The Fist Bump

140 64 6
                                        

Dengan kegelisahan dan amarah yang menyesak dada Chanyeon, lelaki bongsor ini menanggalkan niat membeli cokelat batang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan kegelisahan dan amarah yang menyesak dada Chanyeon, lelaki bongsor ini menanggalkan niat membeli cokelat batang. Memilih kembali, duduk di sofanya lagi, menatap Diana yang bahkan tidak merespon dirinya datang--sibuk dengan softdrink-nya.

"Habiskan tteoppoki-mu, Oppa. Katamu jika sudah dingin tidaklah enak," omong Diana sembari menaruh softdrink ke meja. Mulai sibuk dengan tteoppoki miliknya lagi, melahapnya.

Chanyeon mematung. Kukuh menatap nelangsa Diana yang bahkan menghindari tatapannya.

"Sebenarnya siapa yang kau sukai, Anna? Aku atau sunbae yang memberimu cokelat, hmm?"

Suara dalam Chanyeon itu berhasil membuat Diana menjeda unyahan tteoppoki. Hatinya berdesir hebat.

"Kenapa diam?" Chanyeon tak sabaran untuk kenya Indonesia satu ini membuka suara.

Diana membisu. Menelan unyahan tteoppoki.

"Kemarin malam itu kau berbohong kepadaku? Iya, begitu?" Dada Chanyeon ngilu mengatakan itu. "Jadi kau mengerjaiku dengan mengatakan kau juga mencintaiku? Ini tidak lucu, Anna," decak Chanyeon.

Diana sudah bisa menangkap kekecewaan yang tengah tersulut di hati Chanyeon. Tetapi ia memilih mendiamkan lelaki itu sejemang, meminum softdrink.

"Oh, aku su--"

"Apakah tatapan mataku kemarin itu menandakan kebohongan, Oppa?" potong Diana setelah menaruh softdrink ke meja, menimpali tatapan kesal Chanyeon.

Chanyeon terhenyak akan omongan Diana.

"Apakah bahasa tubuhku kemarin malam mengisyaratkan kebohongan, Oppa? Huh!  Padahal sebenarnya aku sedang menanggung malu dengan mengatakan demikian kepadamu." Kedua pipi Diana mulai memanas membayangkan momen malam kemarin.

Chanyeon terhenyak lagi. Tidak. Tidak ada kebohongan secelahpun yang ia tangkap dari tatapan mata atau bahasa tubuh Diana di malam kemarin. Apalagi melihat bagaimana malunya kenya satu ini dengan menunduk dalam-dalam menghindari tatapan matanya.

"Aku hanya sebatas mengagumi layaknya para fans-mu, tidak lebih. Mudahnya, aku mempunyai sosok yang didolakanku dan di sisi lain juga aku mempunyai sosok yang kucintai. Kau pasti paham maksudku, 'kan?" jelas Diana.

"Mianhae, barusan kata-kataku pasti membuatmu kecewa. Jeongmal mianhae ...," imbuhnya. Benar. Ia menyesal telah mengatakan jika cokelat yang akan dibelikan Chanyeon tak akan seberharga dengan cokelat dari Dikta--efek terlampau senang mendapat cokelat dari idola.🙏

"Setidaknya, selama kau masih tinggal di rumah ini dengan perjanjian yang ada denganku, kau jangan pernah membuat hubungan lebih dengan lelaki lain, Anna. Kumohon, sekalipun lelaki itu begitu banyak memberikanmu pesona," pinta Chanyeon. Ia mulai luluh. Meneguk ludah dengan rikuh.

Go Away Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang