Part 37

11.6K 802 138
                                    

FOLLOW noventyratnasari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW noventyratnasari

INSTAGRAM :
@noventyrns

VOTE DAN SPAM KOMENTAR 🧡

•••FANATIK•••

Plip plip plip plip ...

Dengan sebelah kaki tersandar di tembok sedangkan sebelah kakinya lagi di kasur, gadis itu tertidur dalam keadaan mulut yang menganga. Seolah terlalu menikmati waktu tidurnya, hingga bias cahaya yang masuk menyusup dari jendela pun tidak dapat membangunkan dari tidurnya. Teramat nikmat, sehingga melupakan kewajibannya sebagai siswi. Bunyi ponsel dari samping telinga rupanya berhasil mengusik.

Pinaka meraih ponsel itu lalu dengan mata sedikit memejam, ia masih sangat mengantuk. Ia menerima panggilan itu hanya sebatas daheman saja.

"Lo belom bangun? Bodoh!" hardik seseorang di seberang telepon, suaranya tergeram kesal dengan backsound keramaian sekolah.

Pinaka menggaruk hidungnya, "Ini siapa?" tanya gadis itu masih dengan keadaan mata terpejam, suaranya menunjukkan ciri khas orang baru bangun tidur.

"Ini udah jam setengah tujuh, Pin. Lo nggak sekolah?"

Pinaka terbangun dari tidurnya dengan terburu-buru. Dengan kepala pening akibat darah rendah ia menatap jam dinding yang menggantung di sana dengan ponsel yang masih menempel pada daun telinga.

"Kok kamu nggak bangunin aku sih, Ge!" gerutu Pinaka kesal.

"Gue berangkat pagi, ada urusan sama perlombaan tari. Sekarang lo bangun, mandi, sarapan habis itu berangkat sama angkot aja deh."

"Lah Alyora?" tanya Pinaka.

"Alyora aja ngira lo berangkat bareng gue," jawabnya.

"Jadi Alyora ninggalin aku?"

"Lo pikir dia mau nunggu lo?"

Pinaka mematikan sambungan telepon dengan kesal. Ini semua karna mimpinya yang terlalu indah. Astaga, ia bermimpi jalan-jalan dengan Algeriand di malam hari lalu berhenti di pinggir jalan dan Algeriand bersikap manis pada Pinaka. Mimpi yang tidak dapat Pinaka lupakan.

Di dalam mimpi Pinaka mendapat perlakuan khusus dari Algeriand. Cowok itu menjelaskan kesalahpahaman soal pacar yang di sebut-sebut oleh warga sekolah. Wajah Pinaka berubah lesu ketika mengingat bahwa Algeriand mengakui telah memiliki seorang kekasih. Pinaka menghembuskan nafasnya kesal, menyikat giginya penuh kemalasan.

FANATIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang