Part 27

11.5K 857 79
                                    

FOLLOW noventyratnasari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW noventyratnasari

INSTAGRAM :
@noventyrns/ @pena__ven
@algerianddd
@pinaka_gainslee
@algeriandivanior.fansite

VOTE DAN SPAM KOMENTAR 🧡

•••FANATIK•••

Pinaka memasukkan kembali ponsel ke dalam saku jas merah maroon miliknya. Bibirnya melengkung ke bawah. Seolah kehilangan sesuatu yang berharga, Pinaka tidak bisa mengantarkan Mama dan Papa ke bandara untuk kembali ke Surabaya. Mendapat pesan dari Mama, rasanya seperti kehilangan. Pinaka belum melepas rindu dengan kedua orang tuanya, namun karena keadaan tidak bisa membuat Mama dan Papa menetap lebih lama di rumah.

Mau bagaimana lagi? Papa membutuhkan Mama di sisi, lagi pula lebih baik Pinaka tinggal berdua bersama Geisan daripada nantinya Papa pulang membawa Mama baru.

Sang penguasa cahaya telah menyapa, memberikan kehangatan bagi alam semesta. Pinaka berangkat sekolah menggunakan taksi online. Entahlah Pinaka tidak menginginkan ocehan Alyora yang pasti memenuhi telinga. Membayangkannya saja sudah muak.

Mobil itu berhenti tepat di depan gerbang besar SMK Pusaka Negara. Pinaka segera mengeluarkan nominal uang yang harus di bayar lalu beranjak turun dari taksi.

Ia menatap poster dengan model dirinya lengkap dengan kata-kata bodoh yang ia tulis. Memalukan! Namun, Pinaka harus menghadapinya. Ia ingat kata-kata Malika yang membuat hatinya tergerak. Momen seperti ini harusnya Pinaka gunakan sebaik mungkin untuk mendekati Algeriand lebih gencar lagi. Selama Algeriand bukan milik siapa-siapa, maka Pinaka tidak berhenti untuk mencintainya.

Beberapa tatapan terlempar untuk Pinaka. Meski sedikit membuat gadis itu merasa risih, namun ia kembali memegang kata-kata Malika untuk membiarkan seseorang yang buta akan perjuangan.

Hingga ia sampai di dalam kelas, semua pasang mata menoleh padanya. Pinaka tidak bisa mengartikan tatapan itu, yang pasti tatapan itu seolah menilai hubungan yang kemungkinan terjalin antara Pinaka dan Algeriand.

"Weh, Pinaka! Gimana? Dapet Algeriand nya?" celetuk salah satu penghuni kelas Pinaka bernama Algi.

Beberapa teman Algi melempar tawa kecil atas ucapan spontan yang keluar dari mulut cowok berbadan kecil dengan mulut lemes.

"Pasti dapet! Pinaka cantik!" balas salah satu teman perempuan Pinaka, dia Milan.

Milan dan Algi saling adu tatapan tajam.

"Cantik? Kalo gue sih males banget punya pacar kayak Pinaka," balas Algi pula.

Milan mendadak naik pitam, "Lagian emang Pinaka mau sama lo? Heh, selera Pinaka tinggi! Algeriand yang ganteng aja nggak segitunya, lah lo yang mukanya kayak daki badak sok menghina. SETUJU NGGAK GUYS!" teriak Milan.

FANATIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang