Part 38

11.2K 842 64
                                    

FOLLOW noventyratnasari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW noventyratnasari

INSTAGRAM :
@noventyrns

VOTE DAN SPAM KOMENTAR 🧡

••• FANATIK •••

"Baru kali ini aku masuk SMA bukan sebagai penyusup," celetuk Pinaka.

Setelah ia membuka pintu mobil Delfarid, Malika dan pemilik mobil pun ikut keluar dari dalam mobil putih itu. Parkiran SMA terasa sepi, sebab ini sudah memasuki jam pelajaran.

Hasil dari membujuk Delfarid sekuat tenaga. Akhirnya, ketua OSIS SMK itu pun mengizinkan Pinaka untuk mendampingi Malika dalam perlombaan tari di SMA Cakrawala. Sebenarnya kehadiran Pinaka di sisi Malika tidak akan mengubah apapun, tapi dengan kebaikan hati seperti malaikat, Pinaka menyetujui untuk menemani Malika melaksanakan lomba. Kasihan juga jika Malika sendirian, hanya berteman dengan Delfarid yang bahkan tidak akrab sama sekali.

"Pin, perut gue mendadak sakit gila!" gerutu Malika mengusap lembut perutnya.

"Itu karna kamu nggak pernah ikut lomba, Mal. Demam panggung jadinya!" celetuk Pinaka pula.

"Udah, udah, buruan masuk!" titah Delfarid mendahului langkah.

Malika ikut mengambil langkah meninggalkan Pinaka yang berdecak kesal merasa terabaikan. Ia ikut berjalan mengimbangi langkah Malika dan Delfarid. Tujuan utama mereka adalah sanggar tari SMA Pusaka Negara yang ada di lantai 3.

"Udah kayak orang tua yang mau daftarin sekolah anaknya aja," kata Pinaka.

Delfarid menoleh kepadanya dengan cepat. Gadis itu berkata seolah tidak ada yang salah dengan ucapannya.

"Kode mau dinikahin Kak Delfarid itu mah!" balas Malika.

Plakkk!

"AWWW! Pin, gue becanda sumpah kenapa gue di geplak beneran?"

Pinaka merengut lucu, usai melayangkan telapak tangannya ke arah lengah Malika. Gadis itu terlihat mengusap lengannya dengan bibir tak kunjung berhenti mendesis kesakitan. Delfarid tidak menanggapi, ia berjalan sesuai tujuan tanpa menghiraukan kedua gadis di hadapannya yang terlalu banyak bercanda.

"Mulut kamu nggak bisa di saring? Kalau Kak Algeriand denger gimana?" protes Pinaka.

Mendengar nama Algeriand, Delfarid melirik Pinaka sekilas. Membuat suasana hati Delfarid menjadi buruk saja. Baru pukul 8 tapi mood nya sudah hancur melebur.

FANATIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang