Liburan musim dingin sudah usai, Diana jelaslah sudah mulai berangkat kuliah ke Seoul National University.
Seperti biasa, Diana hendak melakukan tugas pertamanya di pagi hari, rerapi rumah dan membangunkan Chanyeon yang jika tidur seperti mayat hidup.
Padahal sudah semangat sekali Diana ingin membangunkan Chanyeon, alih-alih dirinya baru saja membeli tembakan air kemarin di Myeongdong, khusus untuk menjaili lelaki oriental itu jika saja sulit dibangunkan di setiap pagi. Tinggal menyerangnya dengan menyemprotkan air ke furnitur wajahnya yang kusut bak Dewa Erosi dengan material tubuh layaknya ikan paus yang bongsor itu jika tak kunjung bangun. Sprot-sprot. Sangatlah praktis, pula seru.
Namun, nyatanya di pagi ini semua itu tetap menjadi imaji, belum dapat terealisasi. Lelaki pemalas itu malah sudah tak ada di kasurnya dengan meninggalkan bed cover yang menggulung begitu saja.
Diana menghempaskan napasnya kasar. Meratapi keseruannya yang diharapkan pudar begitu saja. Terseok-seok merapikan kamar Chanyeon dengan penuh kemalasan.
Lumayan berselang lama, tubuh ramping Diana turun ke lantai bawah dengan membawa keranjang baju kotor dengan langkah kaki dihentak-hentak keras. Ia masih saja kesal dengan lelaki jangkung satu itu, belum habis pikir, kenapa bangun sendiri.
Tepat di balokan tangga terakhir, gerakan kaki Diana terhenti, alih-alih mencium aroma sesuatu yang sangat familiar di rongga hidungnya.
Diana mengkembang-kempiskan hidungnya yang mancung. Lagi dan lagi. Masih tak percaya dengan apa yang tengah ia hirup. Pasalnya ia mencium aroma masakan kesukaannya di rumah. Biasanya Bi Tin yang memasak untuk keluarganya dengan lauk ikan asin, serta sambal dadak terasi. Dan masakan Bi Tin adalah yang terlezat. Dengan resep andalan "Ala Kampung" katanya.
Diana masih terus menghirup dan menikmati aroma segar dan gurih yang semakin kuat. Aroma sayur asem.
Adakah tetangga baru yang memberikan sayur asem sebagai wujud pengenalannya ke penghuni rumah ini? terka Diana dalam benak.
Berselang sesaat, Diana menggelengkan kepala.
Tidak. Mana ada tetangga baru di sini memberikan sayur asem. Adanya kue beras. Dasar halu! decaknya, masih dalam benak. Mengerucutkan bibir. Mengasumsi dirinya sendiri jika ini hanya halusinasi semata. Efek kangen rumah sepertinya.
Mencoba tak acuh, tubuh ramping Diana meneruskan laju jalannya yang sempat tertahan. Namun, parahnya semakin banyak langkah yang dirinya teruskan, aroma sayur asem itu semakin nyata tercium. Ini mengesalkan karena sungguh menggoda selera makannya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk memastikan kebenaran yang ada. Melangkah ke dapur dengan keranjang baju kotor yang masih dalam pelukan tangannya.
Sepasang mata cokelat Diana membulat sempurna mendapati apa yang tersuguhkan di dapur. Chanyeon tengah memotong-motong kacang panjang segar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Away
FanfictionJi Chanyeon mendadak hadir kembali ke kehidupan Diana Hadid setelah 3 tahun keduanya berpisah. Diana membenci perkara Chanyeon kembali. Pasalnya ada kenangan indah yang malah menyakitkannya saat ditelaah ulang bersama idola hallyu satu ini. Ini pe...