Part 32

11.8K 785 64
                                    

FOLLOW noventyratnasari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW noventyratnasari

INSTAGRAM:
@noventyrns/ @pena__ven
@algerianddd
@pinaka_gainslee
@algeriandivanior.fansite

VOTE DAN SPAM KOMENTAR 🧡

•••FANATIK•••

Jalanan sore terasa sepi. Area jalan masuk ke apartemen milik Malika sungguh sunyi. Mengundang Pinaka untuk turun ke bawah, sekedar mencari angin sore. Tentu Pinaka bosan jika harus di dalam apartemen saja. Untuk bisa masuk ke apartemen, di kelilingi oleh taman luas. Mungkin jika jalan-jalan sebentar di taman indah di bawah sana, sembari menunggu Malika pulang dari sekolah, mampu menghilangkan rasa bosan.

Tenggelamnya mentari di ufuk barat, bersamaan dengan bersinarnya bulan indah di langit hitam di sana.

Pinaka mendongakkan kepala menatap langit sore. Entahlah, ia sangat suka melihat bintang-bintang dan bulan yang menggantung di sana. Sudah lumayan jauh ia berjalan. Ternyata ada halte di sini, mungkin halte ini digunakan untuk menunggu pesanan taksi agar tidak terlalu jauh berjalan.

Gadis itu duduk di halte beratap biru tua. Ia menoleh ke samping di mana nama apartemen menyala terang berwarna putih. Indah, nama itu menempel pada gedung apartemen. Golden Wings, dari namanya saja sudah pasti pemiliknya adalah pengusaha berkelas. Pinaka harap bisa seperti pendiri apartemen ini, Pinaka ingin menjadi orang yang sukses.

Suara motor perlahan mendekat terdengar di telinga Pinaka. Rupanya motor gede berwarna hitam berhenti di sisi jalan. Pinaka mengernyit, melihat pengguna motor merupakan anak SMA Pusaka Negara terlihat dari seragamnya. Saat helm full face itu terbuka, rupanya Revanuel.

Revanuel membenarkan rambutnya, kemudian berjalan mendekat ke arah Pinaka. Ia duduk di samping Pinaka sembari melepaskan sarung tangannya.

"El?" panggil Pinaka tidak percaya. Revanuel benar-benar hadir di hadapannya sembari menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa? Kaget ya?" tanya Revanuel seolah tahu apa yang ada di pikiran Pinaka.

Pinaka mengangguk, "Kamu tau aku di sini dari siapa?" tanya Pinaka.

"Dari teman lo."

"Malika bocorin keberadaan aku ke kamu?"

Revanuel mengangguk.

"Gue ada di pihak lo, gue yakin lo nggak salah. Jangan marahin teman lo, karna gue yang desak dia buat ngomong."

Pinaka tertegun. Untuk apa Revanuel mendesak Malika agar membeberkan keberadaannya? Padahal ini bukan urusan Revanuel, bahkan Revanuel tidak ada campur tangannya di sini.

FANATIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang