Part 41

12.9K 853 108
                                    

FOLLOW noventyratnasari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW noventyratnasari

INSTAGRAM :
@noventyrns

VOTE DAN SPAM KOMENTAR 🧡

••• FANATIK •••

Malam yang cukup dingin. Sudah di pastikan besok adalah hari yang panas. Mobil merah milik Algeriand terhenti di depan gerbang hitam. Sejenak ia sempat melirik garasi mobil pada rumah itu, salah satu mobil terparkir di sana dalam posisi menyamping. Sialnya, Algeriand tidak bisa melihat nomor plat nya karena posisi mobil itu terparkir ke arah samping. Algeriand mengamati secara intens mobil putih tersebut, sepertinya Algeriand tidak asing dengan mobil itu. Namun, mobil siapa? Algeriand tidak begitu mengenalinya.

Ia merogoh saku jaket army nya, meraih benda pipih itu. Lalu ia menekan tombol yang ada di samping ponselnya, membuat layar menyala terang sinarnya menerpa wajah Algeriand di tengah kegelapan.

Tidak lama, berikutnya ia mendengar bunyi langkah kaki terburu-buru semakin mendekat. Seseorang datang membuka gerbang yang menjadi pemisah, lalu ia tersenyum manis.

"Kak Algeriand mau ajak Pinaka ke mana?" tanya gadis itu. Rupanya ia telah siap untuk di ajak pergi Algeriand, entah kemana sebab cowok tinggi jakung itu tidak memberitahunya.

Sebenarnya Pinaka tidak keberatan, lagi pula jam belum jauh dari pukul 7 malam.

"Ketemu orang spesial," jawab Algeriand santai.

"Hm? Siapa?"

"Masuk! Lo liat aja nanti."

Pergerakan dagu Algeriand mengarah pada mobilnya yang ada di belakang badannya. Pinaka mengangguk patuh, masuk ke dalam mobil Algeriand dengan hati-hati. Bahkan mendahului Algeriand yang masih mematung di tempat.

Ia rasa Algeriand masih berdiri memandang rumahnya. Pinaka menoleh, membuka kaca mobil dan benar saja Algeriand sibuk mengamati mobil Geisan yang terparkir di sana.

"Kak Algeriand, tunggu apa lagi?" tanya Pinaka polos.

Algeriand mengangguk lantas berjalan masuk ke dalam mobil untuk segera mengajak Pinaka menuju tempat yang telah ia pikirkan matang-matang.

Mobil merah itu membelah jalanan kota. Mungkin jika di lihat dari atas rooftop gedung pencakar langit, maka hanya terlihat kelap-kelip lampu di jalan. Astaga, Pinaka jadi ingin melihat lampu-lampu kota di malam hari dari atas gedung. Pasti menyenangkan.

FANATIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang