Ji Chanyeon mendadak hadir kembali ke kehidupan Diana Hadid setelah 3 tahun keduanya berpisah.
Diana membenci perkara Chanyeon kembali. Pasalnya ada kenangan indah yang malah menyakitkannya saat ditelaah ulang bersama idola hallyu satu ini.
Ini pe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chanyeon merasa dirinya semakin tidak waras saja. Pasalnya ia berubah menjadi baik sekali kepada Diana atas kecanggungan yang mendadak menyergapnya beberapa saat lalu. Bukan hanya sekedar memesan samyetang halal saja, bahkan kini dirinya mengindahkan gadis ras melayu itu memesan makanan apa pun di siang ini. Dan anehnya, dirinya meluaskan Diana memegang ponselnya untuk langsung memesan, klik-klik. Ia sungguh merasa sudah abnormal.
"Aku memesan koreanchikin halal juga, ya, Oppa?" Diana melirik ke arah Chanyeon yang duduk di sofa beludru, berhadapan dengannya. Sudut bibirnya saling mengembang ceria.
"Terserah kau saja," jawab Chanyeon ketus seraya wajahnya ia palingkan ke samping, menjauh dari tatapan muka gadis ras melayu di hadapannya. Kedua tangan kekarnya ia silangkan di depan dada.
"Baiklah. Dan aku juga akan memesan tteokbokki dan eomuk." Tanpa acuh dengan lelaki di hadapannya yang berlaku masygul, Diana terus saja santai scroll, klik, memesan sepuasnya makanan di restoran online yang sudah bersetifikat halal dari KMF--Korea Muslim Federation.
"Berapa berat badanmu?" tanya Chanyeon ketika pesanan makan online mereka sudah datang, mulai menyantapnya di meja makan.
Diana yang bibirnya tengah membuka untuk melahap tteokbokki pedas dalam arahan sumpit, gerakan sebelah tangannya itu tertahan, menyempatkan melirik Chanyeon.
"57 kilo."
"Tinggi?"
"1,7 meter. Wae? Bukankah cukup ideal, ya?" Diakhiri dengkusan.
Menelan daging ayam samyetang di mulutnya dahulu, Chanyeon menggeleng. "Tidak. Aku hanya penasaran. Kau terlihat doyan sekali makan," jawabnya seraya netranya mengilat ke arah piring kosong Diana yang menyisakan 2 tulang paha ayam koreanchikin.
"Makanku sedikit seperti biasanya, kok." Apatis. Setelah mengatakan itu Diana langsung melahap satu suap tteokbokki lagi.
Chanyeon menimpal angguk untuk membenarkan jika makan gadis di hadapannya itu memang relatif sedikit-setahunya. Namun, entah, bisa saja saat ia tidak di rumah, jika makan sendirian gadis itu menghabiskan dengan porsi besar.
"Tapi bisa hilang kendali juga menjadi sangat bernafsu, memakan dengan porsi banyak jika sedang kesal," lanjut Diana. Kini tteokbokki dalam mangkuknya sudah habis, beralih ke jajan eomuk yang jika di Indonesia itu seperti otak-otak ikan yang ditusuk layaknya sate, tapi disajikan dengan kuah.
"Kesal? Wae? Karena kau tak jadi pergi ke Gam--" Suara bassnyaa buru-buru ditenggelamkan. Chanyeon merutuk dalam benak. Hampir saja keceplosan! Pabo!
"Gamcheon maksudmu?" Tak mempermasalahkan sedikutpun sikap perihal ucapan lelaki jangkung yang tengah duduk berhadapan dengannya, Diana langsung menyelidik dengan enteng, tanpa curiga. Satu tusuk eomuk sudah habis dimakannya.