyratnasari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW noventyratnasari

INSTAGRAM :
@noventyrns

VOTE DAN SPAM KOMENTAR 🧡

••• FANATIK •••

"Kak Revanuel, di mana Kak Algeriand?"

Revanuel terperanjat kaget ketika seorang gadis tiba-tiba berada di sampingnya. Revanuel menoleh ke kanan dan ke kiri, bel masuk belum berbunyi rupanya. Banyak siswa dan siswi berlalu lalang di taman sekolah.

"Lo liat dia di sini nggak?" tanya Revanuel kesal.

Gadis itu menggeleng. Ia ikut celingukan mencari keberadaan Algeriand, meski sudah tertolak, namun tidak mampu membuat gadis itu goyah.

"Nggak ada."

"Ya udah gue juga nggak tau!" celetuk Revanuel.

Hanum mencebikkan bibirnya kesal, "Kan Kak Revan bisa ngomong lembut, kenapa kasar banget, sih?!" protesnya. Ia melipat kedua tangannya di depan dada.

Revanuel lebih kesal lagi ketika Hanum ikut duduk di saung yang sama dengannya. Banyak saung-saung yang masih kosong, namun gadis itu memilih saung yang Revanuel jadikan tempat merebahkan diri karena kepenatannya dalam belajar.

Ia memisahkan diri dengan Gavin, Keano dan Algeriand sebab ia merasa kepalanya pusing dan ia rasa tubuhnya demam.

"Lo bisa pergi nggak? Gue mau tidur!" usirnya.

"Bentar lagi bel, kok Kak Revan mau tidur? Jangan-jangan mau bolos ya?"

"Mulut lo berisik tau nggak?!"

Hanum mengatupkan bibirnya, "Ya udah Kak Revan tidur deh, Hanum nggak berisik." lirihnya.

Revanuel melirik sekilas, Hanum masih duduk di saung yang sama. Menyenderkan kepala pada tiang saung dan matanya menatap bunga-bunga di taman sekolah.

Sebenarnya Revanuel kasihan dengan Hanum yang selalu mendapat penolakan. Tidak lama kemarin gadis di sampingnya ini juga mendapat penolakan saat menyatakan cinta di depan murid-murid SMA Pusaka Negara dan sempat menjadi perbincangan siswa-siswi sebab keberaniannya dalam menyatakan cinta.

Namun, Revanuel juga tidak menyalahkan Algeriand sebab sahabatnya itu memilih Pinaka daripada Hanum. Revanuel paham perasaan Algeriand, jika diposisikan sebagai Algeriand pun Revanuel akan memilih Pinaka.

FANATIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang