Part 49

11K 847 321
                                    

FOLLOW noventyratnasari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW noventyratnasari

INSTAGRAM :
@noventyrns

VOTE DAN SPAM KOMENTAR 🧡

••• FANATIK •••

"Ada apa ya, Kak Delfarid?" tanya Pinaka.

Ia mendongak menatap Delfarid yang lebih tinggi darinya. Langkah kaki Delfarid terus mengayun ke depan, mengajak Pinaka menjauh dari ruang kelas. Pinaka hanya mengikuti langkah Delfarid yang terkesan santai, tidak seperti biasanya.

"Kenapa lo mengundurkan diri jadi penanggung jawab lomba fotografi?" tanya Delfarid, sembari kakinya terus berjalan menuruni tangga.

Awalnya Pinaka tidak menebak bahwa Delfarid akan menanyakan hal ini. Pinaka malam tadi memang membuka aplikasi WhatsApp untuk memberitahu pengunduran dirinya menjadi penanggung jawab lomba fotografi, alasannya karna Pinaka sedang tidak mood untuk menjadi penanggung jawab.

"Karena Pinaka nggak bisa, Kak."

"Jangan campurkan urusan pribadi di dalam kepentingan kelompok!" tegasnya.

Pinaka mengangguk, ia paham telah melakukan kesalahan. Pinaka mementingkan dirinya, pada awalnya Pinaka yang mengajukan diri namun Pinaka juga yang mengundurkan diri. Seolah Pinaka mengesampingkan masalah kelompok yang telah menjadi kewajibannya.

"Maaf, Kak. Pinaka salah," lirih gadis itu.

"Lo juga batal daftar lomba fashion show, kan?"

Pinaka mengangguk tanpa suara. Pada awalnya Pinaka memang mengikuti lomba fashion show untuk memaksa Algeriand menjadi pasangannya. Namun, jika sudah seperti ini maka Pinaka tidak bisa lagi bersikap agresif pada Algeriand.

Bukankah Pinaka pernah berkata bahwa ia akan mundur ketika Algeriand mengakui bahwa ada wanita di hatinya? Ini saatnya Pinaka mundur, bukan untuk di tunda lagi.

"Ada masalah?" tanya Delfarid, ia merasakan sikap aneh Pinaka yang tidak biasanya. Pinaka tidak seceria hari-hari sebelumnya. Ini bukan Pinaka, karakter Pinaka tidak seperti ini.

"Enggak kok."

"Apa yang Algeriand lakuin ke lo?" tanya Delfarid lagi tidak menyerah.

Ia menghentikan langkahnya, begitupun Pinaka. Mereka berhadapan dengan mata yang saling memandang di ujung koridor.

"Kak Algeriand nggak ngelakuin apa-apa," jawab Pinaka beralibi.

FANATIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang