FOLLOW noventyratnasari
VOTE DAN KOMENTAR SEBANYAK BANYAKNYA YUK SEMANGAT 🧡
••• FANATIK •••
Geisan menghentikan aksinya untuk membuka pintu mobil. Ia mengernyitkan dahi, ketika melihat mobil merah berhenti di depan gerbang tepat di hadapan adiknya yang tengah menunggu Delfarid.
Itu bukan mobil Delfarid. Mobil keren itu milik teman satu kelasnya–Algeriand.
Ingin tahu percakapan yang terjadi di antara keduanya, Geisan memilih untuk menguping. Lagi pula jam masuk sekolah masih lumayan lama.
Algeriand turun dari mobil. Tampak seperti biasanya. Tampan. Ia menghampiri Pinaka yang memutar bola mata, bersedekap dada, seolah kedatangan Algeriand mengacaukan paginya.
"Hai! Nih."
Pinaka menatap satu tangkai bunga mawar merah muda yang Algeriand berikan untuknya. Tidak minat untuk menerimanya, Pinaka membuang muka.
"Aku bukan orang mati yang setiap hari di kasih bunga!" celetuk gadis itu.
Cukup menyakiti hati Algeriand. Tapi tidak apa. Bukankah dahulu Algeriand sering menolak Pinaka?
"Gue nggak akan capek kirim lo pink rose."
"Ah, ya terserah kamu aja. Silahkan pergi!" usir Pinaka.
Algeriand menghembuskan nafasnya. Rupanya Pinaka belum juga membuka sedikit hatinya untuk memaafkan Algeriand.
"Berangkat bareng gue, yuk?" ajaknya.
Pinaka menggeleng, "Males." acuh Pinaka.
Gadis itu mengangkat pergelangan tangannya, kemudian menatap jarum jam yang terus berjalan.
"Lo cantik kalau rambutnya di ikat begitu," puji Algeriand dengan senyum tulusnya. Menatap rambut yang Pinaka ikat menjadi satu, menyisakan poni yang menutupi dahinya. Meski Algeriand tahu bahwa Pinaka memakai ikat rambut hitam, yang tentunya bukan pemberian darinya.
Mendengar hal tersebut, Pinaka menarik ikat rambut, ia menyisir rambutnya dengan jari-jari tangan. Algeriand tertegun melihat sikap Pinaka. Yang menolak untuk Algeriand puja.
Klakson mobil mengejutkan ketiganya. Algeriand, Pinaka dan Geisan yang setia menatap kejadian memprihatinkan itu.
Mobil hitam berhenti di belakang mobil Algeriand. Saat pemiliknya menuruni mobil, rupanya Delfarid yang menyambut Pinaka dengan senyuman. Pada awalnya ia terkejut atas kedatangan Algeriand.
Belum mati juga rupanya si Algeriand, desis Delfarid dalam hati menatap kesal ke arah Algeriand.
Pinaka melirik Algeriand yang menatap intens ke arah Delfarid. Lantas meninggalkannya berdiri di sisi jalan. Pinaka memilih masuk ke dalam mobil Delfarid untuk berangkat sekolah bersama, seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANATIK [SELESAI]
Ficção AdolescenteTing! @algeriandivanior.fansite menandai anda dalam sebuah kiriman! Belum sempat Algeriand meneguk air mineral di tangannya, kening pria tampan itu berkerut mendapati notifikasi yang tidak asing lagi baginya. Akun fansite yang selalu mengunggah selu...