Part 56

9.5K 637 29
                                    

FOLLOW noventyratnasari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW noventyratnasari

INSTAGRAM : noventyrns

TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTAR SEBANYAK BANYAKNYA YUK 🧡

••• FANATIK •••

"Kalian berdua jadian?"

"NGGAK!" bantah Hanum dan Revanuel secara bersamaan.

Keano menatap penuh selidik pasa jersey futsal milik Revanuel yang dibawakan oleh Hanum. Tampak mencurigakan, Hanum kembali membantah.

"Kenalin, sekarang aku asisten pribadinya Kak Revan."

Jelas Gavin dan Keano menatap Revanuel penuh tanda tanya. Mengapa secara tiba-tiba?

"Kacung lebih tepatnya!" sembur Revanuel menanggapi.

Hanum mengelus dadanya, "Ya Allah, sabar aja deh. Cuma sebulan aku di nistakan."

"Kenapa ini bocah lo jadiin kacung?" tanya Gavin ingin tahu.

"Taruhan."

Hanum begitu kesal mendengar jawaban Revanuel. Andai saja ia tidak menawarkan taruhan waktu itu. Katakan saja Hanum bodoh. Namun, siapa yang dapat begitu percaya bahwa Revanuel memberikan nomor Algeriand ke Hanum secara cuma-cuma. Akan tetapi, nasib berujung tidak mengenakan. Perkiraan Hanum, Revanuel memberikan nomor orang lain. Tetapi ternyata Revanuel benar-benar memberikan nomor Algeriand.

Taruhan itu mengakibatkan Hanum harus menjadi kacung Revanuel selama satu bulan penuh. Menyebalkan. Padahal walaupun nomor pemberian Revanuel adalah nomor Algeriand, Hanum tidak bisa menghubunginya.

Mungkin bisa. Hanum mengirimkan stiker love, naasnya hingga kini tidak terbaca. Beruntunglah dia yang di respon oleh Algeriand.

Hingga kini Hanum masih tidak bisa menerima nasib bahwa persentase untuk mendapatkan Algeriand adalah 0,01%.

"Beliin gue sama mereka minum, satu cup cappucino, satu cup milk coffee sama satu lagi coffee brown sugar!"

Hanum berdecak, "Kenapa nggak beli sendiri, sih? Kalian kan masih punya kaki!" tolaknya sembari berkacak pinggang.

"Jadi, lo nggak mau gue comblangin ke Algeriand, nih?" tawar Revanuel.

"Ck, ya udah iya iya!" putusnya.

"Sini!" Revanuel merebut jersey nya kemudian melemparnya di kursi. "Nggak pake lama! Kita tunggu di sini!" tunjuk ya pada lantai koridor belakang kelasnya.

FANATIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang