Jung Rara's Story

133 64 0
                                    

"Ini ponselmu, Anna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini ponselmu, Anna."

Chanyeon mengulurkan tangan, mengembalikkan ponsel Diana setelah membaca laman berita di portal web Naver perihal kecelakaan lalu lintas Choi Julia. Mobil yang dikendarainya menabrak pagar pembatas saat berada di sekitar Yeoju, provinsi Gyeonggi, tiga jam lalu.

"Kau tidak bergegas ke rumah sakit, hmm?" Diana mengangkat alisnya, setelah beberapa saat meraih ponselnya itu, Chanyeon justru bergeming tampak apatis. Sarapan paginya sudah selesai.

"Masih malas." Chanyeon bergelut dengan ayam gorengnya lagi.

"Masih malas?" Mengulang jawaban Chanyeon. Tak habis pikir.

"Ya! Dia eomma-mu! Bagaimana bisa kau bersikap apatis begitu?" Diana tampak tidak masygul.

"Aku tidak apatis. Hanya saja aku menjenguk Eommoni nanti saja." Melirik sejenak. Fokus dengan sarapan paginya yang sebentar lagi habis.

Diana semakin tak habis pikir akan sikap lelaki bongsor di hadapannya. Bagaimana bisa bersikap apatis setelah mendapat kabar jika eomma-nya baru saja kecelakaan lalu lintas, sekarang tengah dirawat di rumah sakit. Menurut berita, istri dari Parlemen Ji itu mengalami beberapa patah tulang.

"Kau tidak khawatir?" selidik Diana. Mulai geram dengan Chanyeon yang acuh tak acuh.

"Khawatir." Chanyeon selesai sarapan. Mengelap bibirnya dengan tisu.

"Berapa persen kekhawatiranmu, hmm?" Diana masih saja menyelidik dengan menyilangkan tangannya di atas meja makan.

Chanyeon meletakkan tisu yang sudah kusut di sebelah tangan ke atas piring kotornya. "Aku tidak tahu karena aku tidak menakarnya, Anna." Menatap Diana di hadapannya. Tersenyum tipis, mengesan kaku.

Diana memicing. "Kau masih waras, 'kan?"

Membulatkan netra, Chanyeon tampak tersinggung adanya, apalagi mendapati picingan mata Diana. "Mwo? Jaga omonganmu, heh!"

"Kupikir kau sudah tidak waras lagi. Bagaimana bisa sosok anak berbuat apatis ketika mendapati eomma-nya sakit parah," ujar Diana. Tersenyum kecut.

Chanyeon membisu dengan geram. Netranya mengilat masygul. Bibirnya ingin sekali mengatakan sesuatu, tapi ia tahan sebisa mungkin.

"Aku tidak apatis!" Kalimat itu yang terlesat dari mulutnya.

"Apatis!" Gadis di depan Chanyeon bersikeras akan sangkal. "Kau menyampingkannya!" Menambah kalimat pula.

"Aku sibuk!" sanggah Chanyeon.

"Dia lebih berharga dari kesibukanmu yang lain," sangkal Diana tak mau mengalah begitu saja, "Seharusnya ...."

"Kau tak tahu duniaku. Ak--"

"Jangan berkilah lagi. Dari lagatmu aku sudah tahu."

"Kau tak tahu apa-apa tentang diriku!"

"Aku tahu. Dan kau memang benar-benar an--"

Go Away Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang