Part 57

9K 658 90
                                    

FOLLOW noventyratnasari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW noventyratnasari

INSTAGRAM : noventyrns

VOTE DAN KOMENTAR YUK 🧡

••• FANATIK •••

Pinaka menatap jam tangannya, sudah hampir pukul empat sore. Bias cahaya mentari oleh sinar jingganya membuat Pinaka bersemangat kali ini. Mungkin sudah seribu kali mata Pinaka terus menatap jam, berharap waktu cepat berlalu.

Diberatkan oleh dua pilihan, antara menemui Algeriand ataupun Delfarid. Menghabiskan waktu berjam-jam lamanya untuk menentukan pilihan. Pertimbangan demi pertimbangan Pinaka mencoba mencari solusi yang tepat. Akhirnya, Pinaka memiliki ide untuk tidak mengecewakan salah satunya.

Pinaka tersenyum gembira ketika mendengar bunyi bel telah berdering pertanda pulang. Dengan hati yang mantap, ia berjalan menuju salah satu tempat di antara dua pilihan.

Satu per satu anak tangga ia lewati untuk mencapai lantai atas. Hingga pada akhirnya anak tangga terakhir, tepat di depannya terdapat pintu untuk masuk ke lantai rooftop. Pinaka menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian perlahan mendorong pintu besi itu.

***

Sudah hampir lima belas menit Delfarid menunggu kedatangan Pinaka dengan hati gundah. Ia masih tidak ingin mengalah dan tetap memilih untuk menunggu. Entah mengapa ia sangat yakin bahwa Pinaka akan menghampirinya. Delfarid akan memberikan sedikit waktu lagi.

Dalam tebakkan nya, Pinaka tengah dalam perjalanan menuju ke rooftop SMK. Entah mengapa, Delfarid mempercayai itu.

Krekkk...

Delfarid tersenyum menang menatap langit jingga ketika mendengar suara pintu rooftop terbuka. Melegakan. Rupanya Pinaka memilih untuk menghampirinya alih-alih menghampirinya daripada Algeriand.

Langkah kaki kecil semakin mendekat kearahnya.

Delfarid membalikkan badannya menyambut kedatangan Pinaka.

"Hai, Pin—"

Delfarid tidak lagi melanjutkan perkataannya. Bibirnya tertutup rapat, senyumnya memudar secara perlahan.

"Hai, Kak Delfarid. Maaf gue yang datang ke sini karna Pinaka ada janji sama orang. Kak Delfarid boleh ngomong sama Malika aja, nanti Malika sampaikan ke Pinaka."

Malika melambaikan tangannya dengan senyum lebarnya. Sebenarnya Malika malas menuruti perintah Pinaka untuk menghampiri Delfarid. Namun, mau bagaimanapun Pinaka adalah sahabatnya. Bahkan karna sangat ingin Malika bantu, Pinaka sampai memohon-mohon. Siapa yang tidak merasa iba?

FANATIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang