"Apa kau mendengarnya?"
Rosie menatap Jimin. Taehyung merasa ingin menghilang dari situasi ini. Apakah sekarang adalah puncak dari hubungan tidak jelas antara Jimin dan Rosie yang berlangsung setahun belakangan ini?
"Aku rasa kau tidak bodoh untuk mengetahui jawabanku" kata Rosie lalu memilih pergi.
Jujur saja Jimin kaget mendengar nada kasar dari Rosie. Jimin memang tau semua teman Lisa adalah perempuan dengan mulut jauh dari kata anggun. Namun ini kali pertama Rosie menggunakan nada kasar padanya.
Selama ini Rosie selalu bertingkah manis dihadapannya.
"Selamat bung, kau telah membuat singa betina terbangun" kata Taehyung dengan menepuk bahu Jimin.
.
.
.
Lisa memasuki rumahnya saat pukul 7 malam. Lisa berharap semua alasan yang akan keluar dari mulutnya bisa diterima Jungkook.
Demi Tuhan daripada omelan Jungkook, Lisa lebih takut jika Jungkook menarik semua kartu kreditnya.
"Jungkook, aku ingin meminta maa-" Lisa terdiam saat memasuki kamarnya.
Jungkook sedang duduk dimeja belajarnya dengan map berwarna coklat.
Mampus!
Berkas-berkas ayahnya yang sempat Lisa curi. Dan sekarang ada pada Jungkook.
Jujur saja meskipun Jungkook kakak dan sekarang adalah kekasihnya itu tidak menutup kemungkinan bahwa Jungkook bisa saja berpihak pada ayahnya.
Lisa berjalan mendekat dengan ragu-ragu, "Jungkook kau tau, aku tidak sengaja menemukannya dan aku rasa aku perlu menyimpannya" kata Lisa dengan pelan.
Lisa takut dengan reaksi Jungkook setelahnya, apakah Lisa akan diadukan kepada ayahnya?
Lalu ayahnya kembali dari urusan luar negerinya dan menghabisinya saat itu juga?
Jungkook masih diam dan menatap Lisa. Tangan lelaki itu masih setia memegang map cokelat itu.
"Kemari" kata Jungkook memberi isyarat dengan tangannya.
Lisa diam ditempat.
"Aku bilang kemari Lalisa" ulang Jungkook.
Lisa akhirnya mendekat ke arah Jungkook. Saat sudah berdiri didepan Jungkook. Tangan Lisa tiba-tiba ditarik membuat tubuh Lisa jatuh pada pangkuan lelaki itu.
Tangan Jungkook memeluk pinggang Lisa, "Ada apa dengan ekspresimu?" tanya Jungkook.
Lisa sedikit menunduk, jemarinya bertaut dengan satu sama lain, "Aku takut kau akan marah"
"Untuk apa aku marah?"
"Aku mencuri berkas milik ayah"
"Lalu?"
"Mungkin kau akan mengadukan aku pada ayah"
Lisa menoleh pada Jungkook saat mendengar tawa lelaki itu.
"Kenapa kau berpikir seperti itu?"
Lisa hanya mengendikan bahunya. Jungkook yang melihat Lisa masih takut perlahan menggenggam tangan Lisa.
"Yang aku pikirkan saat membaca berkas itu adalah bagaimana keadaanmu Lalisa. Itu bukan hal mudah untukmu" kata Jungkook.
Lisa masih diam.
"Kau pikir aku akan berpihak pada ayah? Tentu saja tidak. Dengan tindakan ayah yang memindah paksa kekayaan ibu kandungmu kepada ayah itu jelas bukan hal yang benar"