Ji Chanyeon mendadak hadir kembali ke kehidupan Diana Hadid setelah 3 tahun keduanya berpisah.
Diana membenci perkara Chanyeon kembali. Pasalnya ada kenangan indah yang malah menyakitkannya saat ditelaah ulang bersama idola hallyu satu ini.
Ini pe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam terlarut, fajar shidiq sudah menyongsong.
Sebelum memasak sarapan pagi, Diana di hari pertama Diana sudah bertugas membangunkan Chanyeon. Kini dirinya sudah meraih tablet pemonitor rumah di atas nakas kamar, lalu bergegas ke kamar Chanyeon.
Uh! Menerima opsi kedua dari Chanyeon ini sungguh membuatnya menjadi seperti budak saja. Mengapa pula ia juga harus membangunkan lelaki happyvirus palsu itu setiap hari. Menambah pekerjaan saja. Merepotkan. Dan benar-benar lelaki dewasa yang tidak mandiri. Jangan ditiru! Dan jika ingin memilih pasangan hidup jangan sampai memilih lelaki macam dia!
Satu, dua, tiga, hingga lima detik, tak ada jawaban apa pun. Diana mengetuk pintu sekali lagi.
"Apakah kau sudah bangun, Oppa? Sudah hampir jam delapam, loh." Diana berseru berbohong perihal jam delapan, melebihi hampir satu jam interuksi membangunkan Chanyeon tadi malam yang tertitahkan lewat pesan Line.
Lima detik berlalu lagi, tak ada tanda-tanda sedikit pun jika Chanyeon sudah bangun. Hingga dirinya menempelkan sebelah telinga ke pintu. Mencoba mengintai pergerakan, walau hanya minim. Namun, nihil, tetap hening. Uh! Dasar lelaki dewasa pemalas!
Sudah geram nian, tanpa perlu meminta izin lagi, Diana langsung memasukkan enam digit angka ke kunci digital kamar Chanyeon di sisi pintu, melangkah masuk. Dan benarlah, netranya langsung tersuguhkan oleh sosok jangkung yang tengah meringkuk lingkar seperti kucing di atas kasurnya dengan selipan bedcover yang mengusut sesuai pilinan lekukan tubuh Chanyeon.
Melangkah tergesa, Diana berlaku layaknya mamak yang hendak memarahi anaknya karena sulit dibangunkan di pagi hari ini dengan tatapan sebal. Kedua kakinya dengan cepat tertumpu pada pinggiran kasur Chanyeon.
"Irona!" cicitnya. Menepuk tubuh Chanyeon yang terselimut bed cover.
"Bangun, Oppa!" Menambahkan penekanan dalam nada suaranya. Pun tepukan yang semakin keras.
Tidak ada respon apa pun. Chanyeon sungguh terlelap tidur seperti mayat hidup. Diana mulai geram, lalu menyondongkan badannya untuk mengambil satu bantal menganggur di samping Chanyeon untuk membangunkan dengan memukul-memukulkan benda kotak empuk itu nanti ke tubuh atlestis Chanyeon yang kini terbalut sweater garis hitam-putih.
Sial! Alih-alih mencondongkan badannya untuk mengambil bantal untuk membangunkan, Diana justru terkelu akan niatan lakunya. Ia malah menjadi termenung dengan menatap lamun wajah Chanyeon yang masih terlelap. Pasalnya, wajah oval Chanyeon itu terlihat polos seperti bocah saat terlelap tidur dengan wajah kusut yang tetap tampan, apalagi dengan rambut cokelatnya yang berantakan. Ini menggemaskan, jauh sekali dari sikap menyebalkan jika lelaki jangkung di hadapannya itu sadar.