Ji Chanyeon mendadak hadir kembali ke kehidupan Diana Hadid setelah 3 tahun keduanya berpisah.
Diana membenci perkara Chanyeon kembali. Pasalnya ada kenangan indah yang malah menyakitkannya saat ditelaah ulang bersama idola hallyu satu ini.
Ini pe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seoul, Korsel, 2021
"Mwo?" Diana menaikkan tekanan suaranya. Sebelah tangannya di atas meja restoran, perlahan mengepal.
Netra sipit sosok lelaki di depan Diana melirik ke arah sebelah tangannya yang mengepal itu, menukik senyum tanpa sopan santun.
"Sepertinya kau sangat menikmati drama ini?" sulut Diana seraya menatap sebal tukikan senyum lelaki di depannya itu.
"Hmm, sangat," sahut lelaki itu enteng.
"Aku sungguh merasa dibodohi selama ini," masygul Diana.
"Wae?" Nada bass lelaki itu mengangkat suara lagi.
"Selama ini aku kebanyakan mendengar cerita-cerita teman di kampus tentangmu tanpa cela sedikitpun. Katanya kau adalah seorang happyvirus yang jika berada di dekatmu, mereka akan bahagia. Namun, nyatanya semua itu hanya bualan, omong kosong. Aku sungguh dibodohi oleh cerita-cerita mereka selama ini. Aku terkecoh. Kau tokoh publik, pasti banyak pencitraan yang kau lakukan." Kedua mata kelam Diana sinis.
"Tidak! Mereka benar. Bukan hanya sekedar julukan, aku memang seorang happyvirusdan bukan hanya sekedar pencitraan. Itulah kenapa mereka sangat loyal kepadaku," sangkal lelaki itu. Tak luput tukikan senyum di bibirnya.
Diana tersenyum masam mendengar jawaban itu. "Tapi mengapa semakin lama berada di tempat ini denganmu, aku justru semakin merasa kesal?" ujarnya, membuang muka sembarang.
"Itu karena kau membangkang, Agassi."
"Mwo? Membangkang?" Diana langsung naik oktaf.
"Hmm."
"Di mana letak membangkangku?!" Gadis ras melayu ini, alias Diana semakin kesal.
"Kusuruh kau memilih dua opsi yang kuberikan, tapi kau justru membuat opsi lain sebagai pilihan. Bukankah itu termasuk sebuah pembangkangan, Agassi?" interupsi lelaki itu. Bisa saja mendalih.
"Aku membuat opsi lain karena dua opsimu itu tidak rasional." Diana mengatakannya dengan kilatan mata menajam.
"Tidak rasional?" Lelaki itu melipat dahinya.
Diana mengangguk. Melipat kedua tangannya di dada. Tatapannya masih tetap menajam.
"Di mana letak tidak rasional itu? Aku hanya menyuruhmu mengganti rugi dalam dua opsi itu, Agassi."